Dampak Erupsi Gunung Sinabung: Abu Vulkanik Tutupi Ladang Warga, Harga Komoditas Pertanian Naik
Abu vulkanik Gunung Sinabung menutupi sebagian ladang masyarakat di Kabupaten Karo. Harga komoditas pertanian merangkak naik.
Abu vulkanik Gunung Sinabung menutupi sebagian ladang masyarakat di Kabupaten Karo. Harga komoditas pertanian merangkak naik.
////
TRIBUN-MEDAN.com - Pascaerupsi Gunung Sinabung yang terjadi pada Minggu (9/6/2019) lalu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Martin Sitepu, mengaku tetap pada rencana awal untuk memulangkan sebagai pengungsi.
Martin menjelaskan, tindakan tersebut sudah sesuai dengan rekomendasi dari pihak vulkanologi, yang menyatakan beberapa desa yang rencananya akan dipulangkan, sudah di luar zona merah.
"Memang dari segi rekomendasi sudah memungkinkan, kemudian secara faktual memang saat ini sudah banyak masyarakat yang kembali ke desanya," ujar Martin kepada Tribun Medan, Rabu (12/6/2019).
Memang, pascaditurunkannya status Gunung Sinabung dari level awas menjadi siaga pada 20 Mei 2019 lalu, sebagian pengungsi direncanakan akan dipulangkan ke desanya.
Adapun daerah yang masuk ke dalam rekomendasi pemulangan, ada di lima desa, yaitu Desa Tiga Pancur, Jeraya, Pintu Besi, Kuta Tengah, dan Kuta Gugung.
"Dari lima desa itu lebih kurang 1070 kepala keluarga yang akan kembali," katanya.
Saat disinggung mengenai beberapa kali erupsi yang terjadi pada satu bulan terakhir, Martin mengatakan hal tersebut tidak mengganggu rencana pemulangan.
Ia menyebutkan, selama masyarakat masih mengikuti rekomendasi dan arahan yang diberikan oleh pihak terkait, maka akan tetap aman.
"Kita sebelumnya sudah ke vulkanologi juga, jadi erupsi kemarin memang normal saja. Sepanjang masyarakat tidak memasuki zona merah, masih tetap aman," katanya.
Berdasarkan rapat yang digelar oleh BPBD dan pihak terkait sebelumnya, para pengungsi sendiri ditargetkan akan dipulangkan pada Oktober mendatang.
Martin menjelaskan hingga saat ini pihaknya mulai melakukan pendataan daerah-daerah yang terdampak.
"Kami sudah melihat daerah-daerah yang akan dipulangkan, cuma memang masih terkendala dana untuk memperbaiki fasilitas umum yang rusak," katanya.
Seorang pengungsi asal Desa Kuta Tengah Linda bru Tarigan, mengungkapkan dirinya memang belum mengetahui secara pasti tentang rencana pemulangan ke kampung. Namun, dirinya mengaku beberapa kali sudah mendengar rencana dari BPBD tersebut melalui media.