Terungkap, Penyebab Buaya Terkam Dua Orang dalam 2 Hari Berturut, termasuk Orang Pintar
Peristiwa buaya menerkam dua warga di Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kabupaten Kutai kartanegara, benar-benar menggemparkan.
TRIBUN-MEDAN.COM - Peristiwa buaya menerkam dua warga di Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kabupaten Kutai kartanegara, benar-benar menggemparkan.
Korban pertama, Arjuna (16), warga Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kecamatan Muara Jawa, disambar buaya saat hendak membersihkan badan di sungai TB depan jetty BRE RT 17 Kelurahan Muara Jawa Ulu, Jumat (15/9/2017) pukul 16.30 wita.
Ketika mayat Arjuna belum ditemukan, korban kedua Supriyanto (38) warga Muara Jawa Ulu yang mengaku pawang buaya ikut membantu pencarian Arjuna.
Supriyanto hanya mengenakan celana pendek warna hitam dan menceburkan diri dalam sungai.
Ia sempat melakukan ritual dalam air dengan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada untuk memanggil buaya yang menerkam korban. Ia menenggelamkan kepalanya ke dalam sungai. Kemudian ia mencoba berenang dan tiba-tiba diseret buaya ke dalam air.
Setelah beberapa terlibat buaya menyeret tubuh Supriyanto ke tengah sungai. Terlihat jasad yang diseret sudah meninggal dunia.
Hingga saat ini, korban kedua, bernama Supriyanto (39) belum juga ditemukan.
Satu "orang pintar" yang turut dalam pencarian korban, Aji Mansyah (47), asal Balikpapan menjelaskan, terkait penyerangan beruntun buaya kepada manusia.
Dia menilai, buaya tidak akan melakukan penyerangan, jika tidak terganggu.
Baca: Kisah Tragis Orang Pintar Melawan Buaya, Orang Menonton Sempat Tertawa
Gangguan itu pun beragam, mulai dari yang langsung dilakukan manusia, maupun hal hal yang berbau mistis.
"Biasanya ada yang ganggu, buaya tidak akan menyerang kalau tidak mendapat gangguan," ucap pria yang selalu membawa mandau itu, Minggu (17/9/2017).
Lalu, kenapa buaya melakukan penyerangan kembali kepada manusia, padahal baru sehari buaya menyerang ditempat yang sama.
Menurutnya, hal itu lebih disebabkan karena korban (Supriyanto) menantang buaya untuk mendatanginya.
"Masing-masing orang yang memiliki kemampuan, punya cara yang berbeda dalam penerapanya, mungkin cara yang dilakukan korban tidak disukai," tuturnya.