Berita Viral

KISAH Santri Alfatih Terjebak di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Selama 3 Hari, Mengaku Sempat Bermimpi

Tiga hari terjebak reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, santri bernama Alfatih berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

Editor: Juang Naibaho
kolase Kompas.com dan Youtube metro tv news
TRAGEDI PONPES AMBRUK: Momen santri bernama Alfatih Cakra Buana (kanan) menceritakan momen saat terkubur reruntuhan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, selama 3 hari tertidur hingga bermimpi. 

TRIBUN-MEDAN.com - Tiga hari terjebak reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, santri bernama Alfatih Cakra Buana berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat.

Ia dievakuasi pada Rabu (1/10/2025) sore, atau tiga hari setelah musala Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9/2025) sore.

Pada saat dievakuasi, Alfatih tak mengalami luka serius, hanya lecet.

Dikutip dari Tribunjatim.com, Alfatih menceritakan pengalaman yang dirasakannya selama 3 hari berada di reruntuhan bangunan.

Alfatih mengaku bermimpi saat ia tertidur beberapa puluh jam sebelum dievakuasi pihak tim SAR.

Dalam ceritanya, remaja 14 tahun itu merasa tidur. Ia bahkan tak mengingat pasti kejadian ini. 

Alfatih hanya mengingat bahwa sebelum gedung itu ambruk dan sempat terdengar suara gemuruh seperti gempa. 

Begitu gedung itu rubuh, Alfatih sempat berlari untuk keluar gedung. Namun ia tak berhasil dan pingsan. 

Saat bangun, Alfatih sudah tak bisa melihat apa-apa alias gelap gulita.

Namun, Alfatih masih sempat berkomunikasi dengan teman di sebelahnya dalam posisi sama-sama terjebak. 

"Setelah itu saya tidur dan tidak ingat lagi. Saya sempat mimpi minum lewat selang. Mimpi tapi kayak asli rasanya," kata Alfatih saat bercerita diatas tempat tidur tempat ia di rawat di RSUD Notopuro Sidoarjo. 

PONPES AMBRUK - Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Petugas dan warga masih melakukan evakuasi.
PONPES AMBRUK - Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Petugas dan warga masih melakukan evakuasi. (Facebook Untuk Mu NegaraKu)

Dalam tidurnya selama tiga hari itu, Alfatih merasa mimpi berkeliling ke sejumlah tempat. 

Namun, ia tak mengingat rinci. Ia hanya ingat, berkeliling menggunakan transportasi pickup. 

Di dalam reruntuhan itu, Alfatih sebenarnya tertimpa gundukan pasir dan seng. 

Namun komponen inilah yang menyelamatkan posisi Alfatih dari puing-puing bangunan. 

Alfatih baru sadar saat ada bunyi suara petugas tengah menggetok puing-puing. 

Semula, ia mengira itu suara tukang sedang menggarap bangunan.

Namun rupanya itu adalah petugas yang berupaya untuk menyelamatkan Alfatih. 

"Terus saya tanya apakah sudah bisa keluar, akhirnya saya bisa keluar dengan merangkak," ucap Alfatih. 

Abdul Hannan, orang tua Alfatih, merasa sangat beruntung karena anaknya bisa diselamatkan dari musibah ambruknya bangunan 3 lantai tersebut.

Ia merasa mendapat keajaiban karena rupanya Alfatih tertidur pulas selama berada di dalam puing reruntuhan sekitar tiga hari. 

"Alhamdulillah, Alhamdulillah," ucap warga Bangkalan ini di RSUD Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025). 

Alfatih sempat dikunjungi langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kamis sore. Khofifah berulang kali nampak takjub dengan cerita ini. 

Sesekali Alfatih bercerita kepada Khofifah mengenai apa yang terjadi selama tiga hari. Khofifah membalas dengan memberikan motivasi kepada Alfatih. 

Dalam kesempatan ini, Khofifah berkeliling ke sejumlah pasien yang masih dirawat. 

"Alfatih merasa tertidur aja selama tiga hari, dan terasa ada yang ketuk-ketuk disangka tukang. Setelah dievakuasi baru dia tahu bahwa ini ada gedung yang rubuh," ucap Khofifah di RSUD Notopuro Sidoarjo. 

Update Evakuasi Korban, Total 8 Meninggal

Sementara itu, petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai melakukan proses evakuasi menggunakan alat berat sejak Kamis (2/10/2025).

Dalam proses evakuasi korban pada Jumat (3/10/2025) pagi, petugas menemukan tiga jenazah. Dengan demikian, sejauh ini sudah 8 orang korban meninggal yang ditemukan.

Korban terakhir ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sekira pukul 10.17 WIB.

Lokasinya di sebelah timur atau area A2 lokasi runtuhnya bangunan pesantren tersebut, atau hampir sama dengan dua korban sebelumnya, di area tempat wudu musala ponpes tersebut. 

“Sudah dievakuasi. Sehingga total hari ini sudah ada tiga korban yang berhasil ditemukan oleh tim SAR gabungan,” kata Kepala Basarnas Surabaya Nanang Avianto, Jumat siang. 

Penemuan itu tak lama berselang dari dua korban sebelumnya yang juga dievakuasi dari Sektor A2. Korban pertama dievakuasi pukul 07.30 WIB, dan korban kedua pada pukul 07.36 WIB. 

Dengan tambahan tiga korban itu, total sudah ada 8 orang korban meninggal dunia akibat robohnya gedung tiga lantai di kompleks pesantren Al Khoziny itu.

Selain itu, ada sejumlah korban luka berat yang masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan ada cukup banyak yang mengalami luka ringan.

Proses evakuasi masih terus berlangsung, dan pembersihan puing tetap difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama.

Diduga, masih ada lebih dari 50 orang korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan. (*/tribunmedan.com)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved