Berita Viral
SOSOK Nur Aini Guru SD Ngotot Minta Pindah Usai Ngajar Tempuh Jarak 57 Km, Ternyata Punya Pajero
Inilah sosok Nur Aini guru SD di Pasuruan, Jawa Timur ngotot minta pindah usai setiap hari tempuh jarak 57 kilometer
TRIBUN-MEDAN.COM – Inilah sosok Nur Aini guru SD di Pasuruan, Jawa Timur ngotot minta pindah usai setiap hari tempuh jarak 57 kilometer.
Adapun sosok Nur Aini tengah menjadi sorotan setelah curhatannya viral di media sosial.
Nur Aini yang tercatat mengajar di SDN Mororejo II, Pasuruan itu mengeluhkan jaraknya jarak antara rumah dengan tempat kerja yang mencapai 57 kilometer.
Ia juga ngotot minta pindah mengajar yang dekat dengan rumahnya.
Dimana setiap hari Nur mengaku butuh waktu sekitar dua jam untuk bisa sampai tepat waktu.
Rumah Nur Aini berada di Kecamatan Bangil, sedangkan tempatnya mengajarnya berada di Kecamatan Tosari.
Nur Aini menjelaskan bahwa ia harus berangkat pukul 05.30 WIB. "Kalau berangkat jam setengah 6 pagi, nyampe setengah 8 lebih," ungkap Nur Aini.
Dia juga menambahkan bahwa untuk mencapai sekolah, ia harus menggunakan jasa ojek atau diantar suaminya.
Nur Aini berharap agar Pemerintah Daerah memberikan keadilan dengan memindahkannya ke sekolah yang lebih dekat dengan rumahnya.
Baca juga: KEBOHONGAN Rizki Ngaku Korban TPPO Demi Kepulangannya Difasilitasi, Keluarga Dimintai Rp42 Juta
Selain itu, Nur Aini mengeluhkan bahwa absensinya yang sering bolong disebabkan oleh tindakan kepala sekolah.
Namun, setelah video podcats tersebut viral, muncul fakta-fakta di baliknya.
Mulai dari kinerja Nur Aini selama ini hingga kondisi keluarga NurAini yang disebut sebagai orang berada.
Beberapa netizen menyebutkan bahwa Nur Aini adalah orang mampu, yang memiliki mobil Pajero, pikap dan motor.
Viralnya Nur Aini, akhirnya mendapat respons dari Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo.
Mas Rusdi-sapaan akrab Rusdi Sutejo mewanti-wanti masyarakat agar tak terprovokasi dengan pernyataan yang kurang tepat.
"Kepada semuanya, jangan mudah terpengaruh dengan isu-isu atau pernyataan yang disampaikan oleh yang bersangkutan atas nama Nur Aini," katanya usai menghadiri acara pemusnahan barang bukti tindak pidana umum dan tindak pidana khusus yang telah berkekuatan hukum tetap di Kantor Kejari Kabupaten Pasuruan, dikutip SURYA.CO.ID dari laman pasuruankab.go.id.
Menurutnya, saat ini, Nur Aini tengah menjalani sidang indisipliner ASN melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Pasuruan.
“Sebenarnya yang bersangkutan sekarang lagi proses sidang disiplin ASN di Kabupaten Pasuruan."
"Karena dua tahun terakhir, kinerjanya dievaluasi dan hasilnya di bawah ekspektasi," ucap Mas Rusdi.
Dengan telah mencuatnya kasus ini sampai viral, Mas Rusdi meminta Nur Aini legawa menghadapi konsekuensi dari apa yang telah dilakukannya.
Baca juga: NASIB Bambang Pria di Jambi Nekat Begal Motor Demi Biaya Persalinan, Tangis Istrinya Pecah
Pengakuan Nur Aini
Terpisah, Nur Aini menceritakan alasannya nekat membuat video podcast dengan Cak Sholeh.
Dia bahkan juga ngotot minta pindah tempat mengajar.
Berikut penjelasannya, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.
Upaya untuk mencari keadilan terus dilakukan Nur Aini (38), guru asal Bangil yang viral setelah mengeluhkan jauhnya jarak tempat mengajar di SDN II Mororejo, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.
Dia berharap dapat bertemu secara langsung dengan Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, untuk menjelaskan alasan sebenarnya hingga dirinya rela podcast dengan Cak Sholeh dan menjadi viral.
"Sebenarnya saya ingin ketemu Pak Bupati untuk menyampaikan hal sebenarnya."
"Bahwa saya pengajuan perpindahan itu sudah lama, tahun 2023, ke BKPSDM namun belum ada tanggapan. Padahal sudah lengkap," kata Nur Aini, Rabu (19/11/2025).
Ia menyampaikan bahwa alasan pengajuan pindah mengajar ke BKPSDM itu karena kondisi kesehatan dan iklim kerja di sekolah.
Jarak sekolah dengan rumah sejauh 57 kilometer dan jika total pulang pergi jadi 114 kilometer.
"Akibat jauh itu, kini mulai berdampak pada kesehatan saya. Karena saat ini saya sedang menjalani perawatan," tuturnya.
Dia juga menjelaskan soal data kehadiran yang selama ini direkayasa oleh Kepala Sekolah SDN II Mororejo, Endro Wibowo, dan operator sekolah.
Ia menyebut, bukti presensi yang dimiliki BKPSDM diduga hasil rekayasa, bukan yang sebenarnya, dan merugikan dirinya.
"Saat saya diperiksa oleh BKPSDM, saya sudah menyertakan dan memberikan bukti yang sebenarnya."
"Namun, untuk absensi yang dipegang BKPSDM tidak berkenan mengeluarkannya," katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa gaji yang diterima juga tidak utuh karena terpotong pinjaman koperasi akibat ulah kepala sekolah sehingga merugikan dirinya.
"Saya tidak merasa pinjam pada koperasi. Namun, tanda tangan saya dipalsukan oleh kepala sekolah."
"Gaji saya terpotong sebesar Rp 600.000 sekitar 5 bulan," ujar dia.
Dengan didampingi suaminya, M Ilham Burhanudin, Nur Aini berharap ada solusi setelah viral di tengah proses pemeriksaan kedisiplinan oleh BKPSDM.
Ia hanya berharap bisa pindah mengajar dekat dengan rumahnya.
"Saya berharap ada kebijakan Pak Bupati. Sehingga saya tetap menjadi guru, dekat dengan rumah," kata dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/NUR-AININur-Aini-guru-SDN-Mororejo-II-Tosari-Kabupaten-Pasuruan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.