PDI Perjuangan Sumut

Rindu Masa Kecil Saat Bisa Diminum Langsung: Erkanus Ajak Jaga Danau Toba dengan Pancasila dan Adat

Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Rapidin Simbolon, didampingi Direktur Evaluasi BPIP Elfrida Herawati Siregar, menyerahkan plakat

Editor: Arjuna Bakkara
Arjuna Bakkara
Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Rapidin Simbolon, didampingi Direktur Evaluasi BPIP Elfrida Herawati Siregar, menyerahkan plakat penghargaan kepada Erkanus Simbolon sebagai pemateri yang menyampaikan gagasan dan pola pikir untuk menyelamatkan Danau Toba, dalam Forum Gerakan Kebajikan Pancasila di Hotel Grand Dainang, Pangururan, Samosir, Sabtu (27/9/2025). 

TRIBUN-MEDAN.COM, PANGURURAN–“Dulu, waktu saya kecil, kami bisa langsung meneguk air Danau Toba tanpa harus dimasak,” kenang Erkanus Simbolon, MSi tokoh masyarakat yang kini aktif di Forum Gerakan Kebajikan Pancasila saat menjadi pemateri dalam penguatan relawan Panacasila bertema "melestarikan Danau Toba sebagai Kawasa Strategis Pariwisata Nasional" di Hotel Grand Dainang, Sabtu (27/9/2025).

Forum ini digagas anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Drs. Rapidin Simbolon MM, berkolaborasi dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP

Kenangan sederhana itu, baginya, adalah pengingat keras bahwa Danau Toba pernah begitu murni dan harus kembali seperti itu.

Dalam forum, Erkanus bercerita bagaimana dulu anak-anak kampung bebas bermain dan berenang tanpa rasa khawatir.

“Sekarang, kita harus pakai air galon. Itu tanda kita lalai menjaga rumah kita sendiri,” ujarnya di hadapan ratusan relawan, tokoh adat, dan kader PDI Perjuangan.

Ia menilai nilai-nilai Pancasila terutama gotong royong dan tanggung jawab bersama adalah kunci memulihkan kualitas air danau.

“Kalau dulu nenek moyang bisa menjaga alam dengan adat dan kesadaran kolektif, kenapa kita tidak? Gotong royong bukan sekadar kata, tapi cara kita menebus kelalaian,” tegasnya.

Erkanus menyoroti maraknya keramba jaring apung yang tak taat aturan, limbah rumah tangga, dan pembukaan lahan yang tak terkendali sebagai penyebab menurunnya kualitas air.

Ia mengajak semua pihak, dari pemerintah hingga pelaku wisata, untuk bertindak nyata  reboisasi, pengelolaan limbah terpadu, dan pengurangan keramba yang mencemari danau.

“Kalau kita ingin anak cucu bisa merasakan air yang sama seperti yang saya minum saat kecil, kita harus bergerak sekarang,” katanya. “Bukan besok, bukan lusa, tapisekarang.”

Pesan Erkanus menggema di ruang pertemuan, menegaskan bahwa nostalgia bukan sekadar kenangan, melainkan alarm ekologis bagi masyarakat di sekeliling Danau Toba.(Jun-tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved