Eksekusi Rumah Mantan Wali Kota
Diwarnai Tangisan Keluarga RE Siahaan, Pengadilan Terus Eksekusi Rumah
Tangisan keluarga RE Siahaan tidak mampu membendung eksekusi rumah yang sudah dilelang itu.
Laporan Wartawan Tribun Medan/Royandi Hutasoit.
TRIBUN-MEDAN.com, PEMATANGSIANTAR-Rumah RE Siahaan,mantan Wali Kota Pematangsiantar yang menjadi terpidana kasus korupsi, telah disita oleh Pengadilan Negeri Pematangsiantar, Jumat (30/12/2016), meski pihak keluarga melakukan perlawanan.
Polisi yang dipimpin oleh Kabag Ops Pematangsiantar, Kompol Faidil, menarik satu-persatu keluarga RE Siaahan yang terus berusaha menduduki rumah yang berada di Jalan Merdeka itu.
Setelah pihak keluarga berhasil ditarik dari depan pintu, sempat terjadi percekcokan antara anak perempuan dari RE Siahaan dengan polwan yang menariknya. Anak perempuan RE Siahaan menantang para polwan untuk berkelahi.
Setelah keluarga RE Siahaan dipindahkan, Pengadilan Negeri Pematangsiantar pun berhasil membuka pintu utama rumah dengan cara mendobrak. Namun, usaha mendobrak ini membuat beberapa keluarga RE Siaahan yang berada di lokasi menangis histeris.

Anak perempuan RE Siahaan berusaha melawan eksekusi yang dilakukan petugas.
Baca: Rumah Mantan Wali Kota Terpidana Korupsi Hendak Disita, Keluarga Berontak
Walaupun demikian, hal tersebut tidak menghalangi petugas mengeksekusi rumah tersebut. Satu persatu barang-barang dikeluarkan dari rumah mewah itu.
Barang-barang yang dikeluarkan pun cukup banyak. Antara lain adalah furnitur yang mewah dan berukuran besar.
Keluarga RE merasa eksekusi ini salah lantaran rumah tersebut bukanlah salah satu aset RE Siahaan yang diminta disita dalam pengadilan.

Suasana eksekusi sebelum polisi masuk ke rumah RE Siahaan.
"Ini kan enggak ada diminta dipengadilan. Kami sudah memperkarakan ini ke Mabes. Kami tidak terima dieksekusi begini," ujarnya.
Esron Samosir, yang menjadi pemenang lelang atas rumah tersebut mengatakan bahwa dirinya datang untuk mengambil yang menjadi haknya.
"Saya bukan mau buat gaduh. Saya kan datang untuk hak saya. Minggu lalu saya datang. Dia bilang kalau ditunda dahulu, biar enggak malu. Sekarang kami datang mereka malah berbuat begini. Tapi syukurlah udah selesai," ujarnya. (ryd/tribun-medan.com)