Setelah Sinabung Erupsi Dahsyat 4 Jam, Gini Kondisi Terkini di Lapangan
Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra menyebut erupsi besar masih berpotensi terjadi sehingga masyarakat harus tetap waspada.
Abraham Utama/Wartawan BBC Indonesia
TRIBUN-MEDAN.COM - Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mulai menurun, Kamis (03/08), setelah erupsi besar kemarin.
Namun Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra menyebut erupsi besar masih berpotensi terjadi sehingga masyarakat harus tetap waspada.
"Dibandingkan kemarin, memang ada penurunan aktivitas tapi kami tetap tidak tahu potensi ke depan. Potensi untuk erupsi dan awan panas masih tinggi," ujar Armen Putra kepada BBC Indonesia, Kamis (03/08).
Armen menuturkan, Kamis ini awan panas telah meluncur dari Sinabung pada pukul 7.54 WIB. Awan panas itu mengarah ke sisi timur dan tenggara sejauh dua kilometer.
Menurut catatan Badan Geologi, Rabu kemarin Sinabung erupsi 11 kali. Erupsi itu disertai guguran lava yang mengarah ke sisi selatan, tenggara, dan timur. Selain itu, kemarin Sinabung juga tercatat 18 kali melontarkan awan panas yang meluncur hingga 4.500 kilometer.

Adapun, Badan Geologi menyebut asap putih tebal keluar dari Sinabung hingga ketinggian 200 meter di atas kawah puncak.
Baca: Dahsyatnya Sinabung Erupsi Nonstop Selama Empat Jam, Ini Dampaknya
Armen menilai aktivitas Sinabung tersebut masih dalam kondisi normal. Selama setidaknya enam tahun terakhir, ia menyebut aktivitas Sinabung pernah tercatat lebih tinggi.
"Ini boleh dibilang normal atau tidak terlalu tinggi dibandingkan tahun lalu. Sinabung karakternya memang begitu. Ketika kubah lava besar, maka akan terjadi guguran awan panas yang besar dan lama," kata Armen.
Relokasi belum selesai
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menyebut beberapa desa di kecamatan Kabanjahe, Naman Teran, dan Simpang Empat terdampak erupsi Sinabung kemarin.
Erupsi tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, tapi ribuan penduduk terdampak hujan abu secara langsung. Hingga saat ini, menurut catatan BNPB, sebanyak 7.214 orang atau 2.038 kepala keluarga terdaftar di delapan pos pengungsian berbeda.
Namun dari jumlah itu, Sutopo menyebut hanya 2.863 orang yang benar-benar tinggal di pos pengungsian. "Yang lainnya banyak tinggal di luar pos pengungsian," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Komandan Satuan Tugas Tanggap Darurat Sinabung Kolonel Agustinus Sitepu mengatakan, pos pengungsian tersebut didirikan terutama untuk masyarakat yang sebelumnya tinggal di zona merah.