Berita Viral

DONI Pratama Ngaku Kesal Dituduh Ojol Gadungan Gegara Bertemu Wapres Gibran, Anaknya Sampai Sakit

Doni Pratama (37) ojol yang diundang Wapres Gibran Rakabuming ke istana saat demo kerusuhan mengaku kesal terus menjawab isu settingan. 

Kompas.com
DRIVER OJOL - Doni Pratama (37), driver Indrive yang dituding gadungan saat bertemu dengan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, Minggu (31/8/2025). Ojol tersebut sedang melakukan klarifikas. 

TRIBUN-MEDAN.com - Doni Pratama (37) ojol yang diundang Wapres Gibran Rakabuming ke istana saat demo kerusuhan mengaku kesal terus menjawab isu settingan. 

Doni merupakan ojol dari inDriver. Warganet menuding bahwa Doni bukan driver ojol melainkan hanya settingan agar meredam aksi demo. 

Pertemuan driver ojol dengan Wapres Gibran istana pada Minggu (31/8/2025).  

Alih-alih dianggap membawa aspirasi, Doni malah dituding sebagai ojol gadungan, bahkan sempat mendapat ancaman.

Tudingan ini membuatnya harus memberi klarifikasi berulang kali.

Sebab, banyak ojol sekalipun yang mempertanyakan statusnya karena merasa tak mengenalnya dalam komunitas.

Ia pun mempertanyakan dasar tudingan itu dan menyebut seolah-olah ada standar ganda soal siapa yang diakui sebagai driver.

“Apakah kita harus daftar di semua komunitas? Itu baru diakuin gitu dan apakah kita harus masuk asosiasi atau serikat pekerja ojol? Kan nggak gitu,” kata Doni, Jumat (5/9/2025).

Baca juga: Wakil Gubernur Hadiri Pelantikan Fahmi Ummi Sumut: Sinergi Makin Kuat

Baca juga: Jelang Indonesia vs Lebanon, Catatan Pertandingan, Prediksi Line up Pemain

Doni menegaskan, ia adalah driver resmi Indrive sejak 2020. Tidak ada aturan yang mewajibkan ojol menjadi anggota asosiasi tertentu.

“Bisa dibilang full time, tapi saya juga, punya sampingan lain gitu, yang tadi saya bilang, saya punya warkop, cuma untuk sementara ini, saya tutup karena kondisi sekarang ini dan saya juga jualan online,” kata Doni.

“Memang saya bukan anggota (asosiasi), tapi kan tidak ada mau wajibnya ke sana,” tambah dia.

Keluarga ikut terdampak

Bagi Doni, dampak paling berat bukan hanya cibiran warganet, melainkan kondisi keluarganya yang ikut goyah.

Ia menyebut istri dan anaknya jatuh sakit akibat tekanan yang datang bertubi-tubi.

“Ya, jujur sedih banget gitu karena berdampak kepada keluarga. Keluarga saya, istri anak saya ngedrop, walaupun mungkin mereka tidak menunjukkan kesedihan atau apa, tapi dari segi kesehatan, ini ngedrop banget,” ujar dia.

Anaknya bahkan sempat mendapat komentar dari teman-temannya di sekolah.

Ia cemas bila tekanan tersebut bisa memengaruhi kondisi psikologis anaknya.

“Anak saya mungkin diam. Tapi dia juga akhirnya bicara, bahwa teman-temannya bilang, bahwa ayah kamu ada di sini, ada gini, dan dia nggak bisa jawab apa-apa. Saya cuma khawatir ya, mentalnya gitu,” ucap Doni.

Dapat ancaman di media sosial

Badai yang menerpa Doni semakin menjadi ketika ia mengaku menerima pesan ancaman dari akun tak dikenal melalui media sosial.

"Ada satu akun yang ngancem saya di sosial media saya. Itu ada yang ngancem sih, intinya dia ngancem, 'awas bakal gua cari lu, gua abisin',” kata Doni.

Selain itu, foto pribadinya saat mengenakan jas dan dasi juga beredar di media sosial dan disalahartikan, membuat keluarganya cemas.

“Orangtua saya juga WA, ini kan foto yang bener-bener foto saya pakai jas dan dasi. Itu real foto saya, tapi diambil waktu acara pesta atau kondangan. Saya enggak tahu itu fotonya (nyebar) dari mana,” jelas dia.

Aspirasi ke Wapres Gibran

Meski diterpa fitnah, Doni tetap menggunakan kesempatan di Istana untuk menyuarakan aspirasi.

Ia menanyakan langsung ke Wapres mengenai perkembangan kasus Affan Kurniawan, driver ojol yang tewas dilindas kendaraan Brimob saat kerusuhan di Jakarta Pusat.

“Saya tanya sama Pak Wapres, 'Pak maaf, apakah memang benar tujuh tersangka itu yang terjadi?' karena kita warga, netizen meragukan kan tidak jelas, apakah benar atau tidak. Pak Wapres cuma menjawab intinya, 'ikuti saja, proses hukum akan dijalani secara transparan, tolong percaya dulu sama pemerintah',” ujar Doni.

Selain itu, Doni dan driver lain juga menyampaikan aspirasi terkait perlindungan sosial bagi para driver ojol.

“Salah satu dari kami mengutarakan, ibarat mengusulkan bahwa BPJS ketenagakerjaan, jadi BPJS ketenagakerjaan atau BPJS buat ojol, Pak Wapres menerima aspirasi itu, dan kelihatannya positif,” kata Doni.

Ia juga menekankan pentingnya kepastian legalitas bagi profesi ojol agar aplikasi tidak bisa bertindak semena-mena.

“Nah selain itu, kita juga menuntut legalitas, legalitas payung hukum Ojol, supaya teman-teman itu tenang, aplikasi itu tidak semena-mena lagi sama kami, dalam arti kata program-program kayak Aceng (argo goceng) segala macam," jelas dia.

Berusaha ambil hikmah

Di tengah segala tudingan, ancaman, dan dampak bagi keluarga, Doni tetap berusaha melihat sisi positif dari peristiwa ini.

“Ada positif negatif pasti ada, gitu, ya, dibilang terganggu, ganggu, tapi, alhamdulillah, follower jadi nambah,” kata Doni.

Ia berharap, pihak-pihak yang sempat menudingnya bisa meminta maaf, tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga kepada seluruh driver ojol di Indonesia.

“Paling enggak, orang-orang yang tersebut klarifikasi gitu, minta maaf sama kami, bukan kami aja, sama teman-teman ojol seluruh Indonesia,” imbuh dia.

Baca juga: Innalillahi, Nandi Juliawan, Pemeran Encuy Preman Pensiun Meninggal Dunia dalam Kondisi Tragis

Baca juga: TERUNGKAP Motif dan Kronologi Alvi Mutilasi Sang Pacar, Tusuk Leher Tiara dari Belakang di Kamar Kos

(*/tribun-medan.com)

Artikel sudah tayang di tribun-jatim

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved