Lanjutkan Rintisan Rizal Nurdin, 10 Negara Ikut Festival Internasional Arung Jeram Asahan 2017
Festifal Internasional Arung Jeram Sungai Asahan 'Kaldera Toba" (The Toba Caldera Asahan River White Water Festival 2017.
TRIBUN-MEDAN.COM - Festival Internasional Arung Jeram Sungai Asahan 'Kaldera Toba" (The Toba Caldera Asahan River White Water Festival 2017 di Desa Tangga Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Senin (4/12).
Festival Internasional Arung Jeram Asahan 2017 ini melibatkan 10 Negara, selain dari tim arung jeram nasional.
Festival ini resmi dibuka Wakil Gubernur Sumut, Dr Hj Nurhajizah Marpaung SH ,MHum didampingi tokoh masyarakat dan juga permerhati Kaldera Toba, RE Nainggolan, Bupati Sergai yang juga Ketua Persatuan Arung Jeram Sumut Soekirman, Wakil Bupati Toba Samosir Hulman Sitorus, dan Kepala Biro Humas dan Protokol Sekdaprovsu Ilyas S Sitorus.
"Secara pribadi saya merasa bangga akan Desa Tangga yang memiliki Sungai Asahan sebagai perlintasian aliran dari Danau Toba," ujar Nurhajizah Marpaung di hadapan para SKPD dari Kabupaten Asahan dan Bupati Batubara.
"Sebagai putri asal Asahan, saya bangga akan Sungai Asahan di Desa Tangga karena memiliki rute rumit untuk dilalui dalam arung jeram yang termasuk nomor tiga terbahaya di dunia," katanya lagi.

Menurut Nurhajizah, Sungai Asahan merupakan potensi besar menjadi daya tarik wisata mancanegara khususnya yang mengemari olahraga arung jeram.
"Untuk itu mari kita bersama-sama majukan tempat ini yang sudah mendunia, sekaligus meneruskan cita-cita mantan Gubernur Sumut Almarhum HT Rizal Nurdin yang sempat merintinsnya di tahun 2000," jelasnya.
Memang tidak dipungkiri, kegiatan ini awalnya dirintis pada masa Gubernur Almarhum Tengku Rizal Nurdin, yang merupakan abang kandung gubernur yang sekarang, T Erry Nuradi.
Kegiatan ini pun terakhir kali dilaksanakan pada tahun 2010 yang lalu.
Nurhajizah menjelaskan, kegiatan ini menumbuhkembangkan dan melestarikan seni budaya tradisional, mengembangkan olahraga air, mengairahkan kepariwisataan dan mengelorakan cinta lingkungan melalui gerakan pelestarian serta pengembangan Danau Toba dan sungai Asahan sebagai destinasi wisata nasional maupun internasional.

Ia memastikan akan melanjutkan pembangunan infrastruktur dan penginapan berupa home stay di Desa Tangga untuk melengkapi daya tarik wisata lokal maupun mancanegara.
Nurhajizah berharap, ke depannya perlombahan arung jeram internasional menjadi event tahunan di Sumatera Utara.
"Untuk mendukung pengembangan pariwisata sungai Asahan kelak akan dibangun infrastruktur, sehingga nanti yang biasanya jarak tempuh dua jam lebih menjadi satu jam saja serta ada upaya pengusaha lokal maupun swasta yang tertarik membangun penginapan atau hotel agar kegiatan ini menjadi even nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar," jelasnya.

Melalui 'The Toba Caldera Asahan River White Water Festival 2017' yang diikuti peserta dari dalam dan luar negeri, menurut Nyrhajizah, ini suatu kenyataan bahwa perbedaam budaya tidak menghalangi kita untuk berinteraksi, sikap saling memahami dan menghormati.
Hal senada juga disampaikan pemerhati Kaldera Toba RE Nainggolan, lokasi ini juga akan menguntungkan masyarakat sekitarnya di mulai dari lokasi hingga pengusaha kecil.