Kapal Tenggelam

Pencarian Resmi Dihentikan, Ibu Korban Siti Arbiah Menangis Histeris: Anak Saya Lah, Ya Allah

Tenggelamnya KM Sinar Bangun mengakibatkan duka yang mendalam bagi keluarga, kini kenyataan pahit proses evakuasi dihentikan

TRIBUN MEDAN / ARJUNA BAKKARA
Ibu dari korban hilang Siti Arbia menangis sejadi-jadinya saat dilakukan salat gaib di Tigaras, Simalungun 

TRIBUN-MEDAN.com - Hilangnya ratusan korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba mengakibatkan duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, kini mereka harus menerima kenyataan pahit proses evakuasi dihentikan.

Tim gabungan resmi mengakhiri evakuasi KM Sinar Bangun pada hari ini, Selasa (3/7/2018).

Isak tangis keluarga penumpang KM Sinar Bangun yang masih hilang pun tak terbendung di Dermaga Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Seorang perempuan berjilbab kuning diketahui merupakan ibu dari Siti Arbiah (23) yang sampai hari ini belum ditemukan.

Ia terus menjerit memanggil nama anaknya. 

"Anak saya lah, ya Allah, ya Tuhanku. Pak Eeek, kasihanilah anakku ya Allah. Astagfirullahallazim" teriaknya sambil menangis hiteris.

Keluarga Penumpang KM Sinar Bangun Histeris di Dermaga Pelabuhan Tigaras
Keluarga Siti Arbia, Penumpang KM Sinar Bangun Histeris di Dermaga Pelabuhan Tigaras (Tribun Medan)

Suaminya, Lasma, juga tak kuasa membujuk istrinya yang terus memanggil nama putrinya itu.

Lasma mengungkapkan dari tiga anaknya, Siti Arbiah yang paling ia sayang. Bahkan rencananya Desember ini Siti Arbiah akan melangsungkan pernikahan.

"Saya terakhir ngobrol itu pas lebaran. Apapun dia minta saya kasih. Karena memang sayang sekali saya sama dia," ujar Lasma warga dari Siantar ini. Simak videonya di sini:

Selain itu, keluarga dari korban Hotman warga Panambean Simalungun juga menaburkan bunga di Danau Toba.

Mereka juga turut berinteraksi sebagai meluapkan kesedihan kepergian Hotman.

Puing kapal KM Sinar Bangun terdeteksi oleh perangkat ROV di kedalaman 450 meter.

Tim gabungan tak memiliki cara untuk mengangkat bangkai kapal sehingga menghentikan pencarian yang sudah dimulai pada 18 Juni 2018.

Mengenang tragedi ini, Pemkab Simalungun membuat monumen kapal di Pelabuhan Tigaras.

Sementara itu Alif Septian seorang bayi berusia tujuh bulan dengan nyaman berada di pangkuan Muntiah (50), neneknya. Alif terus menghisap jari jempolnya selama dalam gendongan neneknya. Ia tampak tenang dan tidak berbicara selama berada di pangkuan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved