Lawan Persekusi

Mengerikan, Fiera Lovita: Mereka Menuduh Saya Bispak, PKI dan Murtad

"Bahkan mereka mengatakan akan membunuh, menuduh saya bispak, dan menuduh saya PKI/Komunis, murtad,”

KOMPAS.com/Kristian Erdianto
Fiera Lovita, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Solok, Sumatera Barat, saat memberikan keterangan pers di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017). Fiera menceritakan tindakan teror dan intimidasi oleh ormas tertentu yang menuduh Fiera menghina tokoh mereka melalui status di Facebooknya. 

TRIBUN-MEDAN.com - Korban persekusi berjatuhan. Sebabnya, karena menulis status di Facebook yang isinya menyentil pimpinan FPI Rizieq Shihab.

Mereka kemudian diintai, diburu, dan diancam karena dituding menghina ulama dan agama Islam. Seperti yang dialami Fiera Lovita, bocah PM di Jakarta Timur, dan pengajar UI Ade Armando.

Tapi gerak polisi, kalah cepat. Saat korbannya sudah mencapai puluhan, polisi baru bertindak. Terakhir dengan mencopot Kapolres Solok, dan menangkap dua pelaku penganiayaan terhadap PM.

Baca: Sang Bunda Menguak Keinginan Julia Perez yang Belum Kesampaian

Baca: Ucapan Julia Perez Tak Akan Bebani Keluarga Benar-benar Tergenapi

Baca: Aa Gym Maju Pilgub Jawa Barat, Begini Reaksi Partai Kebangkitan Bangsa

Berikut kisah lengkapnya seperti yang dilansir dari Program Saga produksi Kantor Berita Radio (KBR).

Mereka diintai, diburu, dan diancam hanya karena bersuara di jejaring media sosial. Isinya kira-kra menyentil pimpinan FPI Rizieq Shihab yang kini terbelit kasus pornografi dan kerap mangkir dari panggilan kepolisian. Belakangan, Rizieq ketahuan berada di Arab Saudi.

“Pada 19-21 Mei 2017, saya membuat status Facebook sebagai berikut: Kalau tak salah kenapa kabur? Toh ada 300 pengacara dan 7 juta umat yang akan mendampingimu. Jangan kabur lagi ya bib. Kadang fanatisme sudah membuat akal sehat tak berfungsi. Sudah zina kabur lagi, masih dipuja dan dibela. Masih ada yang berkoar ulamanya mesum difitnah,” ujar Fiera Lovita, dokter di Solok, Sumatera Barat, yang menjadi korban persekusi.

Sehari setelahnya, status itu menyebar liar. Facebooknya pun dibanjiri permintaan pertemanan. Muncul kemudian rasa khawatir.

“Setelah membuat status tersebut, saya ajak anak liburan dilanjutkan bermain. Malamnya saya buka Facebook dan banyak minta permintaan pertemanan, lebih dari 100 orang. Beberapa akun membagikan status saya ditambahi dengan narasi dan kekerasan yang provokatif. Yang mengajak orang membenci saya. Status saya viral di Facebook terutama di Solok. Karena khawatir, saya pun menutup akun saya,” ungkap Lovita.

Baca: Djarot Tawari Dokter Fiera Lovita Korban Persekusi Pindah Jadi PNS di DKI

Baca: Alamak, Buntut Persekusi yang Menimpa Dokter Cantik Fiera, Kapolres Solok Dicopot Kapolri Tito

Kekhawatiran Fiera Lovita, terbukti. Ia diperiksa Kepolisian Solok terkait status Facebooknya dan mengatakan kalau dirinya diincar kelompok FPI. Benar saja, begitu keluar dari ruang pemeriksaan, sejumlah orang berjubah berjanggut berkopiah menggeruduknya.

“Setelah diinterogasi oleh pihak kepolisian, sekitar jam 1 siang. Pada 22 Mei, saya dan anak-anak turun ke parkiran. Setelah masuk ke mobil ternyata mobil saya dikelilingi oleh beberapa orang berjubah, berjangkut, berkopiah. Mereka mengetuk-ngetuk jendela mobil. Saya telepon kasat intel. Saya buka pintu untuk komunikasi dan bicara dengan utusan FPI. Mereka minta saya tidak menulis status di Facebook, minta maaf. Kemudian mereka minta saya membuat surat pernyataan minta maaf dengan tulisan tangan saya dan diposting di Facebook saya,” ujar Lovita.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved