Bikin Meringis, Ternyata Ini Penyebab Tewasnya Dua Mahasiswa Unsri
Mereka berjalan sejauh enam meter di pinggir kanal galian dengan cara beriringan sebanyak 6 orang dengan tujuan mengambil logo BEM.
TRIBUN-MEDAN.com - Menurut seorang saksi bernama Ridla (23), yang juga kakak tingkat korban di organisasi BEM Fakultas FKIP Unsri menjelaskan, bila kedua adik tingkatnya itu, sebelum tewas tenggelam sempat melakukan penyeberangan basah sebagai bagian dari kegiatan pelatihan dasar organisasi kepemimpinan BEM FKIP Unsri.
Mereka berjalan sejauh enam meter di pinggir kanal galian dengan cara beriringan sebanyak 6 orang dengan tujuan mengambil logo BEM yang telah terpasang di ranting pohon yang ditancapkan di sepanjang kanal.
Baca: Komentar Ferry Anggara Soal Tuduhan Morotin Ely Sugigi
Baca: Siapa Sangka, Faktanya Kebanyakan Tidur Justru Berakibat Kematian Dini
Baca: Malam Pertama Mendadak Super Gaduh, Suami Syok Lihat Ekor Menggantung di Alat Kelamin Istri
Logo BEM tersebut berada di dalam kantong asoy warna hitam dalam posisi tertancap diatas ranting pohon.
"Sebelum tenggelam, Taufik dan KZ hendak mengambil logo BEM itu lah pak," ujar Ridla.
Entah mengapa lanjutnya, pihak penyelenggara sedikit "nyeleneh" dengan cara meminta mereka untuk berjalan ke arah lumpur.
Padahal, kondisi didalam lumpur itu, memiliki kedalaman air yang cukup dalam.
Nahas bagi keduanya, barulah berjalan beberapa menit, seketika kedua adik tingkatnya itu tenggelam dan hilang hingga ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Baca: Ahok Sudah Membayangkan Dirinya Tak Jadi Gubernur Lagi, Kenapa?
Baca: Akhirnya Aming Buka Suara Soal Perceraiannya, Julia Perez Langsung Komentar
Baca: Menilik Jawaban Ahok Menyasar Pertanyaan Anies Baswedan tentang Open Governance
Ia menambahkan, kegiatan seperti ini sudah merupakan tradisi sebagai salah satu syarat pelatihan keberanian kepemimpinan BEM FKIP Unsri.
"Akan tetapi, baru pertama kali ini lah pak, dipilihnya lokasi disini," ujarnya seraya menyebut, bila selama ini, lokasi penyelenggara kegiatan berada di daratan.
