Ismi Nursaubah, Bocah Cilik yang Tewas seusai Dipatuk Ular, Paman Korban Sesalkan Tindakan Dokter
"Baru, setelah keponakan saya sesak nafas, baru dokternya sibuk, akhirnya keponakan saya meninggal,” sesal Ibrahim.
"Baru, setelah keponakan saya sesak nafas, baru dokternya sibuk, akhirnya keponakan saya meninggal,”
Ibrahim, paman korban
TRIBUN-MEDAN.com - Ismi Nursaubah (10), warga Kelurahan Sampolangan, Gianyar, Bali, tewas seusai digigit oleh ular, Rabu (27/2/2019).
Tewasnya korban, meninggalkan duka tersendiri bagi sang paman, Ibrahim.
Pasalnya, korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit tersebut nyawanya tidak tertolong lantaran tindakan dari dokter yang menanganinya.
Ibrahim kemudian membawa korban ke sebuah rumah sakit swasta yang dekat dengan lokasi kejadian.
Sesampainya di rumah sakit, Ibrahim mengaku korban tidak segera mendapatkan penanganan.
“Saat di rumah sakit, tidak langsung ditangani. Padahal keponakan saya sudah bilang sakit," kata Ibrahim Rabu (27/2/2019).
"Baru, setelah keponakan saya sesak nafas, baru dokternya sibuk, akhirnya keponakan saya meninggal,” sesal Ibrahim.

Seorang warga berdiri di pintu masuk kamar tidur, tempat bocah SD digigit ular di Warung Makan Taliwang, Kelurahan Sampolangan, Gianyar, Bali, Rabu (27/2/2019) (Tribun Bali / I Wayan Eri Gunarta)
Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan bahwa dokter yang menangani Ismi, justru asyik mengobrol dan main handphone.
“Dokternya, sibuk ngobrol, ada juga yang sibuk main handpone. Seharusnya kalau tidak bisa menangani, segera dong dirujuk ke rumah sakit lain," kata Ibrahim.
Ibrahim juga menjelaskan bahwa tindakan dokter tersebut yang menyebabkan Ismi tewas.
"Kalau saja penanganannya tidak seperti ini, mungkin keponakan saya masih bisa diselamatkan,” kata Ibrahim.
Dalam ceritanya, Ibrahim turut menyesalkan kepergian keponakannya itu.
Menurutnya, Ismi adalah sosok yang cerdas tak baik pada keluarga.