Berita Viral
Resmi Tersangka, Terkuak Peran Oknum TNI Kopda FH dalam Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN
Babak baru kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta, yang melibatkan oknum prajurit TNI.
TRIBUN-MEDAN.com - Babak baru kasus penculikan dan pembunuhan Kacab Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta, yang melibatkan oknum prajurit TNI.
Kopda FH akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dalam pengusutan yang dilakukan Polisi Militer Kodam (Podam) Jaya
Komandan Pomdam Jaya Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto mengatakan saat ini Kopda FH juga sudah ditahan.
Baca juga: Nasib Oknum TNI Diduga Terlibat Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Diungkap Eks Kabareskrim

"Terduga pelaku dengan inisial kopda FH, terhadap yang bersangkutan sudah dilakukan penahanan dan ditetapkan sebagai tersangka," kata Donny saat dihubungi Tribunnews.com pada Jumat (12/9/2025).
Ia menjelaskan pada saat kejadian Kopda FH sedang dicari oleh satuannya karena tidak hadir tanpa izin.
FH, kata Donny, diduga berperan sebagai perantara untuk mencari orang guna melakukan penjemputan paksa terhadap almarhum Ilham.
"Peran yang bersangkutan sebagai 'perantara' untuk mencari orang guna menjemput paksa," kata Donny.
Sebelumnya, informasi dugaan keterlibatan oknum prajurit TNI dalam kasus tersebut juga diungkap oleh pengacara tersangka klaster penculikan Kacab Bank BUMN, Adrianus Agal.
Baca juga: Viral Pria Dipukuli Istri dan Keluarganya karena Gagal Belikan Camilan
Agal menduga ada keterlibatan oknum aparat berinisial F yang meminta kliennya menculik Ilham Pradipta.
Agal juga sebelumnya pernah meminta perlindungan hukum kepada Panglima TNI dan Kapolri karena adanya dugaan keterlibatan oknum tersebut.
Terkini, Agal mengapresiasi pemeriksaan oknum prajurit yang saat ini tengah dilakukan oleh pihak Pomdam Jaya.
"Yang pasti kami apresiasi lah, karena ada kode etik yang kami tidak boleh mendahului untuk bicara ke media tapi yang pasti bahwa informasi itu iya seperti itu," ungkapnya kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).
Agal menambahkan dari hasil pengembangan total tersangka yang sudah ditahan kurang lebih 15 orang.
"Di awal saya menjelaskan 3 klaster kemudian berkembang empat klaster, klaster intelek, klaster eksekutor, klaster penjemputan paksa, dan klaster pengintai," pungkasnya.
Berapa Banyak Oknum TNI Terlibat
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI Brigadir Jenderal (Marinir) Freddy Ardianzah membenarkan adanya Oknum TNI yang diduga terlibat.
Saat ini, nasib oknum TNI tersebut masih dalam tahap pemeriksaan Detasemen Polisi Militer Kodam Jaya.
"Sedang dilaksanakan pemeriksaan ya sehingga jelas keterlibatan yang bersangkutan," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigadir Jenderal (Marinir) Freddy Ardianzah, dilansir dari Kompas.com.
Namun, sejauh ini belum diketahui berapa jumlah prajurit TNI yang terseret kasus ini.
Diberitakan sebelumnya, Mohamad Ilham Pradipta ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB.
Eks Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji meyakini oknum TNI yang terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta tidak akan mendapat perlindungan.
Susno Duadji mengatakan, publik tidak perlu khawatir dengan keterlibatan oknum TNI dalam kasus ini.
"Karena aparat Polri/TNI, mereka sangat anti dengan perbuatan-perbuatan yang bersifat kriminal. Pasti tidak akan dilindungi."
"Pasti akan ditangkap, dan koordinasi antara Polri dan TNI sangat bagus," kata Susno Duadji dalam wawancara dengan KompasTV, pada Kamis (28/8/2025), dilansir dari Surya.co.id.
Menurut Susno, penculikan dan pembunuhan ini bersifat transaksional.
Penculik maupun eksekutor memiliki motif ekonomi atau semata-mata untuk mendapatkan uang.
Sementara motif dalang pembunuhan masih perlu diperdalam.
Baca juga: Kondisi Terkini Pelawak Sule Diungkap Anaknya Rizwan Fadilah, Ngedrop Pantas Jarang Muncul di TV
Susno menilai kalau motifnya hanya untuk penghapusan utang, tidak mungkin.
"Utang di bank tidak akan hapus dengan membunuh seseorang. Karena data utang itu ada di data elsktronik, hitam putih, dan tercatat sampai di kantor pusat. Kantor terbakar pun ada backup datanya," katanya.
Sementara untuk motif sakit misalnya tidak mendapat utang bank, masih dimungkinkan.
"Tapi apa iya, kalau gak diutangi aja sampai membunuh? Apalagi membunuhnya dengan cara melakukan penculikan, melalui kegiatan yang terorganisir. Ada yang berperan penculik, mengangkut ke lokasi eksekusi, ada eksekutor, ada untuk memata matai. Ini terlalu riskan kalau hanya masalah utang," ungkapnya.
Menurut Susno kalau hanya masalah utang sampai menculik dan membunuh, hal itu sangat bodoh.
"Saya menduga ada motivasi lain yang menyebabkan dia meakukan ini. Kalau orang dewasa, sampai membunuh orang, ada permasalahn yang sangat besar," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Adrianus Agal, kuasa hukum empat penculik mengatakan, ada oknum dari salah satu instansi yang terlibat kasus pembunuhan kepala cabang bank B
Menurut Adrianus, salah satu kliennya bernama Eras menerima perintah langsung dari seseorang berinisial F untuk menjemput paksa korban.
Perintah itu disebut hanya sebatas penagihan utang, tanpa pernah disampaikan rencana aksi yang berujung pada hilangnya nyawa Ilham.
“Adik kami, Eras, diminta untuk menjemput paksa. Setelah itu ada arahan lagi dari oknum F. Jadi sebenarnya klien kami hanya mengikuti perintah,” ungkap Adrianus di Polda Metro Jaya, Senin (25/8/2025).
Setelah Ilham diculik, korban sempat dibawa ke kawasan Cawang, Jakarta Timur.
Namun, perintah berikutnya dari sosok F membuat perjalanan berlanjut ke lokasi lain hingga peristiwa tragis itu terjadi.
Adrianus juga menyebut bahwa pihak berwenang sudah sempat memeriksa F di Denpom (Detasemen Polisi Militer).
“Karena ini masih dalam proses penyelidikan, kami belum bisa buka instansinya. Tapi yang jelas, oknum F sudah pernah diperiksa di Denpom,” ujar Adrianus dalam wawancara yang disiarkan Kompas.com, Selasa (26/8/2025).
Adrianus menepis bahwa Eras dan kawan-kawan adalah penculik bayaran.
Sebab kata Adrianus, Eras dan rekan-rekannya ini tidak tahu menahu soal rencana pembunuhan atas korban.
Karenanya Eras dan keluarga besarnya, tambah Adrianus, meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Sumber: TribunSolo.com/ Tribunnews.com
Baca juga: Jadwal Siaran Timnas Indonesia vs Lebanon Siapa Menang, Prediksi Susunan Pemain, Head to Head
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.