Berita Eksklusif

Marak Kecelakaan imbas Jalan bak Kubangan Kerbau di Jalur Mebidangro, Ini Penyebabnya

Kerusakan jalan di seputaran Mebidangro (Medan, Binjai, Deliserdang dan Karo) antara lain disebabkan maraknya kegiatan usaha penambangan galian C.

Tribun Medan/Joseph
Warga melintas di Jalan Labu, Payaroba, Binjai Barat. Jalan Labu rusak berat akibat dilewati truk galian C saat jembatan Payaroba rusak. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kondisi jalan di sejumlah kabupaten dan kota metropolitan Medan cepat sekali rusak.

Jalan berlubang-lubang menganga, sehingga pada saat musim hujan menggenang menyerupai kubangan kerbau.

Kerusakan sarana transportasi umum tersebut sangat cepat, rata-rata dalam waktu tiga bulan setelah diperbaiki. Akibatnya, sering terjadi kecelakaan lalu-lintas.

"Enggak kulihat tadi lubangnya karena terhalang truk itu. Udah gitu banyak debunya, makin susah liat lubangnya. Pas udah dekat, mau menghindar, udah jatuh duluan. Syukur tadi ngak ada yang nabrak dari belakang," ujar Lydik Lubis, seorang pengguna jalan yang terjatuh di jalan berlubang, persis di tengah badan jalan, saat melintas ruas Jalan Ismail di Kota Binjai, pekan lalu.

Kerusakan jalan di seputaran Mebidangro (Medan, Binjai, Deliserdang dan Karo) antara lain disebabkan maraknya kegiatan usaha penambangan galian C. Truk-truk memuat hasil tambang bebas lalu-lalang, hilir-mudik, melintasi jalan yang didanai APBD/APBN.

Berdasarkan data penambanagn tanpa izin (Peti) yang diterbitkan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Utara, hingga tahun 2016, terdapat 25 lokasi tambang ilegal di kawasan Mebidangro. Mereka menambang jenis komoditas seperti pasir, tanah timbun, dan pasir batu.

Lokasi-lokasi tambang tanpa izin tersebut antara lain terdapat di Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Binjai dan Kabupaten Langkat.

Pekan lalu, wartawan Harian Tribun Medan/Tribun-Medan.co menelusuri beberapa jalan menuju lokasi maraknya penambangan.

Antara lain di kawasan Tuntungan, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang. Kemudian di Kelurahan Bhakri Karya, Kecamatan Binjai Selatan, dikenal dengan kawsan Tanah Merah. Terlihat marak penambangan di dua lokasi tersebut.

Menuju lokasi Tanah Merah, Tribun Medan menyusuri Jalan Samanhudi, Jalan Ismail, Jalan Perintis dan Jalan Umar Baki di Kota Binjai.

Sepanjang jalan sudah mengalami kerusakan yang teramat parah.

Sebagian badan jalan nyaris tanpa lapisan aspal lagi, sehingga saat kendaraan melintas debu jalanan beterbangan.

Jalan nyaris tanpa aspal, karena rusak dan hancur. Selain tanpa lapisan aspal, jalan berlumbang dan jadi bergelombang sehingga menyulitkan pengendara melintas.

Pada musim hujan, lubang di badan digenangi air, dan lumpur sehingga mirip kubangan kerbau. Memang di beberapa titik tertentu lapisan aspal masih mulus, secara umum banyak ditemui lubang-lubang kedalaman sekitar 30 - 50 cm.

Akibat rusaknya jalan ini, kecelakaan pengendara kerap terjadi. Seperti yang dialami Lydik Lubis, warga Binjai. Saat mengendari motor, kendaraannya terjatuh dan badan Lydik terjengkang di badan Jalan Ismail, Binjai. Lydik terpelanting setelah sepeda motornya terperosok ke dalam lubang mengaga.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved