Djarot Ungkap Alasan di Balik Tindakan Tak Pernah Temui Tim Sinkronisasi Anies-Sandi
"Saya nggak ketemu. Saya akan ketemu sama Pak Anies dan Pak Sandi. Tim sinkronisasi bukan bagian dari birokrasi.
TRIBUN-MEDAN.com - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, tim sinkronisasi bentukan gubernur dan wakil gubernur terpilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno bukan bagian dari birokrasi.
Untuk itu Djarot tidak pernah mau bertemu dengan mereka.
"Saya nggak ketemu. Saya akan ketemu sama Pak Anies dan Pak Sandi. Tim sinkronisasi bukan bagian dari birokrasi. Mereka semacam membantu lah," kata Djarot kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (5/6/2017).
Baca: Saat Habib Rizieq DPO, Sri Bintang: Biarin Aja
Baca: Wow, 4 Artis Cantik Indonesia Masuk Nominasi Wajah Tercantik di Dunia, Nomor 3 Kontroversial
Baca: Kondisi Sang Mantan usai Ditinggal Pacar Cantik demi Jadi Menantu Amien Rais
Diketahui, sudah beberapa kali tim sinkronisasi bertandang ke Balai Kota untuk bertemu dengan jajaran SKPD DKI. Tetapi Djarot tidak pernah ikut.
Dirinya hanya ingin akan bertemu dengan Anies-Sandiaga. Namun dia tidak memberi tahu secara detail kapan pertemuan tersebut.
"Saya akan kata sama Pak Anies dan Sandiaga," ucap Djarot.
Sementara soal APBD-Perubahan 2017, Djarot menjelaskan, bahwa itu milik gubernur dan wakil gubernur periode 2017-2022.
Namun, Djarot meminta agar pasangan tersebut tak memaksa untuk memasukan program mereka ke APBD Perubahan 2017.
"Iya memang memang, oleh sebab itu (APBD) 2018 itu kebijakan Anies dan Sandi. Loh di dua bulan terakhir itu kan 2017 toh. Kalo 2017 2 bulan terakhir mau bikin apa? Kan repot ya," kata Djarot.
Djarot menilai, keinginan Anies-Sandiaga untuk memasukan program di APBD-Perubahan 2017, dianggap sesuatu yang sulit diwujudkan.
Untuk itu dirinya menyarankan agar pasangan tersebut sabar menunggu di APBD 2018 untuk memasukan program.
"Makanya saya sampaikan kalau APBDP itu sulit ya. Tapi kalau APBD 2018 itu silahkan karena memang yang mengerjakan kan beliau berdua. Kalau dua bulan kan terakhir tinggal eksekusi," kata Djarot.
(Tribunnews/Wahyu Aji)