Berita Nasional
Komjen Eddy Hartono Sebut Pelaku Ledakan Bom di SMAN 72 Jakarta Terafiliasi True Crime Community
Pelaku ledakan bom di SMAN 72 Jakarta inisial F ternyata ikut dalam sebuah grup ekstremisme bernama 'True Crime Community'.
Ringkasan Berita:
- F, pelaku ledakan bom di SMAN 72 Jakarta ternyata bergabung di grup True Crime Community
- True Crime Community (TCC) adalah sebuah grup atau komunitas daring yang memiliki minat mendalam terhadap kasus-kasus kejahatan nyata yang terjadi di dunia
- Mereka yang bergabung di grup itu cenderung melakukan tindak kekerasan ekstrem
TRIBUN-MEDAN.COM,- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol (Purn) Eddy Hartono mengungkap, bahwa pelaku ledakan bom di SMAN 72 Jakarta inisial F terafiliasi dengan grup ekstremisme bernama 'True Crime Community'.
True Crime Community (TCC) adalah sebuah grup atau komunitas daring yang memiliki minat mendalam terhadap kasus-kasus kejahatan nyata yang terjadi di dunia.
Grup ini sangat terkenal, karena anggota kelompoknya kerap terinspirasi pada berbagai aksi brutal.
Baca juga: Ikuti Sidang Perdana, Eks Kadis PUPR Sumut Menangis saat Bertemu Keluarga di Ruang Sidang
Konten grup ini mencakup tindakan kekerasan yang vulgar dan ekstrem, yang dapat menginspirasi anggota yang rentan untuk meniru perilaku tersebut di kehidupan nyata.
"Kalau di SMAN 72 diketahui Densus (pelaku), dia mengakses kepada grup namanya TCC, True Crime Community," kata Komjen Eddy Hartono, Selasa (18/11/2025).
Untuk mencegah potensi perekrutan ekstremis di kalangan para pelajar, BNPT sedang melakukan pemantauan terhadap konten-konten berbahaya tersebut, guna mencegah radikalisasi dan kekerasan.
Baca juga: Nasib Kawanan Begal Motor Aksinya Menakut-nakuti Korban Pakai Senjata Api Mainan
Hasil Penyelidikan
Berdasarkan hasil penyelidikan BNPT, F meniru prilaku yang terjadi di dalam grup tersebut.
Dalam kajian prikologis, anak berkonflik dengan hukum (ABH) yang meniru perbuatan jahat disebut memetic radicalization atau memetic violence.
Memetic radicalization atau memetic violence adalah sebuah fenomena psikologis, di mana seseorang atau kelompok meniru atau mengadopsi perilaku ekstrem dan kekerasan yang mereka lihat atau konsumsi, biasanya melalui konten-konten yang tersebar di internet atau media sosial.
Baca juga: Daftar Istri Habib Bahar bin Smith Selain Helwa Bachmid yang Mengaku Menderita Ditelantarkan
Istilah ini menjelaskan proses ketika kekerasan atau ide-ide radikal menyebar secara menular seperti meme (gambar, video, atau informasi yang cepat tersebar), sehingga memicu imitasi tindakan kekerasan oleh individu yang terpapar.
Fenomena ini memperlihatkan bagaimana paparan berulang terhadap konten kekerasan dapat mengakibatkan seseorang terpengaruh secara psikologis untuk melakukan tindakan yang sama atau serupa, termasuk tindakan radikal dan ekstrem.
Fenomena memetic radicalization sering dikaitkan dengan risiko radikalisasi yang tidak hanya bersifat ideologis tetapi juga psikologis, di mana perilaku kekerasan menjadi seperti pola yang ditiru (mimetik) oleh individu, terutama mereka yang rentan secara mental dan emosional.
"Jadi dia lebih kepada meniru ide atau perilaku sehingga dia meniru supaya bisa dibilang hebat ya, supaya ada kebanggaan," kata Eddy Hartono.
Baca juga: Pinjam Uang Puluhan Juta untuk Modal Nikah, Pria Ini Ditinggal Kabur Istri 3 Hari setelah Pernikahan
Bertindak Sendiri
Petugas gabungan, polisi dan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) memastikan, bahwa F bertindak sendirian.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri memastikan hal tersebut.
“Dari hasil penyelidikan, anak tersebut merupakan siswa aktif di sekolah dan bertindak sendiri, tidak ada indikasi keterlibatan jaringan tertentu,” jelasnya.
Setelah kejadian, pelaku dibawa ke rumah sakit.
Baca juga: Profil Yasika Aulia Ramadhani, Anak Anggota DPRD Usia 20 Tahun Pemilik 41 Dapur MBG di Sulsel
Ia saat ini dipindahkan dari ruang ICU ke rawat inap Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi menjelaskan ABH telah menjalani operasi dekompresi kepala sebelum akhirnya dipindahkan.
“ABH sudah pindah ke kamar rawat inap di RS Polri, di mana sebelumnya berada di ruang ICU,” ujar Kombes Budi kepada wartawan, Senin (17/11/2025).
Kondisi Korban Lain
Insiden ledakan bom di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) siang mengakibatkan 96 orang menjadi korban luka-luka, terdiri dari siswa dan guru.
Hingga Senin (17/11/2025), 10 orang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit, termasuk pelaku ABH.
- 5 korban dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ)
- 3 korban dirawat di RS Yarsi
- 1 korban dirawat di RSCM
- 1 korban dirawat di RS Polri (ABH)
“Info terakhir masih 10 orang yang rawat inap,” kata Kombes Budi.(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.