Buah Tangan Pancake Stroberry Brastagi

Biasanya pengunjung datang ke warung Pancake Strawberry ini sebelum atau setelah pulang dari Kota Brastagi menuju kembali ke Medan.

Tribun Medan / Silfa
Kebun Strawberry 

Laporan Wartawan Tribun Medan / Silfa Humairah

TRIBUN-MEDAN.com - Jalan-jajan ke Brastagi, bisa memanfaatkan istirahat di perjalanan dengan mampir di warung Pancake Stroberry di Jalan Jamin Ginting sebelum simpang kantor polisi di Desa Sidebu-debu, lewat Panatapan, Sumatera Utara.

Brastagi yang terkenal dengan kawasan pegunungan yang sejuk menjadi destinasi berwisata alam, pasar buah hingga pemandian air panas buatan seperti Sidebu-debu.

Banyak warga Medan dan sekitarnya menjadikan kawasan ini sebagai destinasi untuk liburan baik di akhir pekan atau hari libur lainnya. Selain jaraknya yang dekat, bahkan bisa ditempuh dengan sepeda motor membuat Brastagi menjadi pilihan untuk berwisata.

Warung Pancake Stroberry menawarkan saos stroberry segar langsung dari kebun yang berada di kanan kiri hingga belakang warung tersebut.

Tekstur pancake legit, lembut dan bentuknya mirip pizza. Ada lingkaran coklat pada pinggirnya kemudian sentuhan stroberry di tengahnya serta parutan keju di bagian pancake pembatas saos cokelat dan stroberry.

Kuliner ini menjadi salah satunya wisata andalan di daerah nan sejuk itu.

Biasanya pengunjung datang ke warung Pancake Strawberry ini sebelum atau setelah pulang dari Kota Brastagi menuju kembali ke Medan.

Pengunjung menjadikan makanan ala Eropa ini sebagai satu buah tangan atau oleh-oleh yang bisa dibawa pulang selain buah dan sayur mayur.

M Ginting, pemilik warung ini telah merintis usaha Pancake Stroberry sejak 2005. Tapi belum dengan fasilitas pondok dan tempat duduk yang luas.

"Memanfaatkan buah strawberry dari perkebunan pribadi, saya memiliki ide mengolah stroberry menjadi selai. Dan menu makanan yang cocok adalah pancake. Kini warung ini selalu ramai dikunjungi wisatawan," katanya.

Menurutnya, selai stroberry yang ia gunakan cukup segar karena diolah dan hanya tahan untuk 2 hari. Jadi pengolahan dilakukan setiap hari dan menggunakan stroberry segar yang masak.

“Kalau untuk strawberry yang kami jadikan selai, buahnya tidak hanya berasal kebun belakang. Kami juga punya stok dari kebun lain. Kalau yang di belakang warung biasanya dijadikan sebagai wisata me­metik buah bagi pengunjung yang berminat,” tambahnya.

Selain selai segar, perpa­duan manis dan asam dari selai coklat dan selai strawberry, serta asin­ dari parutan keju dan olahan adonan gurih yang panas membuat pengunjung ketagihan makan di tempat.

Ginting mengatakan, dalam sehari pihaknya bisa menjual 30 loyang dan bisa mencapai 60 untuk weekend dan hari besar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved