Skripsi #2019GantiPresiden Antar Gadis Ini Jadi Lulusan Terbaik Unpad, IPK-nya 4!
“Saya mengambil tema itu karena gerakan #2019GantiPresiden ramai banget diperbincangkan di media sosial,” ujar Regita.
TRIBUN-MEDAN.com, BANDUNG — Regita Anggia (20) terpilih sebagai wisudawati terbaik Universitas Padjadjaran (Unpad) pada wisuda gelombang II tahun akademik 2018/2019 pada 6 Februari.
Regita lulus dari Program Studi Ilmu Komunikasi dengan IPK 4,00 setelah menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang mengangkat tema gerakan #2019GantiPresiden.
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Sikap pada #2019GantiPresiden sebagai Gerakan Populis terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula Universitas Padjadjaran Melalui Penggunaan #2019GantiPresiden di Media Sosial” tersebut kemudian ramai diperbincangkan.
Itu terjadi setelah Mardani Ali Sera yang kerap menggaungkan gerakan 2019 Ganti Presiden memuji Regita dan skripsi yang ditulisnya di akun Twitter miliknya.
Mardani adalah anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Saya mengambil tema itu karena gerakan #2019GantiPresiden ramai banget diperbincangkan di media sosial,” ujar Regita saat dihubungi Kompas.com melalui telepon seluler, Selasa (12/2/2019).
Karena ramai diperbincangkan di media sosial, dia menilai, fenomena itu layak diteliti secara ilmiah.
“Saya tertarik dengan isu media. Gerakan #2019GantiPresiden pun erat kaitannya dengan media sosial, jadi saya tertarik menelitinya,” kata Regita.
Skripsi itu, lanjutnya, membahas kaitan antara gerakan #2019GantiPresiden dan partisipasi politik pemilih pemula. Dari awal penyusunan bab I hingga akhir diselesaikan dalam waktu 3-4 bulan.
IPK sempurna
Skripsi itu pun mengantarkan Regita lulus dengan IPK sempurna 4,0. Catatan nilainya memang sempurna sejak semester awal.
Dia mengatakan, sejak awal kuliah dirinya sudah termotivasi untuk mengikuti jejak seniornya yang lulus dengan IPK yang sama.
“Aku selalu berupaya yang terbaik di setiap mata kuliah. Aku senang nulis. Apa yang ada di papan tulis, presentasi dosen, atau yang diucapkan dosen, aku tulis,” ungkap Regita.
Dia juga membuat catatan per minggu untuk mata kuliah yang tidak dimengerti. Jika masih ada hal yang tidak dimengerti, dia akan berdiskusi dengan teman-temannya.
Hal tersebut tidaklah mudah untuk Regita pada awal kuliah. Dia sempat merasa berat karena belum terbiasa membaca buku dan memahami banyak teori. Apalagi, dia bukan tipe kutu buku.