SD Methodist-An Pancurbatu Tampilkan Permainan Khas Karo di Taman Ismail Marzuki
Karya yang akan dibawakan anak-anak tersebut berasal dari Tanah Karo berjudul Inang-Inang Olo
Penulis: Septrina Ayu Simanjorang |
Laporan wartawan Tribun Medan/ Septrina Ayu simanjorang
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Dalam hitungan hari, Konser Karawaitan Anak Indonesia 2018 akan digelar. Tepat 25-27 Oktober 2018 ini, seluruh anak perwakilan setiap provinsi yang ada di Indonesia akan berkumpul di Taman Ismail Marzuki mengikuti perhelatan tersebut.
Tidak terkecuali Sumatera Utara. Setelah melalui proses penyeleksian yang panjang, SD Methodist-an Pancur Batu terpilih untuk membawa nama Sumatera Utara ke ajang yang digelar oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia itu.
"Sebenarnya banyak sekolah yang mengirimkan hasil karyanya ke Kemendikbud. Setelah itu mereka menyaring. Kemarin di Sumut ada tiga wakil, namun setelah penyeleksian lagi, kami yang terpilih," tutur Pelatih anak-anak SD Methodist-an Pancur Batu Roy Jonsen Girsang.
Karya yang akan dibawakan anak-anak tersebut berasal dari Tanah Karo berjudul Inang-Inang Olo. Ini merupakan jenis permainan masa lampau yang sudah sangat tua.
"Saya saja tidak sempat memainkannya ketika anak-anak
Idenya ini kami dapat dari berbagai literatur tentang sejarah kehidupan masyarakat Karo," katanya.
Sosok Menantu Luhut Pandjaitan Brigjen TNI Maruli Simanjuntak Jabat Kasdam IV Diponegoro
Bandit Jalanan yang Kerap Merampok Penumpang Angkutan di Amplas Ditembak Polisi
Mereka dibantu oleh para penggiat kesenian Karo untuk membentuk karya seni tersebut. Permainan itu akan dipadukan dengan musik dan tarian, sehingga disajikan dalam bentuk teater.
"Anak-anak akan memainkan alat-alat musik tradisional Karo seperti keteng-keteng, kulcapi, balabot, dan rebana. Mereka akan manari sambil juga melantunkan syair-syair Inang-Inang Olo itu," tuturnya.
Sambung Roy, Inang-Inang Olo adalah syair-syair yang dinyanyikan. Ini berisi doa-doa yang dipanjatkan agar hasil panen melimpah ruah.
Dokter Íkhlas Aznan Lelo dari Medan, Pasien Bisa Kena Marah Kalau Tanya Biaya
Pengungsi Palu Diteror Hantu Pokpok di Malam Hari, Begini Tanggapan BPBD Setempat
Pelatih yang sekaligus sebagai guru ekskul di sekolah itu mengatakan, mulai ide karya dikirim hingga keberangkatan mereka ke Jakarta untuk bertanding dengan provinsi lainnya, memakan waktu hingga tiga bulan.
Ia menuturkan, Rabu (24/10/2018) sebanyak delapan orang anak dan dua orang pelatih akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti ajang perlombaan tersebut.
"Sebenarnya tidak diwajibkan setiap sekolah untuk mengirim idenya ke Kemendikbud dalam acara ini. Tapi kami berinisiatif untuk mengikutsertakan anak-anak ini," kata Roy.
Tuan Guru Bajang (TGB) Komentari Pembakaran Bendera di Garut dan tentang Khilafah Begini
Gelandang PSMS Terancam Akhiri Musim Liga 1 sebagai Penghuni Bangku Cadangan
Hal ini dilakukan mengingat candunya anak-anak masa kini terhadap gawai sehingga mudah terpengaruh oleh kebudayaan lain.
"Kami ingin menanamkan kepada anak-anak agar sejak sedini mungkin bisa belajar tentang kebudayaan mereka. Karena mereka adalah penerus bangsa," katanya.
Jubir Tim Kampanye Jokowi-Maruf Sebut Moria GBKP Jadikan Indonesia Kuat
Jabat Kajati Sumut, Fachruddin Prioritaskan Pencegahan dan Tindak Pidana Korupsi
Ia juga berharap apa yang dilakukan saat ini bisa menjadi pengingat kepada anak-anak agar kebudayaan tersebut tidak terkikis oleh kemajuan zaman.