Berita Viral

HEBOH Duda di Bengkulu Dicambuk 100 Kali dan Ditonton Warga Usai Nekat Bawa Kabur Mantan Pacarnya

MH yang berstatus duda dijatuhi hukuman adat berupa 100 kali cambuk setelah nekat membawa kabur SS (39), mantan kekasihnya

HO Tribunbengkulu.com
RITUAL ADAT - MH menjalani prosesi cuci kampung di Desa Kampung Delima, Curup Timur, Jumat (12/9/2025), usai membawa kabur mantan kekasih yang sudah bersuami. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Heboh duda di Rejang Lebong, Bengkulu dicambuk 100 kali dan ditonton warga.

Adapun seorang pria berinisial MH (45) dicambuk sebanyak 100 kali.

Para warga berbondong-bondong menyaksikan jalannya prosesi adat yang jarang terjadi, yakni pelaksanaan cuci kampung terhadap MH.

MH yang berstatus duda dijatuhi hukuman adat berupa 100 kali cambuk setelah nekat membawa kabur SS (39), mantan kekasihnya yang diketahui sudah bersuami dan berkeluarga.

Tindakan itu dianggap mencoreng martabat keluarga, merusak rumah tangga orang lain, mengganggu keharmonisan masyarakat, serta mencoreng nama desa.

Prosesi hukuman dipimpin langsung oleh Badan Musyawarah Adat (BMA) Rejang Lebong.

Tokoh adat, perangkat desa, hingga warga sekitar ikut menyaksikan jalannya eksekusi.

Hukuman cambuk dilakukan secara bergantian oleh perwakilan tokoh adat dan masyarakat.

Selain cambuk, MH juga diwajibkan membayar denda adat senilai Rp 20 juta kepada pihak korban, sekaligus menyampaikan permintaan maaf terbuka di depan warga.

“Tujuan hukuman ini bukan hanya memberi efek jera, tapi juga membersihkan kampung dari aib yang timbul akibat perbuatan pelaku,” sampai Ketua BMA Rejang Lebong, Ahmad Faizir.

Baca juga: Eko Patrio Tinggal di Kontrakan Usai Rumahnya Dijarah, Padahal Harga Kekayaan Rp131 Miliar

Dari pengakuan MH, justru SS yang lebih dulu mengajak pergi ke Jambi dan tinggal bersama selama hampir dua bulan.

Namun persoalan ini tetap diselesaikan dengan jalur adat.

Bahkan suami SS, berinisial SM, akhirnya memilih merelakan istrinya.

Ia memutuskan untuk menempuh jalan cerai dan merelakan istrinya memilih MH.

SM menyatakan, penyelesaian lewat adat lebih menenangkan dibanding membawa kasus ini ke jalur hukum.

"Saya yakin itu yang terbaik bagi semua pihak," ucap SM.

Meski demikian, MH dan SS tidak bisa langsung menikah.

Keduanya wajib menunggu masa idah sesuai ketentuan adat.

Jika aturan ini dilanggar, hukuman tambahan akan kembali dijatuhkan.

Baca juga: Pengantin Wanita Didorong ke Dalam Air yang Dingin, Si Pria Hanya Tersenyum Melihatnya

Untuk diketahui, dalam masyarakat Rejang, cuci kampung adalah ritual adat yang dilaksanakan untuk membersihkan desa dari perbuatan yang dianggap mencoreng nama baik, merusak tatanan sosial, atau membawa musibah bagi warga.

Hukuman bisa berupa cambuk, denda, hingga sanksi sosial lain.

Tujuan utamanya adalah memulihkan keseimbangan, menjaga kehormatan kampung, sekaligus menjadi bentuk restorative justice ala adat Rejang.

Artikel ini telah tayang di TribunBengkulu

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved