Sumut Terkini
Komentar Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan Usai Bertemu Gubsu Bobby Nasution Soal Tutup TPL
Kedatangan mereka di sana menindaklanjuti aspirasi masyarakat soal desakan tutup TPL yang berlangsung pada tanggal 10 November 2025 lalu.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, TARUTUNG - Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan, imam Katolik, sejumlah pendeta dari berbagai denominasi gereja di Indonesia beserta masyarakat adat sambangi Kantor Gubernur Sumatera Utara kemarin, Senin (24/11/2025).
Kedatangan mereka di sana menindaklanjuti aspirasi masyarakat soal desakan tutup TPL yang berlangsung pada tanggal 10 November 2025 lalu.
Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan menyampaikan terima kasih atas undangan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution kepada Sekretariat Bersama (Sekber) Gerakan Oikumenis Keadilan Ekologis di Sumatera Utara. Ia hadir di sana sebagai pembina sekber tersebut.
"Pertemuan kemarin sore merupakan tindak lanjut dari Aksi Damai yang dihadiri lebih dari 10 ribu orang pada 10 November lalu," ujar Pendeta Victor Tinambunan, Selasa (25/11/2025).
"Dalam dialog tersebut, Sekber yang dipandu Ketum, Pastor Walden Sitanggang, dan presentasi dari Rocky Pasaribu lebih dahulu memaparkan berbagai persoalan yang ditimbulkan oleh TPL sejak berdirinya. Adanya korban jiwa, luka-luka, trauma berkepanjangan, serta kerusakan alam yang sangat serius," terangnya.
"Hadir pula kesaksian langsung dari masyarakat terdampak, mulai dari Tapanuli Selatan hingga Simalungun, yang menunjukkan betapa luas dan dalamnya luka yang ditinggalkan," sambungnya.
Ia mengutarakan, setelah mendengarkan seluruh paparan, Gubsu Bobby Nasution menyimpulkan, dampak negatif kehadiran TPL jauh melampaui manfaatnya.
"Dan secara prinsip, Gubsu Bobby sependapat bahwa TPL layak untuk ditutup," terangnya.
"Namun, karena kewenangan berada pada Pemerintah Pusat, dalam sepekan ke depan Pemprovsu akan menyusun dan menerbitkan rekomendasi resmi, dengan mempertimbangkan masukan dari Sekber," lanjutnya.
Ia juga memaparkan siapa-siapa saja yang hadir dalam pertemuan tersebut.
"Sebanyak 41 orang diterima Bapak Gubernur, di antaranya Bapak Ephorus HKI, Pdt Firman Sibarani, Praeses HKBP Distrik V Sumatera Timur, Pdt AAZ Sihite dan Bapak Ibu dari berbagai daerah di Sumut: akademisi, praktisi hukum, pendamping masyarakat, mahasiswa, dan wakil masyarakat korban," lanjutnya.
"Sebagai tambahan di akhir pertemuan, saya sampaikan - yang kiranya dapat memperteguh keyakinan beliau dalam memberikan rekomendasi penutupan TPL," terangnya.
Menurutnya, selama TPL terus beroperasi, selama itu pula keresahan tidak akan pernah benar-benar mereda.
"Bahkan Bapak Gubernur dan para kepala daerah akan sulit bekerja dengan fokus penuh karena konflik yang berulang tanpa henti," lanjutnya.
"Sebaliknya, bila TPL ditutup, mungkin satu tahun pertama akan menjadi masa penataan dan perjuangan. Namun setelah itu, Sumatera Utara dapat memasuki babak baru: suasana yang lebih kondusif, pembangunan yang bergerak lebih mantap, wisatawan yang kembali berdatangan, dan ekonomi daerah yang bangkit dengan wajah yang lebih bersih dan manusiawi," pungkasnya.
(cr3/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Tapteng Dilanda Banjir dan Longsor, Bupati Masinton: Ribuan Rumah Terendam dan Ada 4 Korban Jiwa |
|
|---|
| Kerja ke Luar Kota, Poliman Lumbantobing Dapati Istri dan 3 Anaknya Tewas Tertimbun Longsor Tapteng |
|
|---|
| Longsor di Tapteng, Renggut Empat Nyawa dalam Satu Keluarga |
|
|---|
| Diguyur Hujan Semalaman, Jalinsum Penghubung Tapsel-Tapanuli Utara Lumpuh Total Tertimbun Longsor |
|
|---|
| Kabupaten Tapteng Dilanda Banjir dan Longsor, Warga: Bencana Terparah Tahun Ini |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Suasana-pertemuan-Sekber-Gerakan-Oikumenis-Keadilan-Ekologis.jpg)