Dinkes : Isu ISPA Karena STTC Butuh Penjelasan Ilmiah
"Gak bisa langsung menuduh begitu. Harus kita lihat dulu apa masyarakat itu tinggal di situ, bekerja di situ atau tidak. Tidak bisa langsung..."
Penulis: Dedy Kurniawan |
Laporan Wartawan Tribun Medan / Dedy Kurniawan
TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Kepala Dinas Kesehatan dr. Ronald Saragih mengatakan tak bisa langsung menuding isu Infeksi Saluran Pernafasan Akut akibat keberadaan Pabrik Rokok STTC di Siantar.
Katanya, masyarakat yang menderita ISPA di Puskesmas Kesatria, Jalan Pdt Justin Sihombing, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, tidak bisa langsung dikaitkan dengan keberadaan Pabrik rokok STTC di daerah tersebut.
Dijelaskannya, penyakit ISPA dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti latar belakang pekerjaan dan sosial yang terkena ISPA tersebut.
Baca: Mediasi Masyarakat dan Pengelola Medan Mall Memanas, Ini Tindakan Zulkarnain
"Gak bisa langsung menuduh begitu. Harus kita lihat dulu apa masyarakat itu tinggal di situ, bekerja di situ atau tidak. Tidak bisa langsung menuding STTC. Situasi cuaca begini berubah-ubah dan puasa lagi, bisa saja meningkat ISPA. Kedua, penderita ISPA, kita harus lihat lagi, pekerjaannya apa. Mohon maaf, kalau buruh bangunan ke sana kemari yang berpacu sama semen, wajar ia kena ISPA," ujar Kepala Dinas Kesehatan,dr.Ronald Saragih saat ditemui di Siantar Hotel, Rabu (14/6/2017).
dr.Ronald juga mencontohkan hal lainnya, seperti dilihat lagi faktor sosial kehidupan penderita ISPA tersebut yang tinggal dalam rumah yang kecil, yang di dalam itu ada delapan orang.
Apabila ada penderita ISPA dengan kondisi sosial begitu, hal tersebut dinilainya wajar lantaran dapat menular.
"Jadi bukan murni dari pengaruh sana (STTC). Itu aja belum pernah kita ukur berapa kualitas udara di situ. Kita tidak bisa langsung katakan itu (STTC) membuat ISPA meningkat. Gak segampang itu kita katakan pengaruh dari itu," ujar dr Ronald.
“Misalnya ada masyarakat sana (daerah sekitar pabrik STTC) kena ISPA, bisa dapatnya dari luar. Karena tinggalnya dia di sana, ke Puskesmas Kesatria lah dia berobat, tapi gak bisa langsung kita buat keputusan karena lingkungan di sana,”ujarnya.
dr Ronald, menegaskan bahwa isu masyarakat sekitar STTC yang diduga terkena penyakit ISPA dikarenakan pabrik rokok tersebut harus dibuktikan dengan penelitian.
Menurutnya, sampai saat ini, belum ada orang atau pihak berkompeten yang pernah melakukan penelitian apakah STTC menyebabkan ISPA.
"Intinya nurut saya harus dilakukan penelitian. Gak juga (Puskesmas) Kesatria yang banyak ISPAnya, daerah lain juga gitu. Jadi kalau memang itu mau ditelusuri, ya penelitianlah. Sampai sekarang belum ada yang melakukan penelitian tentang itu. Sudah berapa tahun saya di Siantar ini, kita harus bicara ilmiah. Tidak bisa hanya begitu saja," tegas dr Ronald.
Kepala Puskesmas Kesatria, drg Artha DM Bako mengatakan bahwa penderita ISPA yang berobat ke Puskesmas harapannya jangan selalu dihubungkan dengan adanya pabrik rokok STTC.
Katanya, masyarakat yang datang berobat ISPA ke Puskesmas Kesatria tidak hanya masyarakat dari Kelurahan Siopat Suhu, tempat berdirinya pabrik PT STTC.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ronald-saragih-tribun_20170615_154300.jpg)