Ini Daftar Nama Tempat yang Disinggahi Burung Migran di Indonesia, Deliserdang Spot Terbaik

"Kalau di Deliserdang itu burung migran berpusat di Bagan Percut dan Pantai Labu. Indonesia khususnya di Deliserdang dikenal spot terbaik untuk.."

TRIBUNSUMSEL.COM/M.A FAJRI
Jutaan ekor burung laut migran asal Siberia dan Australia mulai Migrasi ke Taman Nasional Sembilang (TNS) Banyuasin pada awal November. 

Laporan Wartawan Tribun Medan / Azis Husein Hasibuan

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Indonesia adalah satu dari 22 negara yang dilintasi burung migran, khususnya pada November hingga Maret.

Beragam spesies burung migran yang jumlahnya diperkirakan mencapai jutaan ekor ini singgah di Tanah Air, setelah melintas beberapa negara, pada umumnya untuk mencari makan.

Adapun beberapa daerah di Indonesia yang disinggahi burung migran ini meliputi, Deliserdang, Kruing (Aceh), Pantai Cemara (Jambi), Pantai Trisik (Yogyakarta), Muara Gembong (Bekasi), Wonorejo Surabaya, Pantai Benoa (Bali), Pesisir Takalar (Sulawesi Selatan) dan Wasur (Merauke).

Hal ini disampaikan Chairunas Adha Putra, Birding Sumatera, sebuah komunitas pemerhati dan peneliti burung di Sumatera Utara dalam acara Short Documentary Screening for Celebration World Migratory Bird Day di Kafe Potret, Minggu (28/5/2017).

"Kalau di Deliserdang itu burung migran berpusat di Bagan Percut dan Pantai Labu. Indonesia khususnya di Deliserdang dikenal spot terbaik untuk persinggahan burung migran melintasi puluhan negara," ujar Chairunas.

Secara umum, kata dia, pesisir timur Sumatera Utara juga menjadi kawasan penting bagi keberadaan dua spesies yang terancam punah, yakni Bangau Bluwok (Mycteria cinerea), dan Bangau Tongtong (Leptoptilos javanicus).

Baca: Sediakan Sembako dengan Harga Terjangkau, PSP Foundation Gelar Pasar Murah

"Kawasan ini adalah habitat bagi kelompok besar burung pantai migran. Tercatat, 69 spesies burung air dan 34 spesies atau 49 persen yang ada di Indonesia, di antaranya burung pantai migran," jelasnya.

Namun, yang menjadi persoalan adalah, luas hutan mangrove di Sumatera Utara mengalami penurunan yang sangat drastis. Dari 200.000 ha di tahun 1987 menjadi 31.885 ha di tahun 2001 karena konversi menjadi perkebunan kelapa sawit, pemukiman dan pertambakan. (ase/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved