Breaking News

Kisah Soeharto yang Jarang Diketahui Orang, dari Ultimatum Bu Tien hingga Memeluk Pria

Mien membatin, "Seandainya orang-orang yang dulu diberi pesan oleh Ibu Tien mendengarnya."

Editor: Tariden Turnip
Dokumen
Presiden Soeharto menangis saat lengser 1998 

TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA -- Dalam sebuah upacara Golkartahun 1996, Ny. Mien Sugandhi yang waktu itu menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Peranan Wanita duduk berdampingan dengan Ny. Tien Soeharto.

Tiba-tiba Ibu Tien berkata, "Tolong katakan kepada ... (ia menyebut salah seorang petinggi Golkar), agar Pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup. Beliau sudah tua."

"Lo, kalau begitu siapa yang mumpuni untuk menggantikan beliau?" Mien Sugandhi terkejut dan bertanya.

Baca: Begini Nasib Komika Ernest Prakarsa setelah Sebut Ustaz Zakir Naik Danai ISIS

Baca: 160 Istri di Desa Ini Ajukan Cerai Bersamaan, Alasannya Mengejutkan

Baca: Astaga, Hanya Bermodal Uang Rp 2000, Pria Ini Sodomi 17 Bocah TK dan SD

Baca: Janda Cantik Diperdaya Pria Kenal di FB Ajak Hubungan Intim, Ngaku Kerja di Kapal Pesiar

Baca: Siswa SMP Bogor Mencari Tuhan ternyata di Brastagi, Kirim Pesan Protes Disebut Hilang

"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh Pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi). Pokoke aku lungo," kata Ny. Tien.

Mien Sugandhi menyampaikan pesan itu kepada orang yang dimaksud, tetapi orang itu tak percaya.

April 1996 Ny Tien benar-benar pergi untuk selama-lamanya. Maret 1998 Pak Harto tetap dipilih menjadi presiden.

Perubahan memaksa Soeharto berhenti. Mien membatin, "Seandainya orang-orang yang dulu diberi pesan oleh Ibu Tien mendengarnya."

Baca: Tumbuhan Liar Putri Malu Sering Diabaikan, Ternyata Punya Khasiat yang Gak Diduga Lho

Baca: Sadis, Polisi Temukan 19 Janin Bayi di Gorong-gorong, Mereka Dibunuh karena Alasan Ini

Baca: BREAKING NEWS: Langkah Kaki 3 Calon Penumpang Garuda Ini Aneh, setelah Digeledah . . .

Baca: Mobil Dinas Wakil Ketua DPRD Goyang-goyang di Pelabuhan, Warga: Kaya Main Kuda-kuda

Mobil Honda CRV pelat merah DP 8 E mojok di ujung Dermaga Tanjung Ringgit, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/3/2017) sore.
Mobil Honda CRV pelat merah DP 8 E mojok di ujung Dermaga Tanjung Ringgit, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/3/2017) sore. (Tribun Timur/Hamdan)

Baca: Jet Li dan Jacky Chan Disebut-sebut Bakal Bintangi Film Kolosal Sulsel

Baca: Pria Ini Posting Chat Rekayasa Kapolri dan Kapolda Jabar, Sebut Naga Mega dan 9 Naga

Baca: Inilah ‘Kesalahan’ KPU DKI yang Tak Mau Dimaafkan Ahok

Baca: Ahok Datang, Acara Maulid Nabi di Asrama Aceh Foba Bubar

Tak selamanya Ny. Tien serius.

Brigjen Eddie M. Nalapraya, mantan wagub DKI, bercerita tentang pengalamannya sewaktu mendampingi Pak Harto memancing di Pelabuhan Ratu. Ketika mobil hendak berangkat, sang nyonya mengetuk kaca persis di posisi Eddie duduk.

"Siap! Saya Bu," kata Eddie setelah kaca diturunkan.

"Jangan memancing ikan yang rambutnya panjang ya!" pesan Ny. Tien.

Hubungan Eddie dan keluarga Soeharto terbilang dekat. Anak-anakSoeharto mudah merajuk kepadanya untuk memintakan izin bepergian kepada ayahnya.

Baca: Lihat Foto Ini, Banyak yang Berharap Tania dan Tommy Kurniawan Tak Berpisah

Tania dan Tommy Kurniawan
Tania dan Tommy Kurniawan (instagram)

Ketika Eddie melaporkan kenaikan pangkatnya, Ny. Tien Soehartolangsung mengambil sapu tangan dan mengelap bintang di pundak Eddie.

"Sungguh, saya terharu. Tidak ada pengawal lain yang diperlakukan seperti itu."

Lain kisah bersumber dari Des Alwi, tokoh pergerakan asal Bandaneira, Maluku. Des mengenal Soeharto ketika ditugasi oleh ayah angkatnya, Sutan Syahrir, untuk melakukan konsolidasi dengan sesama pemuda perjuangan setelah Indonesia merdeka.

Tahun 1949, saat di Yogyakarta, ia sering berdiskusi dengan para pemuda yang bermarkas di Pathuk. Di situlah ia mengenalSoeharto.

"Soeharto cukup akrab dengan pemuda setempat, Faisal Abdaoe, yang kala itu berusia 15 tahun. Saya mendengar suatu saat Soeharto mengajak Faisal naik mobil dan memarkirnya untuk mengamati gerak-gerik tentara Jepang di markas mereka di Malioboro.

Baca: Truk Pembawa Puluhan Motor Honda CBR Terguling Menutup Jalan Tol

Truk pengangkut sepeda motor terguling sebelum gerbang tol Tembalang Semarang, Senin (6/3/2017).
Truk pengangkut sepeda motor terguling sebelum gerbang tol Tembalang Semarang, Senin (6/3/2017). (JASA MARGA SEMARANG)

Baca: China Marah Terhadap Korea Utara, Singgung Ancaman Perang Nuklir

Baca: Sakit dan Jarang Manggung, Bagaimana Cara Julia Perez Mencari Rezeki?

Presenter Julia Perez atau lebih dikenal Jupe saat menggelar konferensi pers terkait dirinya tidak bisa ikut berpartisipasi pada pemilihan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta di TPS 15 RSCM, Jakarta Pusat, Rabu (15/2/2017). Jupe didampingi sahabatnya Yuni Shara yang kebetulan datang untuk menjenguknya, menjelaskan kenapa dia gagal ikut mencoblos. Gara-gara banyak hal yang dia kerjakan sendiri, Jupe tak tahu kalau ada beberapa berkas yang diperlukan untuk mencoblos di tempat yang bukan daerahnya tinggal, Jupe pun tiba-tiba tak kuasa menahan tangis. Tribunnews/Jeprima
Presenter Julia Perez atau lebih dikenal Jupe saat menggelar konferensi pers terkait dirinya tidak bisa ikut berpartisipasi pada pemilihan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta di TPS 15 RSCM, Jakarta Pusat, Rabu (15/2/2017). Jupe didampingi sahabatnya Yuni Shara yang kebetulan datang untuk menjenguknya, menjelaskan kenapa dia gagal ikut mencoblos. Gara-gara banyak hal yang dia kerjakan sendiri, Jupe tak tahu kalau ada beberapa berkas yang diperlukan untuk mencoblos di tempat yang bukan daerahnya tinggal, Jupe pun tiba-tiba tak kuasa menahan tangis. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Tiba-tiba mendekat tentara Jepang yang mencurigai mereka. Segera Soeharto melilitkan kain scarf yang dibawanya, lantas memeluknya seperti orang pacaran.

"Ha, ona aremaska (Hah, ada perempuan ya)?!' teriak serdadu itu sambil berlalu dari tempat itu," cerita Des Alwi.

Soal bahasa, Maftuh Basyuni menceritakan bahwa Pak Harto memiliki kemampuan bahasa Inggris yang bagus.

"Jangan salah. Memang kalau di PBB berbahasa Indonesia demi kebanggaan bangsa." Hal yang sama dikatakan oleh Amoroso Katamsi saat mengikuti aktivitas Pesiden Soeharto untuk melakukan pengamatan sebelum memerankan tokoh itu dalam Pengkhianatan G30S/PKI (Arifin C. Noer, 1984).

Baca: Kisah Ahok yang Tiba-tiba Datangi Wanita Berkerudung Merah Muda lalu Minta Maaf

Baca: Terpesona Keindahan Pulau Dewata, Rombongan Raja Salman Tambah 3 Hari Liburannya

Baca: Geregetan Tak Tahan Lihat Wajah Tampan Murid di Kelas, Guru Kirim Pesan Rahasia, Ternyata Isinya

Baca: 4 Posisi Seks Ini Dijamin Membuat Wanita Anda Klepek-Klepek, Mau Coba Malam Ini?

"Saat menjelaskan soal peternakan sapi di Tapos kepada tamu-tamu dari Australia, ternyata Pak harto berbicara sangat lancar dalam bahasa Inggris," kata Laksamana Pertama TNI ini.

Pak harto pun rajin mencatat. Setiap kunjungan ke daerah ia melengkapi diri dengan buku catatan. Seperti yang diceritakan Try Sutrisno saat melakukan kunjungan incognito selama dua pekan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Tak banyak yang tahu. Bahkan Panglima ABRI pun tidak. Hanya Komandan Paspampres, Komandan Pengawal, dr. Mardjono, dan seorang mekanik."

Baca: Teganya, Pegawai Honorer Ini Sebar Foto Bugil Mantan Pacar yang Masih SMA di Facebook

Baca: Bukan Porno tapi Penduduk Desa ini Memang Selalu Telanjang, Alasannya Unik

Rombongan tidak menginap di rumah kepala desa atau rumah penduduk. Namun tidur seadanya dan tidak ingin diketahui orang.

"Sangat prihatin tapi saya melihat Pak harto sangat menikmati perjalanan keluar masuk desa itu," cerita Try. Seluruh hasil kunjungan dicatat di buku yang selalu dibawa Pak Harto.

Masih banyak kisah-kisah menarik dan humanis dalam buku setebal 603 halaman dari tuturan 113 narasumber ini.  (Agus Surono)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved