Berita Viral

PEMBELAAN Kepsek Bantah Keluarkan Gina Usai Ngaku Dibully Anak Pemulung: Mungkin Dia Minder

inilah pembelaan pihak sekolah setelah disebut mengeluarkan siswi SMP bernama Gina yang mengaku sering dibully dan ibunya dihina karena pemulung

kolase Instagram awreceh dan Tribun Lampung
VIRAL PELAJAR DIBULLY: Tangkapan layar Gina (kiri), siswi SMP di Bandar Lampung curhat pilu soal dirinya dibully tapi malah dikeluarkan dari sekolah. Kepsek (kanan) bongkar fakta aslinya yang berbeda jauh dari cerita Gina. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Inilah pembelaan pihak sekolah setelah disebut mengeluarkan siswi SMP bernama Gina yang mengaku sering dibully.

Adapun seorang siswi SMP di Bandar Lampung mengaku dikeluarkan dari sekolah usai dibully dan tak dibela guru tengah menjadi sorotan.

Curhatan Gina yang menceritakan kepiluannya setelah sering dibully teman-temannya karena ibunya pemulung dan malah dikeluarkan dari sekolah disorot publik.

Kini, pihak sekolah buka suara dan membantah tuduhan tersebut.

Wakil Kepala SMPN 13 Bandar Lampung, Abdul Rohman, membantah pihak sekolah yang mengeluarkan Gina.

Abdul Rohman mengaku justru pihaknya memantau kegiatan Gina yang sering memulung.

"Sampai saat ini kami masih memantau anak tersebut, apalagi kami melihat Gina di minimarket daerah Kemiling dia memulung," ujar Abdul Rohman.

"Jadi kami memantau terus karena harapannya anak ini punya ijasah, kami sarankan arahkan ikut PKBM."

"Karena ada guru kami yang mengajar dengan harapan supaya Gina ini punya ijazah untuk melanjutkan pendidikannya," terang Abdul Rohman.

Baca juga: JADWAL Tayang Calvin Verdonk, Dean James dan Miliano Tampil Malam Ini di Liga Eropa, Akses Linknya

Abdul mengungkap, Gina tinggal berpindah-pindah semenjak tantenya meninggal dunia.

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) ini juga membantah tidak ada pembullyan.

"Jadi tidak ada pembullyan tersebut, mungkin karena anak itu minder dengan sendirinya. Setelah tantenya meninggal kami lost contact dia tidak masuk lagi ke sekolah."

"Ada beberapa anak kami putus sekolah diarahkan ke PKBM, kami branding sekolah kami ini ramah anak, sosialisasi di sekolah ramah anak, apalagi ada satgas retina," papar Abdul Rohman.

Sebelumnya dalam curhatannya yang viral, Gina menceritakan kisah pilunya yang membuatnya putus dari sekolah.

Ia mengaku terpaksa putus sekolah karena sering dibully teman-teman sekolahnya.

Dengan wajah kecewa, Gina menceritakan perlakuan teman-temannya yang sering menghina orang tuanya karena pemulung.

Anehnya, meski menjadi korban bully, Gina mengaku justru dikeluarkan sekolah.

Diketahui sebelumnya, Gina Dwi Sartika bersekolah di SMKN 8 Bandar Lampung, duduk di bangku kelas VIII. 


"Saya sering dibully sama teman saya, mereka menghina orang tua saya pemulung, tukang rongsokan," ujar Gina Dwi Sartika, Rabu (22/10/2025), melansir Tribun Lampung.

"Hingga akhirnya saya dikeluarin dari sekolah saat saya duduk dibangku kelas VIII," imbuhnya.

Gadis berusia 16 tahun tersebut mengaku, hingga saat ini masih berharap ingin kembali bersekolah.

Gina berharap ada orang yang bermurah hati dan dermawan menyekolahkannya.

Selama putus sekolah, saat ini Gina hanya bisa membantu orang tuanya mencari rongsokan demi menyambut hidup.

Baca juga: KESAKSIAN Korban Tipu Masuk Akpol, Anak Dikarantina tapi Tak Lolos, Rp 2,6 Miliar Tak Dikembalikan

Saat meluapkan curhatannya, Gina dampingi sang ibu yang juga turut merasakan pilu dan sakit hati atas nasib yang dialami putrinya situ.

Sang ibu, Misna Megawati (42), mengungkapkan kekecewaan yang dialami putrinya

Misna mengaku menyesalkan anaknya dikeluarkan dari sekolah.

"Saya tidak tega anak saya dihina dan dibully hingga akhirnya anak saya dipulangkan oleh gurunya kepada saya."

"Kata kepala sekolah tentang anak saya, daripada milih satu dan yang lainnya bubar, akhirnya Gina dikeluarin," papar Misna.

Kemudian Misna menceritakan, selama ini dirinya berusaha bertahan hidup sekaligus membesarkan enam anaknya dari hasil memulung botol bekas hingga kardus.

Atas kejadian tersebut, Misna berharap pemerintah memperhatikannya dan berharap agar anaknya bisa kembali bersekolah.

Selain kisah pilu Gina, ternyata sang ibu juga memiliki kisah yang lebih memilukan.

Selama ini Misna menjadi tulang punggung keluarga tanpa kehadiran suami.

Misna merupakan seorang janda, sedangkan suaminya tak mau mengurusi keluarganya setelah berpisah.

Profesinya sebagai pemulung menjadi satu-satunya mata pencahariannya saat ini.

Dari memulung, Misna hanya bisa mengais rezeki demi bertahan hidup bersama anak-anaknya yang penuh keterbatsan.

Selain mencari uang untuk makan, Misna juga menanggung biaya kontrakan Rp300 ribu per bulan.

Sembari menangis, Misna membeberkan kesulitan mencari makan.

"Ini tangis beneran saya makan saya susah tiga hari enggak makan, dapat sebulan Rp600 ribu dari rongsokan."

"Bayar kontrakan Rp 300 ribu sebulan, utang di warung ada. Anak saya yang tua kerja bisa ngirim Rp500 ribu sebulan buat beli beras sudah cukup," paparnya.

Bagi Misna, pendidikan untuk anak-anaknya menjadi harapan agar bisa mengubah nasib keluarganya kecilnya itu.

"Semoga anak saya bisa sekolah lagi dan anak bungsu saya umur enam tahun yang mau sekolah SD agar dibuatkan akte kelahiran dan kartu keluarga."

"Kasihan untuk anak bungsu saya mau sekolah tapi tidak bisa," ujarnya.

"Harapan saya kepada pemerintah agar membantu keluarga yang tidak punya apa-apa seperti saya."

"Harapan kami anak saya ini bisa jadi orang dan tidak seperti saya seorang yang cari rongsokan," ungkap Misna. 

Disisi lain, Kepala SMPN 13 Bandar Lampung, Amaroh menegaskan, pihak sekolah tidak pernah melakukan tindakan perundungan maupun mengeluarkan Gina dari sekolah.

Amaroh menyatakan, pihaknya membantu Gina agar dapat kembali melanjutkan pendidikan.

"Saya berharap Gina tetap sekolah. Saya bahkan akan membantu, walaupun dia belajar melalui program paket."

"Kami seluruh civitas akademika berharap Gina memiliki masa depan yang lebih baik," ujar Amaroh, Selasa (21/10/2025).

Menurutnya, keputusan untuk pindah sekolah berasal dari Gina sendiri, meski guru-guru sudah berusaha mempertahankannya.

"Walaupun dia (Gina) sempat melakukan kesalahan, kami sudah berusaha. Awalnya Gina ingin pindah sekolah, dan kami baru tahu kemudian bahwa ia akhirnya putus sekolah," jelasnya.

Amaroh mengaku, pihaknya menekankan pentingnya pendidikan sebagai jalan keluar dari lingkaran kemiskinan.

Sebagai kepala sekolah, ia juga berharap Gina kelak memiliki kehidupan yang lebih baik.

"Yang bisa memutus mata rantai kemiskinan adalah pendidikan. Kalau tidak sekolah, hidupnya tidak akan berubah dan nasibnya bisa semakin sulit," kata Amaroh.

Menurutnya, Gina saat ini berusia 17 tahun dan telah tertinggal empat tahun dalam pendidikan.

Seharusnya, ia kini duduk di bangku SMA.

Amaroh menyarankan agar Gina mengikuti program Paket B untuk menyesuaikan jenjang pendidikannya.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved