Sehari, PLTA Asahan I Angkut 5 Ton Sampah
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan I setiap harinya mengangkat sekitar 5 ton sampah yang mengalir di Sungai
Laporan Wartawan Tribun Medan/Liston Damanik
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan I setiap harinya mengangkat sekitar 5 ton sampah yang mengalir di Sungai Asahan yang airnya dipakai untuk menggerakkan turbin.
"Sampah yang menyangkut di trashrack ada macam-macam. Yang paling banyak eceng gondok, sampah rumah tangga, dan kayu-kayuan. Sering juga ada kasur. Setiap harinya truk mengangkut sekitar 5 ton sampah," kata Humas PT Bajradaya Sentranusa, Zefrin Harahap, saat dijumpai di Festival Danau Toba (FDT), Lapangan Sisingamangaraja, Kamis (18/9/2014).
Menurut Harahap, untuk membersihkan sampah secara tuntas, perusahaan bahkan harus berhenti beroperasi sehari dalam sebulan untuk membersihkan sampah-sampah ini tidak boleh masuk ke terowongan yang mengalirkan air ke turbin itu. Karena itu, mereka setiap hari mengangkut sampah-sampah itu dan memindahkannya ke tempat pembuangan khusus.
Manajemen perusahaan pemvangkit listrik dengan kapasitas 2×90 megawatt ini, kata Harahap telah bekerjasama dengan pemerintah untuk meminta masyarakat yang tinggal di seputar hilir Sungai Asahan tidak membuang sampah ke sungai.
"Kami sudah membangun tempat-tempat sampah di Kecamatan Porsea dan Kecamatan Parmaksian. Untuk menghentikan kebiasaan membuang sampah ke sungai ini memang butuh waktu. Bertahap," ujarnya.
Sampah-sampah yang merepotkan ini, kata Harahap, dipisah dan sebagian dimanfaatkan untuk pupuk.
Menurutnya, eceng gondok yang tumbuh subur di Danau Toba sangat disukai oleh petani setempat untuk menyuburkan tanaman di ladang. Untuk menjadi kompos, eceng gondok akan ditumpuk di lahan kosong sampai menjadi hitam dan menjadi seperti tanah. Namun, kata Harahap, sebelum menjadi tanah pun sudah banyak masyarakat yang meminta.
Sampah plastik atau jenis lain yang sulit diolah diangkut ke penampungan di Pintu Bosi, Laguboti.
(ton/tribun-medan.com)