Berita Viral
PERMINTAAN Fadhil Korban TPPO di Kamboja ke Nenek Buat Curiga, tak Dipenuhi Malah Muncul Sendiri
Pihak keluarganya meminta tolong ke berbagai pihak agar Fadhil, sapaan karibnya segera dipulangkan. Kemudian tak lama Fadhil muncul
Mengetahui klarifikasi dari Fadhil, pihak keluarga langsung melihat ada kejanggalan di dalamnya.
Imas merasa cucunya itu berada di bawah tekanan.
Ia menduga ada pihak lain yang memaksa sang cucu menyampaikan klarifikasi tersebut.
Apalagi dalam video tersebut, Fadhil mengaku tak disiksa dan menginginkan pulang.
Baca juga: 2 Warga Pancur Batu Tewas Diduga Dianiaya, Korban Sempat Dijemput dari Rumah
Ditambah setelah kasus tersebut menjadi sorotan semua pihak, tepatnya pada Selasa (18/11/2025), sang pelaku yang diduga merupakan orang membawa Fadhil ke Kamboja, sempat meminta keluarga untuk membuat klarifikasi terkait hal yang sama.
"Sebelum ada video itu (Fadhil klarifikasi), pelaku sempat minta saya buat klarifikasi atas video ibu. Katanya kalau Fadhil itu tidak di paksa datang ke Kamboja, bukan atas paksaan gitu dan Fadhil tahu," ujarnya dikutip dari Tribun Jabar, Rabu (19/11/2025).
Lantaran pihak keluarga enggan melakukan klarifikasi yang diminta oleh sang pelaku, Imas menduga mereka mendesak Fadhil untuk berbicara sesuai apa yang diinginkan pelaku.
"Tapi sama saya enggak dilakuin. Jadi karena nunggu saya enggak klarifikasi terus, makanya, mungkin neken Fadhil buat bikin video itu. Kalau liat ucapannya mah, Fadhil kaya yang diteken, soalnya kalau bicara asli tidak selancar itu," katanya.
Tak cuma itu, masih di waktu yang sama, Imas mengaku pelaku juga sempat berkomunikasi diwaktu yang sama dengan meminta sejumlah uang senilai Rp 42 juta.
"Bilangnya, uang itu buat ganti rugi biaya berangkat dari Bandung ke Kamboja. Terus katanya buat biaya makan, penginapan, paspor, dan lainnya. Kami disini jadi sangat khawatir," tuturnya.
Kronologi
Ayah Fadhil, Dedi Solehudin (42) menuturkan kronologi dugaan putranya menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
"Anak saya bilang ada kontrak main bola di Medan selama satu tahun. Lalu dijemput ke sini pakai travel, terus dibawa ke Jakarta. Tapi di Jakarta, bukannya ke Medan, malah ke Malaysia. Sebelum akhirnya ke Kamboja," ujar Ayah Fadhil, Dedi Solehudin (42) dikutip dari TribunJabar, Selasa (18/11/2025).
Sesampainya di Kamboja, Dedi menceritakan, anaknya sempat berkomunikasi dia. Sang anak mengabarkan sering mendapatkan tindak kekerasan oleh pimpinannya.
Fadhil diwajibkan mencari 20 kontak calon korban yang kaya raya dari berbagai negara untuk nantinya ditipu. Jika tidak memenuhi target, maka mendapat penyiksaan fisik.
"Kalau enggak dapat, dia disiksa. Sampai 500 kali pukulan, kadang-kadang. Terus disuruh ngangkat galon dari lantai satu sampai lantai 10. Dia tiap hari kerja dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam. Bahkan sering belum selesai meski sudah jam 12 malam," katanya.
Dedi mengungkapkan, komunikasi dengan sang anak memang tidak pernah putus hingga saat ini. Namun berdasarkan pengakuan Fadhil, dia melakukannya secara sembunyi-sembunyi.
