Tuan Guru Bajang (TGB) Komentari Pembakaran Bendera di Garut dan tentang Khilafah Begini

"Saya muslim yang cinta NKRI. Negara bangsa ini bagi saya adalah amanah dari ALLOH yang wajib dijaga dan dikokohkan

Editor: Salomo Tarigan
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) 

Tuan Guru Bajang (TGB) Komentari Pembakaran Bendera di Garut dan tentang Khilafah Begini

TRIBUN-MEDAN.COM - Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) memberikan tanggapan atas pembakaran bendera di Garut oleh oknum anggota Banser.

Menurut TGB Muhammad Zainul Majdi,  dirinya adalah seorang muslim yang mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurutnya TGB Zainul Majdi, kesatuan dan persatuan NKRI lebih penting dibandingkan sistem khilafah.

    
Oleh karena itu, TGB menyebut pemerintahan Republik Indonesia tidak kalah dengan sistem khilafah.

Apalagi diyakininya jika Islam tidak menetapkan suatu bangsa untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan pemerintahan khilafah.

Baca: Jokowi Perjelas Ciri-ciri Politisi Sontoloyo dan Jawab Payung Hukum Dana Kelurahan Rp 3 Triliun!

Baca: Terduga Pembakar Bendera di Garut Buka-bukaan, Ini Alasan Mereka, lalu Minta Maaf

Baca: MA Batalkan 3 Aturan Kontroversial BPJS Kesehatan, Manajemen Dituntut Putar Otak Tanggulangi Defisit

Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi
Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Saya muslim yang cinta NKRI.  Negara bangsa ini bagi saya adalah amanah dari ALLOH yang wajib dijaga dan dikokohkan. Inilah kesepakatan kita sejak para pendiri bangsa. Karena itu saya tidak mendukung ide khilafah.

Saya meyakini, Islam tidak memerintahkan satu sistem pemerintahan tertentu, namun memberi panduan nilai-nilai mulia yang harus terwujud dalam sistem apa pun," tulis TGB melalui akun instagramnya, Selasa (23/10/2018) siang.

"Sistem republik demokratis yang kita sepakati dalam NKRI tak kalah valid dan sahnya dibanding sistem khilafah. Karena nilai-nilai dasar yang diperjuangkan Islam telah ada, utamanya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, syura dan keadilan. Tinggal bagaimana kita mengimplementasikan nilai-nilai itu dalam kehidupan berbangsa," tegasnya.

NKRI menurutnya adalah adalah maslahat nyata, sedangkan khilafah adalah maslahat prediktif. Dipaparkannya, kaidah mengatakan, 'al-maslahah al-mutahaqqiqah an-naajizah muqaddamah 'alal maslahah al-mustaqbalah al-marjuhah', artinya maslahat nyata, jelas dan telah terwujud, didahulukan diatas maslahat prediktif yang belum terwujud.

Namun cinta NKRI menurutnya adalah satu hal, sedangkan membakar bendera yang bertuliskan kalimat tauhid adalah hal lain.

"Bagi saya, perbuatan itu bisa menimbulkan fitnah antar kita. Kalau tidak setuju, lipat dengan takzim dan serahkan kepada aparat," imbuhnya.

Walau tidak disebutkan siapa kelompok dibalik bendera tauhid, TGB secara langsung menyebut kelompok tersebut memanfaatkan kalimat tauhid untuk tujuan kekuasaan.

Sehingga secara langsung TGB mengimbau agar pihaknya tidak melakukan perbuatan tercela.

"Perilaku tercela menggunakan kalimat tauhid untuk tujuan kekuasaan tidak boleh menyebabkan kita ikut melakukan perbuatan tercela. Segala anarkisme akan menghilangkan keadaban publik kita. Tahan diri, perbanyak silaturahmi," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Warta kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved