BREAKING NEWS: Ratna Sarumpaet Mengaku Rekayasa Cerita Penganiayaan, Ini Motifnya
"Keterangan saya ini akan menyanggah bahwa ada penganiayaan," kata Ratna sambil terisak.
TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA-Aktivis senior, Ratna Sarumpaet membantah bahwa dirinya telah dianiaya seperti yang telah dikabarkan oleh beberapa rekannya sejak kemarin.
Klarifikasi ini disampaikan oleh Ratna di hadapan jurnalis, Rabu (3/10/2018).
Sambil menangis Ratna meminta maaf atas kesalahan yang telah ia lakukan. Ia juga berterimakasih kepada para wartawan karena tidak menjauh dari dirinya meskipun telah melakukan kesalahan.
Ia bercerita, pada tanggal 21 September dirinya mendatangi RS Khusus Bedah dan menjumpai seorang dokter yang selama ini telah ia percaya untuk menjalani operasi sedot lemak.
Menurutnya dokter itu telah membedah dirinya dua atau tiga kali.
"Tanggal 22 saya bangun dengan lebam, tidak seperti biasanya. Saya tanya, 'kenapa bisa begini? Dokter bilang, itu biasa," kata ibunda dari aktris Atiqah Hasiholan.
"Keterangan saya ini akan menyanggah bahwa ada penganiayaan," tambahnya.
Ratna mengatakan, karena mukanya lebam-lebam, ia pun mengarang cerita untuk berkilah dari pertanyaan anak-anaknya.
Selama seminggu, kisah penganiayaan yang dikarang oleh Ratna hanya berputar di lingkungan keluarganya.
Namun, belakangan cerita itu sampai kepada pihak luar dan Ratna pun mengaku kembali berbuat kesalahan dengan tidak mau berterus terang.
"Saya kembali melakukan kesalahan itu," katanya sambil terisak.
Ratna pun meminta maaf kepada pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh kebohongan yang ia karang.
Secara khusus ia meminta maaf kepada Calon Presiden Parbowo Subianto yang telah berbicara di hadapan publik dan meminta aparat keamana untuk mengusut dugaan kasus penganiayaan yang ia alami.
Ratna berharap skandal ini tidak menyurutkan perjuangan mereka dalam Pilpres 2019.
Ini transkrip lengkap pernyataan Ratna:
Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran kawan-kawan wartawan.
Pada saat saya merasa telah melakukan kesalahan, kalian tidak menjauh.
Saya mohon apa pun yang saya sampaikan hari ini sesuatu yang berguna yang membuat kegaduhan dalam dua hari terakhir ini mereda dan membuat kita semua bisa saling memaafkan.
Tanggal 21, saya mendatangi rumah sakit khusus bedah, menemui dokter Sidik Mihardja, ahli bedah plastik.
Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri-kanan saya.
Dokter Sidik adalah dokter ahli bedah plastik yang saya percaya, saya sudah tiga-empat kali ke sana.
Tetapi setelah operasi dijalankan pada tanggal 21, tanggal 22 pagi saya bangun saya melihat muka saya lebam-lebam secara berlebihan, atau secara tidak seperti yang saya alami biasanya.
Waktu dokter Sidik visit, saya tanya ini kenapa begini, dia bilang itu biasa. Intinya begitu, jadi apa yang saya katakan ini akan menyanggah bahwa ada penganiayaan, oke.
Bahwa betul saya ada di dokter Sidik pada hari itu, dan ketika saya dijadwalkan pulang, lebam-lebam di muka saya masih ada, seperti ada kebodohan yang saya enggak pernah bayangkan bisa saya lakukan dalam hidup saya.
Saya pulang seperti membutuhkan alasan pada anak saya di rumah, kenapa muka saya lebam-lebam dan memang saya ditanya kenapa, dan saya jawab dipukul orang.
Jawaban pendek itu dalam satu minggu ke depannya akan terus dikorek, namanya juga anak lihat muka ibunya lebam-lebam kenapa, dan saya enggak tahu kenapa dan saya enggak pernah membayangkan terjebak dalam kebodohan seperti ini, saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita seperti yang diceritakan.
Ada kebenarannya dengan apa yang saya katakan kepada anak-anak saya. Jadi selama seminggu lebih cerita itu hanya berputar-putar di keluarga saya dan hanya untuk kepentingan saya berhadapan dengan anak anak saya, tidak ada hubungannya dengan politik, tidak ada hubungannya untuk luar.
Tapi setelah sakit di kepala saya mereda dan saya mulai berhubungan dengan pihak luar, saya enggak tahu bagaimana saya memaafkan ini kelak, kepada diri saya, tapi saya kembali dengan kesalahan itu bahwa saya dipukuli.
Jangan dikira saya mencari pembenaran, enggak, ini salah.
Apa yang saya lakukan sesuatu yang salah.
Ketika sampai ketemu Fadli Zon datang ke sini, cerita itu yang sampai ke dia. Iqbal saya panggil ke sini, cerita itu juga yang berkembang dalam percakapan.
Dan hari Selasa, tahu-tahu foto saya sudah beredar di seluruh media sosial, saya enggak sanggup baca itu, ada beberapa peristiwa yang membawa saya ke Pak Djoksan (Djoko Santoso), membawa saya ke Pak Prabowo, bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi pada saya, saya juga masih melakukan kebojongan itu, sampai kita keluar dari lapangan polo kemarin, saya tetap diam, saya biarkan semua bergulir dengan cerita itu.
(Di) lapangan polo, saya merasa betul ini salah. Waktu saya berpisah dengan Pak Prabowo, Amien Rais, saya tahu dalam hati ini saya salah, tetapi saya enggak mencegat mereka, itu yang terjadi.
Jadi tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya, dan berkembang seperti itu. Saya tidak sanggup melihat bagaimana Pak Prabowo membela saya dalam sebuah jumpa pers, saya enggak sanggup melihat sahabat-sahabat saya membela saya dalam pertemuan yang digelar di Cikini.
Saya shalat malam tadi malam berulang kali dan tadi pagi saya mengatakan kepada diri saya, setop. Saya panggil anak-anak saya, saya minta maaf kepada anak-anak saya, saya meminta maaf kepada orang-orang yang membantu saya di rumah ini yang selama sekian hari ini saya selalu bohongi.
Bohong itu perbuatan yang salah dan saya tidak punya jawaban bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya.
Mudah-mudahan dengan itu, semua pihak yang terdampak dengan perbuatan saya ini mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa, perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir, untuk itu melalui forum ini juga saya dengan sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo terutama, kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin dengan tulis membela saya, membela kebohongan yang saya buat.
Saya tidak tahu apa rencana Tuhan dari semua ini, tetapi saya berjanji akan memperbaiki semua ini, dan memulihkan perjuangan kami yang sekarang ini sedang terhenyak.
Saya mohon maaf kepada Bapak Amien Rais yang juga dengan sabar mendengar kebohongan saya kemarin dan ikut jumpa pers, saya minta maaf kepada teman-teman seperjuangan di koalisi 02, sekarang ini saya melukai hati kalian, saya ini membuat kalian marah, demi Allah saya tidak berniat seperti itu dan saya berharap Tuhan memberi saya kekuatan kepada kita semua agar kejadian ini tidak mempengaruhi perjuangan kita.
Saya juga minta maaf kepada ibu-ibu, emak-emak, yang selalu menyebut nama saya di dalam perjuangannya.
Aku tahu kalian kecewa, tetapi begitulah hidup kita lihat, bukan bagaimana Anda melihat aku, tetapi bagaimana kita melihat rakyat. Saya ingin tetap emak-emak berjuang di garis itu.
Ratna could be somebody, could be nobody, tetapi kalian adalah emak-emak Indonesia yang terus berjuang.
Aku juga meminta maaf kepada semua pihak, semua yang terkena dampak dari apa yang saya lakukan, saya juga meminta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan suara keras saya kritik, kali ini berbalik ke saya.
Kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan sebuah negeri. Mari kita semua mengambil pelajaran dari semua ini, bangsa kita ini sedang dalam keadaan tidak baik.
Seperti yang saya lakukan ini, seperti yang kita hebohkan selama ini, adalah sesuatu yang tidak penting, mari kita hentikan.
Saya minta maaf saya tidak akan memberikan kesempatan tanya-jawab karena sensitifnya persoalan ini dan saya takut kita jadi salah mengerti.
Saya sudah memberikan pernyataan, tolong itu diterima dengan baik. Dengan adanya klarifikasi ini, saya meminta agar tidak ada lagi polemik setelah hari ini.
Sebelumnya Prabowo Subianto mengatakan, dugaan tindakan penganiayaan yang dilakukan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet merupakan tindakan represif dan pengecut.
Terlebih, dilakukan terhadap perempuan yang telah berusia 70 tahun.
"Menurut kami (penganiayaan) suatu tindakan yang represif, tindakan yang di luar kepatutan, tindakan jelas pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) bahkan menurut saya tindakan pengecut," ujar Prabowo di kediamannya, Jl Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).
Polda Metro Jaya pun telah turun tangan dan melansir hasil penyelidikan viralnya berita pengeroyokan Ratna Sarumpaet.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, polisi telah mendapatkan bukti yang menunjukkan bahwa aktivis Ratna Sarumpaet berada di rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada 21 September.
Ini merupakan hasil penyelidikan polisi atas informasi yang menyebutkan bahwa Ratna dikeroyok di Bandara Husein Sastranegara Bandung pada 21 September 2018 malam.
"Tim dapatkan info bahwa yang bersangkutan pada tanggal 21 September pukul 17.00 WIB beliau di Rumah Sakit Bina Estetika, Menteng. Kami sudah bertemu pihak RS dan mengecek. Ada dua keterangan yamg diberikan itu berbeda," ujar Nico di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/10/2018).
Nico mengatakan, kedatangan Ratna ke klinik kecantikan itu tercatat dalam buku tamu pasien dan terekam kamera CCTV rumah sakit.
Menurut dia, Ratna berada di RS tersebut hingga tanggal 24 September 2018. Ratna meninggalkan RS pada pukul 21.00 WIB.
"Nah sebelumnya yang bersangkutan mendaftar terlebih dahulu pada tanggal 20 September 2018, barulah tanggal 21 September datang ke RS," ujar dia.
Mengenai kabar yang beredar bahwa Ratna menjalani operasi plastik di rumah sakit tersebut, polisi belum dapat memastikan kebenarannya.
Kemudian, mengenai apakah foto wajah bengkak Ratna yang beredar di media sosial merupakan dampak operasi atau dampak pengeroyokan, polisi menyebut masih mendalami hal itu.
"Apabila seseorang alami tindak pidana segera lapor agar kami menerima ini dengan cepat. Soalnya luka itu antara benda tajam, tumpul itu beda semua. Kami masih dalami," kata dia.
Informasi dari kepolisian, berdasarkan agenda kegiatan masyarakat Polda Jabar, tidak ada konferensi negara asing di Jabar pada tanggal 21 September 2018 lalu.
Selain itu tidak terdapat manivest kedatangan-keberangkatan penumpang atas nama Ratna Sarumpaet pada tanggal 21 September.
Dari penyelidikan juga diketahui bahwa rekening bank atas nama anak Ratna Sarumpaet beberapa kali melakukan trasfer ke rekening Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika, yaitu pada tanggal 20, 21, dan 24 September 2018.
Rekaman CCTV juga mengungkap bahwa Ratna Sarumpaet keluar RS Bina Estetika pada hari Senin, 24 September dan menggunakan Taxi Blue Bird.

Hasil penyelidikan pihak RS Bina Estetika terkait kasus Ratna Sarumpaet. (Foto: Dok. Istimewa)

Penyebar berita hoaks akan dikenai Pasal 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana ayat (1) dan (2), juga Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45 (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.
Namun politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahean yang ikut menyebarkan informasi dugaan penganiayaan Ratna tidak takut.
Cuitan terbarunya, Rabu (3/10/2018), Ferdinand mengatakan akan membuktikan siapa yang benar.
''Kita akan buktikan siapa yang berbohong. Tapi emphati itu menunjukkan kita siapa, manusia atau bukan.
Jika RS yang berbohong, kita hukum dia sama2. Tapi jika peristiwa itu benar, kalian mau apa?''
Ini video Ratna berada di RS Bina Estetika:
Sebelumnya Mahfud MD yang awalnya mengetahui kabar yang menimpa Ratna Sarumpaet ini dari Rachel Maryam.
Artis sekaligus politikus dari Partai Gerindra, Rachel Maryam mengunggah kabar penganiayaan yang menimpa Ratna Sarumpaet di akun Twitter pribadinya, Selasa (2/10/2018).
Rachel Maryam menuliskan ucapan kesedihan hingga melaprkan keadaan terkini perihal keadaan Ratna Sarumpaet yang babak belur.
"Innalillahi bunda @RatnaSpaet semalam dipukuli sekelompok orang. Saat ini keadaan babak belur," tulis Rachel Maryam di akun Twitter @cumarachel.
Lantas, Rachel Maryam pun bertanya kepada para pelaku yang tega menganiaya Ratna Sarumpaet.
"Hei kalian beraninya sama ibu2! Apa kalian gak punya ibu? Lahir dari apa kalian?" tanya Rachel Maryam geram.
"Betul pak....qta semua mengutuk ini," komentar netizen dengan akun @1RAWANAJA.
Namun jika itu hanya permainan politik, Mahfud akan mengutuk para pemainnya.
"Itu kita kutuk, kalau benar tetjadi. Tapi kalau hanya mainan politik ya pemainnya yang kita kutuk. Saya baru ketemu seorang dokter ahli bedah. Katanya, luka di kanan kiri kelopak mata agak aneh krn sama. Kita tunggu saja perkembangannya," tulis Mahfud.
Sebelumnya Mahfud mengomentari cuitan Politisi Gerindra Rachel Maryam (@cumarachel) yang mengabarkan bahwa Ratna Sarumpaet telah dianiaya sejumlah orang.
Lebih lanjut, Mahfud MD yakin bahwa dengan profesionalitas pihak kepolisian, maka pelaku akan cepat ditangkap.
"Mudah2an ini tdk benar. Kalau penganiayaan thd @RatnaSpaet ini benar terjadi, sungguh biadab.
Dgn profesionalitasnya polisi akan bs menemukan pelakunya," tulis Mahfud MD.

(ton/tribun-medan.com)

