Jaga Stok dan Harga, SPPG Diminta Belanja Bapok ke Distributor

Menurutnya, satu diantara penyebab daging ayam dan telur harganya di atas HET karena Dapur SPPG ini belanja di pasar.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Eti Wahyuni
DOK/POLRES PEMATANGSIANTAR
DAPUR MBG - Aktivitas Dapur MBG Polres Pematangsiantar, Hingga kini hanya satu Dapur MBG yang memiliki sertifikasi laik higiene dan sanitasi di Kota Pematangsiantar, Selasa (4/11/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepala Biro Perekonomian Sumut Poppy Hutagalung meminta seluruh Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumut membeli bahan baku Makanan Bergizi Gratis (MBG) ke distributor. Bukan ke pasar-pasar yang ada di Sumut.

Menurut Poppy, hal itu untuk menjaga stok dan harga bahan pokok makanan di seluruh pasar Sumut  agar tetap stabil. Selain itu untuk menjaga Harga Eceran Tertinggi (HET) telur dan daging ayam tetap stabil di pasaran.

"Dapur SPPG ini diharapkan (pengambilan bahan pokoknya) langsung ke distributor saja. Agar angka yang ditetapkan HET seperti daging ayam dan telur tetap stabil," jelasnya, Rabu (5/11/2025).

Menurutnya, satu diantara penyebab daging ayam dan telur harganya di atas HET karena Dapur SPPG ini belanja di pasar.

"Sampai sekarang harga daging ayam dan telur itu tetap bertumbuh. Ini ada kecenderungan naik. Makanya kita minta mereka belanja ke distributor. Dan kita  juga sudah berkoordinasi dengan distributor," katanya.

Baca juga: Dukung MBG, Kapolres Pematangsiantar Pantau Langsung Pendistribusian Makanan Bergizi di SMP N 1

Menurutnya, langkah ini satu diantara perbaikan agar seluruh bapok stoknya tercukupi dan harganya stabil.

"Ini perbaikan awal kita. Dan kita sudah koordinasi dengan pihak BGN," jelasnya.

 Menanggapi itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Sumut Agung Kurniawan mengatakan, pihaknya telah meminta seluruh SPPG untuk mengambil dari petani langsung, bukan lagi dari distributor.

"Ya memang sesuai dengan juknis, dia harus mengambil sesuai dan masuk dengan harganya. Jadi kita juga diminta untuk tidak merusak harga pasar," katanya kepada Tribun Medan, Rabu ( 5/10).

Agung mengaku, beberapa pihak SPPG selalu disalahkan, lantaran dikira menjadi  penyebab harga bahan pokok di pasar meningkat.

"Jadi masyarakat yang belanja, harganya udah naik yang disalahkan  SPPG BGN untuk MBG. Padahal acuan kita selain harga adalah kualitas," tuturnya.

Dijelaskannya,  seluruh SPPG diminta untuk mengambil bahan baku dari  masyarakat yang memiliki kebun dan kandang pribadi.

"Kita direkomendasikan sesuai juknis untuk mengambil bahan baku dari pemilik kebun atau pemilik kandang ternak pribadi. Sehingga tidak merusak harga pasar," jelasnya.

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved