Breaking News

Warga Desa Ardial Pilox Jalan dengan Tulisan: Tolak ISIS Desa Kami Bukan Desa Teroris

Pujiono yang memegang cat pilox lantas berdiri di tengah jalan raya. Ia membuat tulisan di tengah jalan: Tolak ISIS Desa Kami Bukan Desa Teroris.

Editor: Tariden Turnip
tribun medan/array
Ketua LKMD Sambirejo Timur, Kecamatan Tembung, Pujiono saat mencat jalan raya sebagai bentuk penolakan terhadap ISIS di kampungnya, Rabu (28/6/2017). Warga juga menolak kedatangan jenazah almarhum Ardial Ramadhana, terduga teroris yang tewas ditembak 

Laporan Wartawan Tribun Medan/Array A Argus

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Tewasnya Ardial Ramadhana, satu dari sejumlah simpatisan ISIS setelah membunuh petugas Polda Sumut Ipda (Anumerta) M Sigalingging saat Idul Fitri memancing reaksi keras dari warga yang tinggal di Jl Makmur, Dusun V, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Tembung, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

Pascatewasnya Ardial, sejumlah polisi berpakaian sipil berbondong-bondong mendatangi kediaman orangtua almarhum Ardial di Tembung.

Karena merasa tidak nyaman dengan kedatangan petugas, warga pun berinisiatif membuat penolakan kedatangan jenazah pria berusia 30 tahunan tersebut.

Warga berkumpul di depan Gang Dahlia 33, rumah orangtua Ardial.

Selain menolak jenazah, warga dengan tegas menolak keberadaan ISIS di kampung mereka. Warga yang melakukan penolakan lantas mencat jalan raya, tepat di depan gang masuk rumah orangtua Ardial.

"Ini bentuk penolakan kami terhadap ISIS. Tak satupun dari anggota ISIS yang boleh tinggal di kampung ini," kata Ketua Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) Sambirejo Timur, Pujiono (50), Rabu (28/6/2017).

Di sela wawancara, Pujiono yang memegang cat pilox lantas berdiri di tengah jalan raya. Ia membuat tulisan di tengah jalan: Tolak ISIS Desa Kami Bukan Desa Teroris.

Saat Pujiono mencat jalan, pengendara motor dan mobil diminta berhenti sementara waktu. Sebagian warga lantas menyerukan para tetangga untuk sama-sama menolak keberadaan ISIS.

"Sampai kapanpun sel-sel ISIS tidak boleh ada di kampung kami. Mereka harus dimusnahkan dari muka bumi ini," ungkap pria berkacamata ini dengan nada berapi-api.(Ray/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved