Breaking News

Kisah Heroik Mahasiswi 19 Tahun, Tertikam 8 Kali Demi Selamatkan Nyawa Sahabatnya

Seorang pelajar sebuah universitas di China, mendapatkan gelar sebagai seorang pahlawan.

CCTV
Mahasiswa pemberani bernama Cui Yiwen ditikam sebanyak 8 kali untuk selamatkan sahabatnya dari mantan kekasih. 

TRIBUN-MEDAN.com - Jika kamu berpikir tidak ada pertemanan yang tulus sampai rela menyerahkan nyawanya sendiri demi sahabatnya, maka kamu belum melihat mahasiswi satu ini.

Seorang pelajar sebuah universitas di China, mendapatkan gelar sebagai seorang pahlawan. Pasalnya, perempuan ini membahayakan keselamatannya, untuk melindungi sahabat baiknya.

Ia adalah Cui Yiwen berusia 20 tahun. Ia bersama temannya, Liang Yuying yang berusia 19 tahun, hendak kembali ke asrama usai mengikuti kelas di Universitas Teknologi dan Elektronika Guilin di Guangxi, Minggu (10/3/2019).

Di perjalanan, seorang pria tiba-tiba menerjang mereka dan menebas Liang dengan pisau.

Baca: Pelajar SMK di Medan Labuhan Tewas Ditikam Setelah Bilang Mata Kau Itu

Baca: Tak Rela Ditinggal Mati, Hoo-tang Mengais Tanah dan Mencoba Mengeluarkan Sahabatnya dari Kuburan

Baca: Simpan Ganja 21 Kg di Kos, Mahasiswa USU Ini Diciduk Polisi

Menyadari temannya adalah target yang dituju, Cui segera melangkah maju dan menutupi tubuh temannya, sehingga perempuan 19 tahun itu terlindungi dari pukulan.

Karena aksinya, Cui mendapatkan luka tusukan delapan kali.

Menurut laporan Ningbo Daily, siswa yang berani itu ditusuk di bagian dada, pinggang, perut dan lengannya. Perempuan itu juga membutuhkan operasi darurat pada kantong empedu dan hatinya.

Sementara teman yang dia lindungi ditikam 15 kal. Keduanya selamat dari cobaan yang mengerikan setelah berminggu-minggu dirawat di rumah sakit.

"Saya hanya tahu bahwa jika saya tidak membantunya, dia akan mati," kata Cui pada kepada wartawan.

"Kupikir jika aku tidak tertusuk hati, aku tidak akan mati," katanya.

"Aku benar-benar lupa menutupi hatiku!"

Sebagai putri seorang veteran, Cui mengatakan dia merasa sudah tugasnya untuk melangkah maju.

Ia terinspirasi dari ayahnya, Cui Hongwei, yang sudah mengabdi sebagai tentara selama 28 tahun.

“Wajah anak saya seputih kertas. Tidak ada warna di pipi atau bibirnya,” kata ayah anak itu.

Tersangka berusia 20 tahun, yang diidentifikasi dengan nama keluarganya Liang, segera ditangkap di tempat setelah serangan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved