Sumut Terkni
Aceh Jadi Pintu Masuk Narkoba, BNN RI Pamer 1,7 Ton Sitaan dari Polda Sumut dan Polda Aceh
Kepala BNN Pusat Komjen Suyudi Aryo Seto mengatakan pihaknya menggagalkan peredaran narkoba berbagai jenis sebanyak 1,7 ton.
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Badan Narkotika Nasional RI memaparkan hasil pengungkapan yang dilakukan tim gabungan BNN, Polda Sumut dan Polda Aceh dalam pemberantasan narkoba di wilayah Aceh, dan Sumatera Utara.
Kepala BNN Pusat Komjen Suyudi Aryo Seto mengatakan pihaknya menggagalkan peredaran narkoba berbagai jenis sebanyak 1,7 ton.
Ia mengatakan, jenis-jenis narkoba yang diungkap mulai dari ganja, ekstasi, sabu-sabu, dan juga kokain.
Untuk pengungkapan di Sumatera Utara yang dilakukan Polda Sumut, sebanyak 1,4 ton selama 9 bulan sejak Januari 2025.
Sedangkan sisanya, kurang lebih sebanyak 300 kilogram merupakan pengungkapan Polda Aceh.
Komjen Suyudi menyebut, dengan pengungkapan ini menyelamatkan 7,8 juta warga Indonesia dari narkoba.
Kemudian, menghindari kerugian negara sebesar Rp 2,6 triliun.
"Total keseluruhan 1,7 ton terdiri dari sabu, ekstasi, kokain dan ganja. Penyelamatan 7,8 juta jiwa anak bangsa dari jurang narkotika,"kata Kepala BNN RI Komjen Suyudi Aryo Seto, Jumat (26/9/2025).
Ditanya mengenai yang ditangkap hanya kurir, sedangkan bandar masih bebas berkeliaran, ia mengatakan ini merupakan langkah memutus rantai distribusi peredaran narkoba di Sumut dan Aceh.
Katanya, mereka akan mengejar bandar hingga aset-aset para bandar narkoba yang berada di Indonesia dengan cara bekerjasama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Kemudian, mereka berjanji akan menguatkan kerjasama dengan Intelijen.
"Pemiskinan dan penyitaan aset, pertama, dari jalur distribusi dan aset keuangan para bandar. Kami akan kejar aset para bandar, kami kolaborasi dengan PPATK."
*Provinsi Aceh Jadi Pintu Masuk Narkoba 'Golden Tri Angle*
Kepala BNN Pusat Komjen Suyudi Aryo Seto mengungkapkan, salah satu pintu masuk narkotika ke Indonesia ialah Provinsi Aceh.
Ia mengatakan, Aceh dipilih lantaran masuk lingkaran Golden Tri Angle 3 negara yakni Laos, Myanmar dan Thailand.
Narkoba kemudian masuk melalui perairan Malaysia, hingga tiba ke Aceh.
"Salah satu pintu masuk narkotika dari berbagai negara baik jaringan Golden Tri Angle, Laos, Myanmar, Thailand melalui perairan Malaysia. Salah satunya adalah Aceh."
Kemudian, Aceh memiliki garis pantai dan pelabuhan tikus.
Namun demikian ia tidak menjelaskan bagaimana strategi menghalau narkoba masuk lewat Aceh, sehingga Sumatera Utara lepas dari predikat tertinggi narkoba.
"Aceh menjadi pintu masuk utama narkoba ke Indonesia dari berbagai negara karena garis pantai di darat kita itu sangat panjang dan sangat banyak pelabuhan tikus. Tentunya upaya intelijen sudah kami lakukan."
(Cr25/Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Smart Mompreneur: Digitalisasi UMKM Perempuan untuk Keberlanjutan Keluarga |
![]() |
---|
Bupati Dairi Tegaskan Tutup Tempat Hiburan Malam Tak Berizin |
![]() |
---|
Sempat Ada Korban Jiwa, Bobby Anggarkan Rp 20 M untuk Bangun Jembatan di Aek Sipange Tapsel |
![]() |
---|
Sempat Putus karena Longsor, Jalan Sigarantung Samosir Kini Bisa Dilalui Motor dan Pejalan Kaki |
![]() |
---|
Ratusan Personel Gabungan Diterjunkan untuk Pengamanan Pawai Obor Sambut Ramadan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.