Catatan Sepakbola
PSMS dalam Kenangan
Mamek menendang ke pojok kanan gawang Sobur. Bola gantung setinggi dada dan Sobur bergerak ke arah yang salah. Gol! Senayan bergemuruh seakan runtuh.
Penulis: T. Agus Khaidir | Editor: T. Agus Khaidir
BOLA
PEMAIN-pemain PSMS merayakan kemenangan atas Persib pada final Divisi Utama 1984-1985 di Stadion Utama Senayan, Jakarta, 23 Februari 1985.
Bertahun-tahun kemudian, ketika saya mulai bermain sepakbola dan mulai pula mencintai PSMS, saya bukan cuma menyadari betapa sangkaan atas kekonyolan tadi sangat-sangat keliru, lebih dari itu, saya ingin melakukannya. Saya ingin bersorak-sorak dan menangis seperti ayah saya bersorak dan menangis lantaran bahagia menyambut kemenangan PSMS.
Sayangnya tak bisa. PSMS masih ada. Beberapa di antara pahlawan kemenangan PSMS di tahun 1985 itu masih ada. Saya juga masih sering bertemu Amrustian di Kebun Bunga. Amrustian yang sudah dimakan usia namun semangatnya dan cintanya pada sepakbola masih membara. PSMS masih ada. Akan tetapi sungguh terasa asing bagi saya.(t agus khaidir)