Berita Viral

Janggal Tewasnya Vian Ruma, Aktivis Lingkungan NTT, Ditemukan Tergantung Tapi Kaki Menapak Lantai

Berikut sosok Vian Ruma, aktivis lingkungan di Kabupaten Nagekeo Nusa Tenggara Timur (NTT), yang ditemukan tewas terikat.

Kolase: Instagram.com/vian_ruma
AKTIVIS TEWAS - Kolase foto Rudolfus Oktavianus Ruma alias Vian Ruma (30), guru Matematika SMPN 1 Nangaroro sekaligus aktivis lingkungan di Kabupaten Nagekeo, NTT ditemukan tewas terikat dalam sebuah pondok pada Jumat (5/9/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Janggal tewasnya Vian Ruma, aktivis lingkungan di NTT. Ditemukan tergantung tapi kakinya menapak lantai.

Kasus tewasnya Vian Ruma menjadi sorotan karena dinilai terlalu janggal.

Diketahui Vian Ruma, aktivis lingkungan di Kabupaten Nagekeo Nusa Tenggara Timur (NTT), yang ditemukan tewas terikat.

Jasad Vian Ruma sebelumnya ditemukan di sebuah pondok kebun di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, pada Jumat (5/9/2025) lalu.

Kasus kematian Vian Ruma dinilai janggal.

Di lokasi kejadian, juga ditemukan sepeda motor miliknya yang diparkir tak jauh dari pondok, serta telepon genggamnya yang tergeletak tak jauh dari jasadnya dalam kondisi tergantung.

Lantas siapa sosok Vian Ruma?

Vian Ruma memiliki nama lengkap Rudolfus Oktavianus Ruma.

Ia lahir pada 1995 dan tutup usia di umur 30 tahun.

Sehari-hari, Vian Ruma bekerja sebagai guru Matematika SMPN 1 Nangaroro.

Di sekolah tersebut ia berstatus sebagai guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) angkatan tahun 2020.

Vian Ruma masih lajang atau belum berkeluarga.

Kepala SMP Negeri 1 Nangaroro, Edith Ana Oko Pawe membenarkan Vian Ruma mengajar di sekolahnya.

Ia juga menyebut, Vian Ruma selama hidupnya dikenal baik.

Tidak terlihat yang bersangkutan sebagai sosok bermasalah.

"Setahu saya dan pengamatan kami di sekolah itu beliau baik-baik saja dan termasuk guru yang baik di sekolah itu.

"Di sekolah juga aman-aman dengan saya dan semua guru, tidak ada persoalan apa-apa," kata Edith, dikutip dari TribunFlores.com, Rabu (10/9/2025).

Edith pertama kali mendengar kabar tewasnya Vian Ruma, pada Jumat (5/9/2025) sekitar pukul 22.00 WITA.

Ia awalnya mengaku kaget mengetahui rekannya tewas dengan kondisi tak wajar.

Edith enggan mengomentari lebih jauh soal Vian Ruma.

"Kami sebenarnya saat ini masih dalam posisi kaget, mungkin saya tidak bisa banyak omong."

"Kita menunggu saja konfirmasi dari polisi," tegasnya.

Aktivis Lingkungan

Selain sebagai guru, Vian Ruma juga dikenal sebagai sosok aktivis lingkungan.

Ia getol menolak proyek panas bumi (geothermal) di Kabupaten Nagekeo. 

Lewat akun Instagram pribadinya @vian_ruma, Vian Ruma beberapa kali menyuarakan soal kelestarian.

Terakhir dirinya mengunggah foto, pada 7 Juni 2025.

Foto terakhirnya itu saat dirinya berkumpul dengan rekan-rekannya melakukan kampanye.

Mereka membawa gambar tangan dikepalkan dengan latar belakang kobaran api.

"Tanah kita masa depan kita," tulis Vian Ruma di keterangan foto.

Kabar tewasnya Vian Ruma turut menyita perhatian warganet.

Akun Vian Ruma dibanjiri ucapan duka atas kepergiannya.

Kematian tak wajar

PENEMUAN MAYAT - Helm milik korban di pondok saat penemuan mayat seorang pria tak dikenal di sebuah pondok kebun di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Jumat (5/9/2025) pagi.
PENEMUAN MAYAT - Helm milik Vian Ruma di pondok saat penemuan jasad di sebuah pondok kebun di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Jumat (5/9/2025) pagi. (TRIBUNFLORES.COM/HO.FACEBOOK RPL FLORIAN)

Kristoforus Kese (31), Ketua Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Hati Kudus Yesus, Maunori menilai kematian rekannya itu tidak wajar.

Hal tersebut tergambar dalam posisi Vian Ruma saat ditemukan tewas.

Alumni Universitas Kristen Satya Wacana (Unwira) Kupang itu ditemukan tergantung.

Akan tetapi kakinya menyentuh lantai pondokan.

"Kalau dia gantung diri kan pasti tidak sentuh tanah atau tenda di pondok. Ini kan tidak."

"Korban ini menurut kami mati tidak wajar. Kita minta kepolisian untuk selidiki peristiwa ini secara transparan dan tuntas. Kalau bisa, jenazahnya diautopsi," beber Kristoforus, dikutip dari Kompas.com.

Desakkan pengusutan tewasnya Vian Ruma juga datang dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kupang.

Ketua Bidang Lingkungan Hidup HMI Cabang Kupang, Ibrahim Iron meminta polisi segera turun tangan.

Ia mengkaitkan tewasnya Vian Ruma dengan kegiatan mendiang selama menjadi aktivis menolak proyek panas bumi (geothermal) di Kabupaten Nagekeo.

“Kami mendesak Kapolda NTT segera membentuk tim khusus untuk menyelidiki kematian almarhum."

"Jangan sampai kasus ini dibiarkan mengambang dan merugikan rasa keadilan publik,” katanya, dikutip dari TribunFlores.com.

“Keadilan harus ditegakkan, hukum tidak boleh tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Aktivis lingkungan adalah pejuang rakyat, bukan musuh negara,” tandasnya. 

Artikel sudah tayang di Tribun Flores

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved