Titik Api di Riau Bertambah

Titik api di Provinsi Riau meningkat drastis. Hingga tanggal awal September

TRIBUN-MEDAN.com, PEKANBARU- Titik api di Provinsi Riau meningkat drastis. Hingga tanggal awal September tercatat ada 95 titik api. Jika tidak berkurang, dikuatirkan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Provinsi Riau yang dimulai 11 September mendatang akan diwarnai dengan kabut asap.

Berdasarkan penuturan Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Yudhistira Mawaddah kepada Tribun, Minggu (2/9), di pulau Sumatera titik api terbanyak ada di Provinsi Sumatera Selatan dengan 157 titik. Sementara, per tanggal 1 September, Riau menduduki posisi kedua dengan 95 titik api. Jumlah ini meningkat drastis dari hari sebelumnya yang hanya sembilan titik api. Diurutan ketiga adalah Provinsi Jambi dengan 72 titik api.

Di Provinsi Riau, titik api muncul hampir di semua kabupaten/kota. Terbanyak di Kabupaten Pelalawan dengan 21 titik api. Diikuti Indragiri Hulu 19 titik, Rokan Hilir dan Indragiri Hilir masing-masing 13 titik. Lebih lanjut di Rokan Hulu dan Kampar masing-masing 9 titik, Kuantan Singingi dan Siak masing-masing 4 titik, Dumai 2 titik dan Bengkalis 1 titik. Sementara di Meranti dan Pekanbaru nihil.

Saat ini kondisi cuaca di Riau masih kering. Diperkirakan sudah masuk musim penghujan pada pertengahan bulan September nanti. Meski demikian, BMKG tak menutup peluang hujan tetap ada saat ini. Hanya saja kalaupun ada peluang hujan, BMKG menilai intensitasnya hanya ringan hingga sedang. Hal inilah yang ikut memicu munculnya titik api di Sumatera yang saat ini totalnya mencapai 405 titik.

Diterangkan Yudhistira, arah angin saat ini mengarah dari tenggara ke barat daya. Di lapisan atas kondisi angin kencang sehingga membuat pertumbuhan awan hujan sulit. Disamping itu, arah angin tersebut memungkinkan kabut asap akibat kebakaran lahan di Sumsel terbawa ke wilayah Provinsi Riau. Dampaknya, jarak pandang bisa berkurang.

Meski demikian, sampai saat ini BMKG memastikan jarak pandang masih normal. Yaitu mencapai 5 kilometer pada pukul 05.00 hingga 07.00 Wib. Namun kondisi udara kabur karena partikel padat yang basah (haze). Kondisi ini dikuatirkan bisa mempengaruhi atlet dalam bertanding saat PON nanti.

Sementara itu, BMKG juga merilis tinggi gelombang di sejumlah perairan. Di perairan Dumai, Rokan Hilir dan Bengkalis, tinggi gelombang berkisar 0,5 hingga 1,25 meter. Kondisi ini dianggap masih normal. Namun di perairan Indragiri Hilir dan Meranti justru sebaliknya. Tinggi gelombang di dua tempat itu mencapai 2 meter. "Untuk kapal berukuran kecil kondisi ini layak diwaspadai," ungkapnya.

Lebih lanjut, di perairan Selat Singapura, Batam, Tanjung Pinang dan Dabo Singkep tinggi gelombang berkisar 0,75 sampai 2 meter. Kondisi serupa, menurut Yudhistira juga terjadi di Perairan Natuna, Matak dan Tarempa. Kondisi ini juga berpengaruh jika dilintasi dengan perahu-perahu kecil.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved