Tolak Hak Angket DPR terhadap KPK, Tsamara Amany Belum Puas Lawan Fahri Hamzah

Di KPK, Tsamara Amany berpartisipasi dalam acara Poetry for Integrity untuk memberikan dukungan penuh pada KPK.

Editor: Salomo Tarigan
TRIBUNNEWS.COM
Tsamara Amany - Fahri Hamzah 

TRIBUN-MEDAN.com - Sosok aktivis Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany, Jumat (14/7/2017) tampil di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan.

Mahasiswi semester VI Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina ini belakangan menjadi perhatian publik karena mengkritik sepak terjang Fahri Hamzah sebagai Wakil Ketua DPR.

Kritikan politikus muda ini tidak hanya disampaikan lewat Twitter tapi juga melalui media.

Di KPK, Tsamara Amany berpartisipasi dalam acara Poetry for Integrity untuk memberikan dukungan penuh pada KPK.

BACA:  Dukungan Tolak Hak Angket DPR Terus Mengalir, Gedung KPK Semakin Ramai

BACA: Suami Tuntut Ulang Tes Keperawanan, Perempuan Cantik Ini Tak Tahan, Akhirnya Bunuh Diri

Di sela-sela aksi, Tsamara Amany sempat berorasi dan membacakan puisi.

"Kedatangan saya untuk memberikan dukungan ke KPK. Karena semua pasti tahu, lembaga ini adalah garda terdepan dalam memberantas koruptor. Saya berdiri di belakang KPK karena perjuangan melawan korupsi belum selesai," terang Tsamara Amany.

Ditanya apakah sudah puas saat dipertemukan dan berdebat dengan Fahri Hamzah dalam acara Indonesia Lawyers Club pada Selasa 11 Juli 2017 dengan tema DPR Versus KPK : Semakin Meruncing, perempuan berambut panjang ini mengaku belum puas karena waktunya terbatas.

"Kemarin itu waktunya terbatas, kemudian Pak Fahri juga tidak menanggapi apapun jadi saya nggak tahu apa yang mau ditanggapi," tutur Tsamara Amany.

Tsamara Amany menambahkan harusnya sebagai anggota dewan, Fahri Hamzah mengerti keinginan publik bukan malah menghalangi kerja KPK dengan mengesahkan Pansus Angket terhadap KPK.

"Pak Fahri kan Wakil Ketua DPR RI, tapi dia malah bertentangan dengan keinginan publik. Dia harusnya memberi penjelasan ke publik. Bukan menghalangi penyidikan lalu mengetuk palu angket. Tudingan-tudingan bisa menurunkan martabat DPR kalau tidak ada penjelasan yang nyata," singkatnya.(*)

Baca: Angket KPK Disebut Sarat Kepentingan Elite Politik

Baca: Politisi Golkar Minta KPK Segera Tetapkan Novanto Tersangka e-KTP Jika Cukup Bukti

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved