Berita Viral
POLITIKUS PDIP DAN BUDAYAWAN Eros Djarot Heran Jokowi dan Gibran Sulit Perlihatkan Ijazahnya
Budayawan dan politikus senior PDI ini mengungkapkan keheranannya atas sulitnya Jokowi dan Gibran menunjukkan ijazah mereka ke publik.
TRIBUN-MEDAN.Com - Di tengah perdebatan soal ijazah Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, muncul suara dari seorang tokoh yang telah lama mewarnai dunia seni dan politik, Eros Djarot.
Budayawan dan politikus senior PDI ini mengungkapkan keheranannya atas sulitnya Jokowi dan Gibran menunjukkan ijazah mereka ke publik.
"Apa sih susahnya?" ujar Eros dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Abraham Samad, Senin (22/9/2025).
Ia menyarankan agar Jokowi dan Gibran tampil sederhana dengan menunjukkan dokumen tersebut agar polemik tak berlarut-larut.
Namun di balik kritiknya, ayah dari Banyu Biru Djarot anggota DPR RI Fraksi PDIP itu menyampaikan pesan yang lebih dalam.
Kepada Gibran, ia menyarankan agar meneladani sikap negarawan Mohammad Hatta yang memilih mundur demi menjaga integritas.
"Daripada nanti diblejeti semua, mbok ya mundur, lebih terhormat," tuturnya.
Pernyataan Eros bukan sekadar kritik politik.
Ia berbicara sebagai seorang seniman yang terbiasa menyuarakan nurani lewat lagu dan film. Sosoknya tak asing bagi generasi yang tumbuh bersama alunan "Badai Pasti Berlalu" atau yang terinspirasi oleh film epik "Tjoet Nja' Dhien".
Jejak Panjang Eros Djarot: Dari Musik ke Politik
Lahir di Rangkasbitung, Lebak, Banten, pada 22 Juli 1950, Eros Djarot memulai kariernya sebagai pencipta lagu.
Namanya melejit lewat album "Badai Pasti Berlalu" yang menjadi tonggak penting dalam sejarah musik Indonesia.
Lagu-lagu seperti "Merpati Putih" dan "Pelangi" tak hanya populer, tapi juga menyimpan kedalaman rasa dan refleksi sosial.
Tak berhenti di musik, Eros merambah dunia film dan menyutradarai "Tjoet Nja' Dhien" (1988), sebuah karya monumental yang meraih sembilan Penghargaan Citra dan mewakili Indonesia di ajang Academy Awards.
Pada akhir 1990-an, Eros memilih jalur politik. Ia mendirikan Partai Nasional Bung Karno dan aktif dalam berbagai gerakan politik yang mengusung semangat nasionalisme dan kejujuran publik.
Meski tak lagi berada di panggung utama politik, suara Eros tetap didengar, terutama ketika menyangkut nilai-nilai yang ia perjuangkan sejak lama.
Eros Djarot bukan hanya pencipta lagu atau sutradara. Ia adalah penjaga nurani publik yang tak segan bersuara ketika melihat ketimpangan.
Kritiknya terhadap Jokowi dan Gibran bukan semata soal ijazah, tapi tentang transparansi, integritas, dan keteladanan.
Di usia 75 tahun, Eros tetap aktif menyuarakan pendapatnya.
Profil Erros Djarot
1. Biografi Singkat
Erros Djarot, lahir pada 22 Juli 1950, adalah seorang pencipta lagu, sutradara, dan politikus Indonesia keturunan Banten.
Ia memulai karier musiknya dengan menciptakan musik tema film Kawin Lari pada tahun 1976. Namanya semakin dikenal berkat kesuksesan album dan film Badai Pasti Berlalu.
Di dunia perfilman, ia menyutradarai Tjoet Nja' Dhien (1988) yang meraih sembilan Penghargaan Citra dan menjadi wakil Indonesia dalam Academy Awards ke-62 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.
Pada akhir 1990-an, Erros terjun ke dunia politik dan mendirikan Partai Nasional Bung Karno pada tahun 2002.
2. Karier Musik
Erros Djarot dikenal luas karena lagu-lagunya yang melegenda, seperti:
-
Badai Pasti Berlalu
-
Merpati Putih
-
Cintaku
-
Merepih Alam
-
Angin Malam
-
Pelangi
Lagu-lagu tersebut terangkum dalam album Badai Pasti Berlalu, yang merupakan jalur suara untuk film karya Teguh Karya dan dianggap sebagai salah satu album masterpiece dalam sejarah musik Indonesia.
3. Karier Perfilman
Teguh Karya menjadi sosok penting dalam perjalanan karier perfilman Erros. Ia sering dipercaya sebagai Penata Musik Terbaik untuk berbagai film, dan kemudian meraih penghargaan Sutradara Terbaik untuk film Tjoet Nja' Dhien pada Festival Film Indonesia 1988.
4. Karier Politik
Erros Djarot aktif dalam dunia politik dengan berbagai peran:
-
Pendiri Litbang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
-
Pendiri dan Ketua Umum Partai Nasionalis Bung Karno
-
Pendiri dan Ketua Umum Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
-
Partai Nasional Benteng Kerakyatan (PNBK) berhasil lolos sebagai peserta pemilu tahun 2004 dan 2009.
5. Biodata
Nama asli: Soegeng Rahardjo Djarot
Nama akrab: Erros Djarot
Lahir: 22 Juli 1950 (umur 75) di Rangkasbitung, Lebak, Banten.
Almamater: Universitas Sains Terapan Cologne
Pekerjaan: Pencipta lagu, sutradara, politikus
Karya terkenal: Badai Pasti Berlalu (1977). Tjoet Nja' Dhien (1988).
Partai politik: PDI (1983–1999), PDI-P (1999–2002), PNBK (2002–2009)
Anak: 2, termasuk Banyu Biru Djarot, anggota DPR RI Fraksi PDIP.
Kerabat: Slamet Rahardjo (kakak), Hendro Djarot (adik)
(*/Tribun-medan.com)
Artikel telah tayang di Tribunnews.com
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
NASIB PILU Zhang Zhan, Jurnalis Perempuan Kembali Dipenjara, Pengungkap Fakta Awal Covid-19 |
![]() |
---|
VIRAL Mahasiwa Baru Disuruh Saling Cium Kening, Ditertawakan Senior, Unsri Panggil Ketua Panitia |
![]() |
---|
KRONOLOGI Dugaan Penganiayaan Dilakukan Belasan Oknum Brimob Terhadap Abdul H Rumaday dan Keluarga |
![]() |
---|
ALASAN Mahfud Tolak Tawaran Jadi Menko Polkam Kabinet Prabowo-Gibran: Saya Dihubungi Jenderal Senior |
![]() |
---|
TIM REFORMASI POLRI Dibentuk Kapolri 'Dismash' Mahfud MD: Nanti Gabung dengan Tim Bentukan Istana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.