Hari Pahlawan
Indonesia Merdeka Hadiah Jepang? Sejarawan Ini Beber Bukti Mencengangkan
Fakta sejarah yang menilai kemerdekaan Republik Indonesia merupakan 'hadiah' dari Jepang sulit diterima banyak kalangan
TRIBUN-MEDAN.com - Fakta sejarah yang menilai kemerdekaan Republik Indonesia merupakan 'hadiah' dari Jepang sulit diterima banyak kalangan dalam penulisan sejarah.
Namun sebanyak 21 tentara Jepang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Medan bisa membuka perspektif baru.
Apakah sebagai bangsa yang besar kita bisa menerima pahlawan orang Jepang? Kenapa kita tidak jujur menulis sejarah perjuangan bangsa kita sendiri?
Sejarawan asal Sumatera Utara Dr. Phil. Ichwan Azhari membeberkan hasil penelitian yang tidak banyak diketahui dan ditemukan di buku-buku sejarah yang selama ini dipelajari di bangku sekolah.
Ini mengingat terdapat 80 orang serdadu Jepang yang membelot turut membantu perjuangan mengangkat senjata dalam perang kemerdekaan 1945-1949 di Sumatera Utara dan Aceh.
"Ini episode dalam sejarah kemerdekaan Indonesia yang terlupakan. Dari 80 orang serdadu Jepang, 21 diantaranya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di Jalan SM Raja Medan," tulis Ichwan Azhari dalam satu postingan tulisannya di akun Facebook miliknya.
Untuk seluruh Indonesia jumlah tentara Jepang yang "menyeberang" membantu Indonesia dalam perang kemerdekaan ada 324 orang.
"Namun dalam historiografi resmi Indonesia senyap, alpa tak menceritakan mereka," tulisnya lagi.
Ichwan juga menceritakan dalam sebuah pertemuan dengan seorang mahasiswa Jepang yang sedang mengambil program doktor di Nihon University di Jepang.
Dia sedang melakukan penelitian soal keturunan dan kebudayaan Jepang di Indonesia dan bertemu langsung dengan keturunan serdadu Jepang bernama Shichiro Sato yang turut membantu pejuang kemerdekaan.
Schichiro Soto kemudian mengubah namanya menjadi Syafruddin setelah menetap di Medan.
Pertemuan itu juga diceritakan Ichwan dalam postingannya:
Kisah ini patik dapatkan berawal dari Masatahi Ito yang sempat menjadi mahasiswa patik di jurusan Antropologi Sosial pasca Sarjana Unimed tahun 2010-2011.
Dia kandidat doktor dari Nihon University Jepang yang dititipkan Prof.Usman Pelly pada patik karena Ito sebelum promosi doktor diharuskan kuliah bahasa dan kebudayaan Indonesia selama setahun di Medan.
Menjelang kepulangannya ke Jepang patik tugaskan dia ceramah tentang penelitiannya dengan topik "Keturunan dan Kebudayaan Jepang di Medan" pada 18 Maret 2011 di Pascasarjana Unimed.