Berita Viral

ORANGTUA MURID Mulai Tolak MBG, Lebih Pilih Sumbang Rp 10 Ribu Per Hari Untuk Program Kantin Sehat

Orangtua siswa SD di Solo lebih memilih membayar Rp 10 ribu untuk kantin sehat dibanding menu MBG dari pemerintah.

Tribun Medan/HO
TOLAK MBG - Peresmian MBG SPPG. Orangtua siswa SD di Solo lebih memilih membayar Rp 10 ribu untuk kantin sehat dibanding menu MBG dari pemerintah. 

TRIBUN-MEDAN.com - Orangtua murid SD di Solo lebih memilih membayar Rp 10 ribu untuk kantin sehat dibanding menu MBG dari pemerintah.

Orangtua mudid bernama Devi (40) mengatakan keberatan anaknya diberi makan menu MBG.  

Devi mengatakan kantin di sekolah lebih sehat dan teruji.  

"Kami menolak karena sudah ada kantin sehat, sudah teruji."

"Alhamdulillah selama ini tidak ada kendala, makanan juga higienis dan sehat."

"Dari program MBG kami sepakat menolak, takut dengan kasus keracunan,” katanya, Senin (29/9/2025).

Devi menolak lantaran banyak kasus keracunan seusai makan MBG.

“Banyaknya berita yang menyangkut keracunan seusai menyantap MBG, kami khawatir."

"Apalagi ini manusia, anak kami sendiri, takut tidak higienis."

"Lebih baik kami mendukung kantin sehat di sekolah yang sudah 10 tahun berjalan,” katanya.

Baca juga: Kadisdik Langkat: Pengangkatan Kepala Sekolah Definitif Bebas Pungutan, Batas Akhir 1 Oktober 2025

Baca juga: Sat Lantas Polres Pelabuhan Belawan Kenalkan Rambu Lalu Lintas Lewat Program Polisi Sahabat Anak

Dia bahkan tidak keberatan apabila harus membayar Rp10 ribu untuk dapur sehat. 

Menurutnya, pembiayaan untuk dapur sehat sudah masuk dalam Sumbangan Pembiayaan Pendidikan (SPP).

Pertahankan Kantin Sekolah

Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Sri Sayekti tetap ingin mempertahankan kantin sekolah yang selama ini mengurus makan siang siswa dengan menu yang sehat.

“Kalau kantinnya baik, bisa support kesehatan anak-anak."

"Anak-anak bisa belajar dengan baik, yang pada akhirnya prestasi baik akademik maupun non akademiknya."

"Jadi, kantin bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran,” ujarnya, Senin (29/9/2025).

Dia pun akan senantiasa memastikan kantin menjadi upaya menjamin mutu sekolah.

“Berdirinya kantin SD Muhammadiyah 1 sebagai upaya penjaminan mutu sekolah, agar anak-anak bisa belajar dengan baik, sehat, dan berprestasi,” katanya.

Sri Sayekti mengatakan, dengan adanya program MBG, pihaknya sedang berupaya agar bisa mengelola sendiri karena kantin sudah beroperasi selama 10 tahun.

“Karena kantin kami ini sudah 10 tahun berdiri."

"Kantin tidak hanya menyiapkan makanan anak-anak, tapi juga sebagai tempat belajar anak dalam membangun karakternya."

"Karena kantin ini tidak untuk bisnis."

"Kantin ini untuk membangun karakter."

"Bahkan pendidikan anti korupsi dibangun di sana,” ujarnya.

Sri Sayekti mengatakan, kantin sekolahnya mendapat predikat Kantin Sehat tingkat nasional dari Kemenkes selama 2 periode berturut-turut.

Sri Sayekti mengatakan, sekira dua pekan lalu, pihaknya mendapat penawaran dari SPPG dan meminta jumlah siswa.

"Kami mendapatkan informasi dari dinas terkait, SD Muhammadiyah 1 menjadi wilayahnya SPPG tertentu."

"Setelah itu dari SPPG datang ke SD Muhammadiyah 1 untuk mendata jumlah siswa."

"Seharusnya hari ini kami sudah menerima MBG, namun akhirnya ditunda,” ujarnya.

Sri Sayekti pun akan berkoordinasi dengan orangtua siswa untuk menjalankan program MBG dari pemerintah.

Selain itu, pihaknya masih memikirkan para pekerja kantin yang sudah 10 tahun mengabdi.

Sri Sayekti berharap agar program MBG dari pemerintah bisa dikelola sendiri oleh pihak sekolah.

“Karena kami punya dapur, saya minta izin untuk bisa berupaya terlebih dahulu mengelola sendiri, selain berkoordinasi dengan orangtua siswa," jelasnya.

Sri Sayekti tidak menampik, program MBG merupakan hak anak di sekolah.

“Kami tidak menolak MBG, bagaimanapun juga itu haknya anak."

“Tetapi kami berharap itu bisa mengelola sendiri."

"Saya di sini juga menempatkan diri sebagai seorang ibu yang menyiapkan makanan untuk anak-anak,” terangnya.

Sekadar informasi tambahan, Kantin Sehat SD Muhammadiyah 1 Katelan Surakarta sudah banyak melakukan uji higenitas.

“Kantin kami sudah punya nomor induk berusaha berisiko, sertifikat halal, laik higienis, semua penjamah makanan bersertifikat."

"Sejak 2015, kantin ini disiapkan jadi kantin sehat."

"Semua standar operasional sudah kami bakukan, termasuk alat-alat masak itu secara rutin uji usap ke rumah sakit."

"Tenaga-tenaga masak secara rutin kami tes kesehatan, kualitas air kami uji lab."

"Dari awal sudah kami lakukan."

"Tidak boleh ada pewarna, penguat rasa, MSG, itu sudah sejak dulu,” tandasnya.

(*/tribun-medan.com)

Artikel sudah tayang di tribun-jateng.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved