Kasus Suap
Kasipidum Kejari Medan: Kasihan Aku Lihat Apriyanto
Isu bola panas yang dilemparkan mantan Wakil Direktur Narkoba Polda Sumut, Apriyanto Basuki Rahmad terkait keterlibatan beberapa
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Isu bola panas yang dilemparkan mantan Wakil Direktur Narkoba Polda Sumut, Apriyanto Basuki Rahmad terkait keterlibatan beberapa petinggi di Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumut, yang melakukan pemerasan terhadapnya terkait kasus yang tengah dihadapinya terus berlanjut.
Kasipidum Kejari Medan Riki Septa Tarigan yang masuk dalam salah seorang pihak yang dituduhkannya sebagai oknum peminta sejumlah uang pun angkat bicara. Ditemui www.tribun-medan.com di kantornya, Riki menjelaskan tuduhan bekas orang nomor dua di Dit Narkoba Polda Sumut tersebut tidak beralasan.
"Kasus ini sudah sangat familiar sampai di Kejagung. Pemantauan pun terus dilakukan. Apalagi banyak pihak yang terus mengikuti kasus ini termasuk pihak kepolisian dan Kajati. Tidak masuk akal saya meminta uang sama dia hanya puluhan juta rupiah. Dan sungguh bodoh jika memang dimintai uang segitu dirinya tidak menyanggupi. Aneh," ujar Riki, Rabu (4/7).
Meski demikian, Riki mengakui Apriyanto ada menemui dirinya dan Kajari Medan, pada saat pemberkasan tahap kedua sekitar tanggal 12 April lalu. Saat itu Riki menjelaskan Apriyanto yang ditemani sang istri hadir untuk meminta bantuan agar dirinya tidak ditahan.
Bahkan kata Riki istri Apriyanto menangis tersedu-sedu di ruangannya agar sang suami urung ditahan dan dibantu penyelesaian hukumnya.
"Setelah dari ruangan saya mereka datang ke ruang pimpinan Kajari meminta hal yang sama. Kajari menelepon saya dan menanyakan kepada saya bagaimana ini. Saya katakan saat itu, kasus narkoba di mana pun dan kapan pun tidak ada tersangkanya yang tidak ditahan. Dan Kajari juga mengakui hal tersebut. Tetapi di hadapan Apriyanto kami berusaha diplomatis," ungkapnya. (Irf/tribun-medan.com)