Bencana Banjir
Berjuang Hidup dan Mati Dua Hari Selamat dari Longsor Hingga Minum Air Mentah
Korban bencana banjir mengungkap kisah yang tidak dialami oleh orang lain hingga berjuang terjebak selama dua hari antara hidup dan mati
TRIBUN-MEDAN.com - Korban bencana banjir mengungkap kisah yang tidak dialami oleh orang lain hingga berjuang terjebak selama dua hari antara hidup dan mati setelah terjadi longsor.
Hal ini terjadi saat bencana di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat (3/3). Total sudah ada lima korban tewas akibat bencana banjir ini.
Hal ini disampaikan Bupati Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat Irfendi Arbi melalui akun Instagramnya,
Bupati ini cukup aktif akhir-akhir ini di media sosial untuk memberitahu perkembangan bencana yang melanda kabupatennya.
Dia juga memasang tagar #prayfor50kota untuk setiap postingan yang diunggah.
"Beberapa jam yang lalu, di hari ini Rabu (8/3/2019), tim menemukan korban kelima yang meninggal tertimbun longsor," tulis Bupati dalam akunnya.
Kendati demikian kata Irendi belum ada keterangan resmi pihak Kepolisian, terkait identitas yang ditemukan.
Baca: Detik-detik Dramatis Bidan Melahirkan, Mau Bantu Persalinan Pasiennya di Lokasi Banjir
Baca: Polwan Bingung Setop Pengendara Saat Operasi Simpatik, Berapa Pelanggarannya ya Guys?
Baca: Banjir Besar di Sumatera Barat, Terlihat Masjid Raya Ini Hanya Terlihat Kubahnya Saja

Namun saksi hidup yang selamat dari ganasnya longsor yang terjadi dan harus berjuang antara hidup dan mati di tengah hutan belantara mengungkapkan kisahnya.
Dalam akunnya media sosialnya bernama @mon_stg bercerita saat detik-detik ia bisa selamat dari longsor.
Terjebak selama dua hari, Ia sempat minum air mentah dari mata air yang berada di lokasi, dan tidur di salah satu pondok.
Berikut ceritanya:
Perjalanan saya dari Bandung ke Medan utk berbagai urusan dimulai satu minggu yang lalu, selesai urusan di Medan saya bertolak ke daerah Duri dengan jalur darat.