Opung Setti Pintubatu Pengrajin Ulos Tenun yang Masih Setia Melestarikan Budaya Batak

menggunakan peralatan sederhana yang terbuat dari bambu dan kayu untuk menenun sebuah kain ulos di teras depan rumah miliknya.

Tribun Medan/ Mustaqim Indra Jaya
Opung Setti br Pintubatu (72) sedang menenun ulos bermotif karo di teras rumahnya yang berada di Kampung Tano Lapang, Desa Silalahi II, Kecamatan Silahisabungan, Dairi. 

Laporan Wartawan Tribun Medan/ Mustaqim Indra Jaya

TRIBUN-MEDAN.com, SIDIKALANG - Ulos merupakan kain tenun khas Suku Batak, berbentuk seperti seledang. Ulos sering dikenakan saat kegiatan maupun pesta adat.

Di Kabupaten Dairi, tepatnya di Kampung Tano Lapang, Desa Silalahi II, Kecamatan Silahisabungan, masih terdapat perajin yang membuat ulos dengan cara menenun, salah satunya opung Setti br Pintubatu.

Wanita berusia 72 tahun itu, mulai menenun ulos sejak berumur 15 tahun. Hingga kini ia masih telaten menggunakan peralatan sederhana yang terbuat dari bambu dan kayu untuk menenun sebuah kain ulos di teras depan rumah miliknya.

"Mulai kek gini dari umur 15 tahun diajarin mamak," kata opung Setting, Sabtu (15/9/2018).

Ada beberapa motif ulos yang bisa opung Setti kerjakan di antaranya ulos karo, ulos pangiring, ulos gobar, ulos gipul, ulos simakkat, ulos ragi hotang, ulos siatar atar, ulos bittang maratur.

Menurut opung Setti setiap motif memiliki kesulitan sendiri, seperti ulos gipul pengerjaannya bisa memakan waktu hingga satu bulan. Ia menjual ulos tersebut ke tauke dengan harga Rp 1,5 juta.

"Kalau ulos karo mulai dari penyusunan benang sampai selesai bisa dua hari selesai. Yang paling lama, ulos gipul, sebulan pengerjaanya karena sulit," ungkapnya.

Hastag #CrazyRichSurabayan (Orang Superkaya Surabaya) Viral, Netizen Beber Fakta dan Meme Ini

Fakta Anggota TNI Tewas Gantung Diri di Pohon Janggal, Keluarga Merasa Aneh hingga PM Bertindak

Formasi CPNS 2018 - Cek http://sscn.bkn.go.id, Kuota Pemprov Sumut 1.200 CPNS, Deliserdang 750

Pedangdut Duo Serigala Ditolak Kehadirannya ke Binjai, Berikut Alasannya!

Bayi Bermata Satu (Cyclopia) Sudah Dikebumikan Begini Kondisi Terbaru Kedua Orang Tuanya

Hasil tenunan ulos opung Setti, terlihat sangat rapi, tak kalah dengan kain ulos hasil percetakan pabrik.

Selain, opung Setti br Pintubatu, di kampung yang sama Tribun Medan juga menemukan sejumlah wanita yang tengah mempersipkan benang sebelum ditenun menjadi ulos.

Dibiayai Pemerintah Sejak Sekolah Dasar, Kadis Pariwisata Pematangsiantar Rela Bila Harus Dipecat

Malam Minggu, Aquarius akan Menemukan Cinta Baru dan Gemini Ingin Melakukan Hal Romantis

Ada lima tahapan sebelum benang dibuat menjadi salah satu motif ulos, mulai dari mengunggas (benang diberi nasi), benang dijemur, benang digulung menggunakan peralatan kayu sederhana, lalu benang disusun dengan lebar 2 x 1meter sebelum akhirnya ditenun menjadi sebuah kain ulos yang indah dengan berbagai motif.

"Begini lah proses pembuatan tenun ulos, masih sederhana tapi kualitasnya tak kalah dengan hasil percetakan pabrik," kata seorang tokoh pemuda Silalahi II, Bona Agustinus P Batu.

Provinsi Sumut Jawarai Jumlah Aparatur Sipil Negara Terpidana Korupsi Terbanyak di Indonesia

Agus Pranoto Mengaku Mencuri Laptop dan Kamera untuk Beli Sepeda Anaknya 

Bona pun menyebutkan regenerasi penenun ulos ini sudah semakin berkurang seiring berjalan waktu. Dan seharusnya menjadi perhatian pemerintah agar tidak tinggal cerita di masa datang.

Seorang wanita tengah menggulung benang dengan menggunakan peralatan kayu sederhana sebelum akhirnya ditenun menjadi sebuah ulos.
Seorang wanita tengah menggulung benang dengan menggunakan peralatan kayu sederhana sebelum akhirnya ditenun menjadi sebuah ulos. (Tribun Medan/ Mustaqim Indra Jaya)

"Tidak banyak yang bisa jadi penenun ulos, kita lihat saja tadi, kayaknya gampang. Tapi begitu melihat begitu banyak motifnya, semua pasti takjub, karena tingkat kerumitannya tinggi. Apalagi banyak varian motif, tapi dikerjakan hanya menggunakan alat sederhana," pungkasnya.

(ind/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved