Ramadhan 1440 H
Kisah Hidup Halim Nasution Terpidana Mati yang Jadi Guru Ngaji dan Tak Pernah Bolong Berpuasa
Saat dijumpai Tribun, penampilan Halim tampak lebih tenang dengan mengenakan baju koko dan kopiah putih, Minggu (12/5/2019).
Penulis: Victory Arrival Hutauruk |
Kisah Hidup Halim Nasution Terpidana Mati yang Jadi Guru Ngaji dan Tak Pernah Bolong Berpuasa
TRIBUN-MEDAN.com- Bagaimana bisa menjalani ibadah Puasa di Bulan Suci Ramadan bila mengetahui hidupnya tinggal menunggu hitungan hari sebagai terpidana hukuman mati.
Ibadah puasa tahun ini menjadi yang keempat kalinya bagi Halim Nasution alias Alem (68) warga asal Tanjungbalai, Asahan menjalani bersama narapidana lainnya di Lapas Kelas IA Tanjung Gusta, Medan.
Halim yang telah divonis hukuman mati pada 2015 lalu akibat terlibat peredaran sabu seberat 20 kg dengan pasal Narkotika pasal 113 ayat (2), pasal 132 ayat (1) UU RI No.35 tahun 2009.
Saat dijumpai Tribun, penampilan Halim tampak lebih tenang dengan mengenakan baju koko dan kopiah putih, Minggu (12/5/2019).
Pertama kali berbincang, Halim menjelaskan dirinya saat ini sudah bertugas sebagai Tamping Lapas (Narapidana yang dipercaya dan seolah dipekerjakan di Lapas) di Masjid At-taubah Lapas Tanjung Gusta.
"Awal mulanya, sebelum saya ditempatkan Medan. Saya udah niat kemanapun saya di kirim saya akan cari Masjid dan akan menjadi pengurusnya. Karena waktu di Tanjungbalai saya ibadah diawasi, cara gerak ibadah saya dibatasi. Salat Jumat saja saya ga dikasih keluar. Saya maklum, mereka tidak berani memberi kebebasan karena saya terpidana hukuman mati," tuturnya.
Gelar Razia Penyakit Masyarakat, Polsek Pancurbatu Amankan 3 Pasangan Bukan Suami Istri
Anggota DPRD Diculik, Junimart Girsang: Boydo Dipukuli di Tempat yang Gelap. .
Waisak Fair 2019 Dimeriahkan dengan Kontes Abang-None,Putra Putri Satya, Bazar dan Hiburan
Gunung Sinabung KembalI Erupsi hingga Terlihat Titik Api, PVMBG Minta Warga Gunakan Masker
Halim menuturkan tugasnya di Masjid yaitu mempersiapkan akan masuknya salat dan mengajar untuk mengaji bagi para narapidana baik yang tua dan muda.
"Di bulan Ramadan ini saya juga punya tugas tambahan itu membagikan takjil bagi narapidana di Masjid," tuturnya.
Ia mengakui waktu hidupnya yang tidak akan lama sempat membuatnya depresi, namun hal itu baginya tidak mengurangi waktu untuk dirinya dekat dengan Allah.
Djarot Ungkap Kejamnya Perlakuan Soeharto Terhadap Makam Bung Karno, Sengaja Ciptakan Suasana Angker
Pelatih Yakin Marcus/Kevin Tak Hilang Motivasi Jelang Piala Sudirman 2019
Pelatih Yakin Marcus/Kevin Tak Hilang Motivasi Jelang Piala Sudirman 2019
"Gimanalah ya saya sebutnya, pasti rasanya sedih ya pasti itu tidak bisa saya pungkiri. Tapi dalam segi ibadah, tak ada halangan, biasa aja. Karena Alhamdulilah ini sudah tahun keempat ini tetap menjalankan puasa," tutur Halim.
Ia mengungkapkan bahwa hal positif yang didapatnya setelah masuk menjadi narapidana memiliki waktu yang lebih banyak untuk menjalankan rukun Islam.
"Sebelum jadi napi, jujur salat dan puasa itu ya cuma diusahakan ajalah, dapat sholat 2 waktu itu pun udah hebat kali. Sesudah jadi napi ini adalah bedanya. Waktu sholat ini lebih efektif, lebih dari 5 waktu justru kadang kita tambah. Insyaallah lebih baik, positif," jelasnya.
Badan Narkotika Nasional Tangkap Pengedar 200 Kilogram Sabusabu Asal Pekanbaru di Bekasi
Mengenal Thomas, Lokomotif Uap Zaman Belanda di Pabrik Gula Poerwodadie
Bahkan tak tanggung-tanggung, Halim mengakui bahwa selama 4 tahun di dalam Lapas dirinya tak pernah sekalipun bolong dalam menjalankan puasa.
"Alhamdulliah kalau kendala saya akui tidak ada. Itulah kelebihan disini, sahur dan buka disini disediakan. Kita terima bersih saja. Lebih tenang di sini. Lebih praktis, tak perlu memikirkan ekonomi. Bahkan saya enggak pernah batal, selama 4 tahun, Allah beri kesehatan terus," tegasnya.