Ada 24 Air Terjun di Kawasan Air Panas Glugur

Suara deru air sudah terdengar kuat saat wisatawan sampai di pondok penerimaan tamu Air Terjun di Kawasan Air Panas Glugur, Desa Glugur

Tribun Medan / Arifin
Suara deru air sudah terdengar kuat saat wisatawan sampai di pondok penerimaan tamu Air Terjun di Kawasan Air Panas Glugur, Desa Glugur, Batang Serangan, Langkat. 

Laporan Wartawan Tribun Medan / Silfa Humairah

TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Suara deru air sudah terdengar kuat saat wisatawan sampai di pondok penerimaan tamu Air Terjun di Kawasan Air Panas Glugur, Desa Glugur, Batang Serangan, Langkat.

Setelah melewati sekitar 10 kilometer jalan tak beraspal alias gundukan batu besar, suara deru air menjadi angin surga bahwa tempat yang dituju, Air Terjun Satu sudah dekat.

Pasalnya dari simpang Tangkahan, akses untuk menuju kawasan air terjun terbilang ekstrim. Wisatawan mau tak mau harus melewati hutan belantara, kebun sawit berhektare-hektare, hingga jembatan papan tua, karena jembatan yang baru dibangun sudah bablas alias bobrok.

Dan di beberapa kilometer jalan sedang diaspal, sehingga batu hancurnya cukup runcing di tengah jalan. Lengkaplah perjalanan sekitar 15 kilometer menuju air terjun cukup menguras tenaga.

Sesampainya di pondok penerimaan tamu, yang ditandai dengan tanda panah merah di belokannya. Wisatawan bisa mendapatkan jasa pemandu untuk membawa anda menuju objek wisata yang masih berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

Yap, wisatawan yang datang diharuskan memakai pemandu, selain untuk memandu ke tempat objek wisata, pemandu juga yang akan mengeluarkan surat izin (permit) untuk masuk berwisata ke hutan TNGL.

Apalagi, objek wisata Air Terjun Satu di kawasan Air Panas Glugur terbilang baru dan masih belum terekspos karena jaraknya yang jauh dan aksesnya yang ekstrim, jadi jasa pemandu lebih dari dari satu orang sangat direkomendasikan jika tertarik ke tempat ini.

Bukan karena untuk mencapai Air Terjun Satu cukup jauh ke dalam hutan, melainkan medannya yang ekstrim dan tidak tertebak. Dikarenakan air terjun berada di hutan tropis, kawasan hutan hujan, maka akses sering kali tertutup akibat longsor sehingga wisatawan harus berputar melewati akses lainnya, yang hanya diketahui pemandu. Padahal, jika sedang tidak ada longsor, menuju ke Air Terjun Satu hanya 10 menit atau sekitar 100 meter.

Setelah trakking, wisatawan bisa bernafas lega karena langsung melihat air terjun dan bisa langsung melompat bagi wisatawan yang bisa berenang, karena airnya cukup jernih dan segar dengan kedalaman 6 meter.

Di area kolam air terjun juga tidak ada lubang dan batu, sehingga wisatawan yang melompat terbawa arus ke arus sungai tanpa harus terbentur atau tertarik arus lubang di kolam. Jadi cukup aman bermain sepuasnya di sana.

Walaupun sudah bersusahpayah melewati jalan ekstrim, tapi sesampainya di lokasi, wuihh... asrinya bukan main, pemandangan sekitarnya bikin betah. Siapapun pasti betah saat berada di air terjun tersebut.

Irwansyah, Pemandu Wisata menuturkan kawasan TNGL merupakan hutan yang dilindungi sehingga masih banyak tanaman langka seperti Raflesia dan pohon-pohon yang berusia ratusan tahun masih berdiri tegak.

"Objek wisata di sini memang masih baru, tapi turis mancanegara sudah sampai ke sini dan berkunjung hampir setiap minggu. Hal itu dikarenakan kawasan air terjun berada di TNGL yang terkenal memiliki hutan dengan aneka ragam hayati dan fauna yang langka," katanya.

Ia menuturkan, kekayaan kawasan TNGL sekitar Air Panas Glugur juga yang tidak kalah membuat turis tertarik adalah banyaknya air terjun di dalam hutan yang mencapai 24 air terjun.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved