Pilpres 2019
Prabowo Subianto Tanggapi Ustaz Abdul Somad sebagai Cawapres, Rekomendasi Ijtima GNPF Ulama
Mekanisme politik kita adalah melalui Parpol. Itu sistem kita. Tapi kita hargai jajak pendapat dan masukan.
TRIBUN-MEDAN.COM - Mulai tanggal 4 Agustus ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan membuka pendaftaran calon presiden dan wakil presiden untuk pemilihan presiden (pilres) 2019.
Siapa yang bakal mendaftar duluan? Perkembangan politik masih menghangat terkait siapa yang bakal mendampingi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Sementara Prabowo menganggapi, rekomendasi Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama mengenai calon presiden dan wakil presiden, yang kata dia hanya sekadar masukan.
Keputusan mengenai pasangan yang akan diusung untuk maju dalam pemilihan presiden bergantung pada kesepakatan partai koalisi.
"Mekanisme politik kita adalah melalui Parpol. Itu sistem kita. Tapi kita hargai jajak pendapat dan masukan. Tapi keputusan akhir ada di Parpol," kata Prabowo di DPP PKS, jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018).
Adapun hasilnya nanti bergantung pada kesepakatan partai-partai tersebut.
Baca: Nias Digucang Gempa 5,3 SR, BMKG Imbau Warga Tetap Tenang
"Jadi ini masih ada proses kita bicarakan. Karena ada dua pasangan, yang satu saya belum jumpa, belum saya tanya pendapatnya bagaimana. Baru bisa ada keputusan yang diambil. Tapi mekanisme politik di indonesia adalah melalui parpol. Ini yang ingin saya tegaskan. Dan harus ada keputusan, kita harus daftar sebelum tanggal 10 Agusuts paling lambat," katanya.
Baca: Nikita Mirzani Blak-blakan soal Teror yang Menyasar Dirinya, Takut?
Baca: Postingan Siti Mengharukan Usai Taklukkan Puncak Gunung Rinjani, Korban Gempa Lombok
Meski Salim Segaf Al Jufri dan Ustaz Abdul Somad dibahas menjadi cawapresnya, namun menurutnya masih terbuka adanya nama lain yang akan dipilih. Apalagi setelah bergabungnya demokrat ke dalam koalisi yang juga memberikan masukan mengenai calon wakil presiden.
"Kita memperhatikan paket hasil Ijtima. Namun kita terbuka dengan partai Demokrat bergabung. Dan tentunya kita sekarang sudah membahas dua nama itu. Tapi tentu dengan kita ingin bangun suatu kekuatan yang besar, pandangan partai Demokrat tentunya kita akan pertimbangkan juga," katanya.
(Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cawapres Prabowo Belum Tentu sesuai dengan Hasil Ijtima)