Berita Viral
Nasib Guru SMA di Boyolali yang Injak 3 Siswa Gegara Tidur di Kelas dan Berdalih Ada Setan Lewat
Beginilah nasib guru SMA di Boyolali berinsial H yang injak tiga siswanya gegara tidur di kelas dan mengaku ada setan lewat
TRIBUN-MEDAN.COM – Beginilah nasib guru SMA di Boyolali berinsial H yang injak tiga siswanya gegara tidur.
Adapun H guru SMA Negeri Cepogo, Boyolali menjadi sorotan setelah menginjak tiga siswanya.
H yang merupakan guru matematika tersebut menginjak siswanya di kelas yang tidur dan mengaku ada setan lewat.
Setelah menginjak siswanya tersebut, sekolah tempat H mengajar pun sempat digeruduk warga.
Kini nasib H menjadi sorotan.
Pasalnya, H tak punya rekam jejak melakukan kekerasan terhadap siswa sebelumnya.
Ia bahkan dikenal sebagai pribadi yang santun dan tak pernah marah. Pihak sekolah pun tak pernah melihat H kehilangan kesabaran menghadapi muridnya.
"Malah saya dulu kira beliau guru agama. Nesu (marah) itu saya belum pernah lihat. Waktu kejadian itu katanya sambil bercanda," kata Plt Kepala SMA Negeri Cepogo, Djoko Heriyanto, dilansir Tribun-medan.com dari Tribun Sumsel, Kamis (25/9/2025).
Baca juga: Warga Medan Keluhkan Fungsi Kolam Retensi Martubung karena Tetap Banjir, Ini Respons Wakil Wali Kota
Djoko pun menegaskan, tindakan H murni kesalahan pribadi dan sama sekali tak ada hubungannya dengan kebijakan sekolah.
"Memang tak ada SOP (Standar Operasional Prosedur) khusus untuk membangunkan siswa yang tidur di kelas."
"Tapi sekolah sudah menetapkan SOP anti-bullying dan anti-kekerasan. Tindakan menginjak siswa itu jelas tak dibenarkan," ungkap Djoko.
Djoko menuturkan, sebelum menginjak tiga siswa yang tidur di kelas, H sempat melontarkan kalimat yang dinilai bercanda.
"Yo cah yo di idak-idak gen mari kesel e (Ya anak-anak ya, diinjak biar sembuh capeknya)," ucapan H yang ditirukan Djoko.
Usai gaduh tindakan kekerasan yang dilakukannya, H kini tidak lagi mengajar di SMA Negeri Cepogo.
Guru Matematika itu resmi dikembalikan ke Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
"Guru tersebut statusnya saat ini tidak lagi mengajar di sini," ungkap Djoko kepada TribunSolo.com, Senin (15/9/2025).
Keputusan ini diambil setelah puluhan warga Desa Mliwis mendatangi sekolah beberapa hari pascakejadian.
Mereka menuntut agar H dikeluarkan dari sekolah karena dianggap melakukan tindakan yang tak pantas terhadap siswanya.
Selain dikeluarkan dari SMA Negeri Cepogo, H kini harus bersiap menghadapi masalah hukum.
Sebab, wali murid tetap membawa kasus tersebut ke ranah hukum dengan membuat laporan resmi ke Polsek Cepogo.
Polisi pun telah memeriksa sedikitnya enam saksi, termasuk H yang diduga menginjak tiga siswanya.
"Kami sudah melakukan langkah-langkah lidik (penyelidikan)," kata Kapolsek Cepogo, AKP Agung Setiawan, Senin.
Baca juga: NIKITA MIrzani Joget Velocity Ejek Jaksa Penuntut Umum, Sempat Teriak Bantah Ada Ancam Reza Gladys
Pengakuan Guru
H, guru SMA Negeri Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengaku tak sadar menginjak siswa yang tidur di kelas.
Pengakuan H yang tak sadar melakukan tindakannya itu diungkapkan kerabat korban, Nanang Wiyono.
Nanang mengaku terkejut dengan pengakuan H yang menyatakan tidak sadar atas tindakannya.
"(Guru H) bilangnya, 'ga tahu ada setan lewat apa kok saya bisa melakukan seperti itu'. Intinya merasa keliru dan bersalah,” ujar Nanang menirukan ucapan H saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (24/9/2025).
Menurut Nanang, pernyataan guru H saat ditemui di sekolah sesuai dengan cerita yang disampaikan oleh siswa.
"(Jawaban) guru (guru H) yang di sekolah sama persis yang diceritakan siswa," tandasnya.
"Gurunya itu intinya minta maaf, merasa keliru dan bersalah," sambungnya.
Baca juga: NASIB Juru Parkir Ngotot Minta Rp100 Ribu ke Emak-emak Padahal Parkir Cuma Satu Jam
Kronologi
Adapun peristiwa itu terjadi pada Rabu 27 Agustus 2025.
Saat itu, tiga siswa kedapatan tidur tengkurap di lantai kelas.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA Negeri Cepogo, Djoko Heriyanto, membenarkan adanya dugaan kekerasan tersebut.
Ia menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi dan menegaskan bahwa tindakan guru tersebut tidak sesuai dengan kebijakan sekolah.
Djoko menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Rabu, 27 Agustus 2025.
Saat itu, tiga siswa ditemukan tidur tengkurap di lantai kelas.
Ketika dibangunkan, mereka tidak segera merespons.
Guru yang bersangkutan kemudian mendekati mereka dan berjalan sambil menginjak tubuh ketiga siswa.
Djoko mengira masalah telah selesai setelah kunjungan dan kehadiran siswa kembali ke sekolah, yang berjarak kurang lebih 40 kilometer atau 1 jam berkendara dari kota Solo tersebut.
Namun, beberapa hari kemudian, warga menyampaikan keinginan untuk bertemu pihak sekolah.
Pertemuan pun dilakukan.
Dalam pertemuan tersebut, warga meminta agar sekolah mengambil sikap tegas.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.