Perusahaan Ini Jual Tisu Bekas Orang Sakit Seharga Rp 1,1 Juta,Larisnya Minta Ampun, Ini Khasiatnya
Vaev, yang menyebut diri mereka brand kesehatan, membantu orang untuk sakit dengan menjualnya tisu orang asing yang menderita flu.
TRIBUN-MEDAN.com - Kebanyakan orang tidak akan pernah menggunakan tisu bekas bersin orang lain, apalagi membayar Rp 1.1 juta untuk membelinya.
Tetapi satu startup Los Angeles mengklaim telah menjual hampir seribu tisu bekas bersin orang lain kepada orang-orang yang ingin terkena virus flu, sehingga mereka tidak akan terkena dengan sakit serupa di kemudian hari. Apakah itu masuk akal?
Vaev, yang menyebut diri mereka brand kesehatan, membantu orang untuk sakit dengan menjualnya tisu orang asing yang menderita flu.
Tetapi siapa yang waras akan membayar 79,99 dollar untuk benda bekas yang terkontaminasi kuman?
Pendiri Vaev, Oliver Niessen, mengklaim bahwa tisu bekas yang berharga cukup mahal ini dapat dipandang sebagai alternatif dari pengobatan konvensional, untuk mengurangi risiko terkena flu yang sama di kemudian hari.
"Gagasan sederhananya adalah Anda memilih untuk sakit, agar kedepannya Anda tidak akan sakit dengan virus yang sama nanti," kata Niessen kepada TIME Magazine.
"Maksudku, kita menyesuaikan segala sesuatu dalam hidup kita dan kita memiliki segala cara yang kita inginkan, jadi mengapa tidak mendekati penyakit seperti itu juga?"
Cara ini kata Niessen sangat ampuh untuk meminimalkan risiko jatuh sakit ketika kita hendak pergi berlibur.
Anda menggunakan tisu Vaev yang terkontaminasi bersin dan menjadi sakit sekarang daripada berlibur.
Namun alasan ini tidak serta merta disetujui oleh para ahli.
"Ada lebih dari 200 jenis rhinovirus, jadi Anda harus menghirup sekitar 200 jaringan virus ke hidung, untuk mendapatkan virus yang berbeda," ucap Charles Gerba, profesor ilmu mikrobiologi dan ilmu lingkungan di University of Arizona.
Niessen mengklaim perusahaannya memiliki sekitar 10 petugas yang dipekerjakan secara online untuk menghasilkan tisu bekas bersin.
Mereka akan mengirimkan tersebut kepada perusahaan, kemudian dikemas dalam peti tertutup dan mengirimkannya ke pelanggan.
Terdengar cukup aneh, maka tak heran jika banyak orang yang menganggap usaha Vaev sebagai satu hal yang palsu.
"Orang-orang berpikir itu palsu," katanya kepada TIME.