Kunjungan Raja Arab Saudi
Simak Alasan Raja Salman Perpanjang Masa Liburan di Bali
Pesona alam Bali benar-benar memikat Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud. Ada alasan di balik keputusan memperpanjang masa libur.
TRIBBUN-MEDAN.com - Pesona alam Bali benar-benar memikat Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud. Terbukti, Raja Salman memperpanjang masa liburannya di Pulau Bali.
Baca: Mengagetkan, Selagi Masih Hidup Jupe Tagih Janji Ahok, Akun Instagramnya Mendadak Dijejali Haters
Baca: Menilik yang Terjadi ketika Ahok dan SBY Kebetulan Bertemu di Sebuah Pesta Perkawinan
Baca: Tuai Kritik nan Menohok, Begini Cara Anak Ustaz Arifin Ilham Menanggapinya
Menurut Kabid Humas Polda Bali AKBP Hengki Widjaja, Raja Salman betah di Bali karena faktor cuaca yang cocok.
"Menurut duta besar Arab Raja Salman betah di Bali karena cuacanya cenderung stabil," kata Widjaja kepada Kompas.com, Selasa (7/3/2017).
Selain faktor cuaca, Raja Salman juga menyukai keindahan alam khususnya pantai di Bali. Raja Salman memperpanjang masa liburannya di Bali dari rencana semula 4 - 9 Maret 2017. Diperpanjang sampai 12 Maret.
Sehubungan dengan perpanjangan rencana masa liburan Raja Salman, Widjaja mengatakan tidak ada perubahan skenario khusus berkaitan dengan Pengamanan.
"Jumlah personelnya tetap, hanya waktunya saja yang diperpanjang," kata Widjaja.
Tebing dan Sunset Uluwatu, Kawasan Eksotik Pilihan Raja Salman
Kawasan Pura Uluwatu yang berada di wilayah Desa Pecatu Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Bali, rencananya menjadi tujuan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulazis Al-Saud saat berlibur di Bali.
Pura tersebut mempunyai keunikan karena berada di ketinggian 97 meter dari permukaan laut dengan tebing berbatu yang menghadap laut lepas.
Saat yang tepat untuk kawasan Puri Uluwatu adalah pada saat matahari terbenam. Apalagi di kawasan tersebut pada sore hari juga digelar tari kecak di panggung terbuka dengan latar belakang laut lepas.
"Jika Raja Salman memang benar akan datang Uluwatu, beliau bisa melihat pementasan tari kecak dengan latar belakang laut lepas yang indah dan sunset yang sempurna," ungkap I Made Sumarta, Kelian Desa Adat Pecatu kepada Kompas.com Senin (6/3/2017).
Tari Kecak akan dimulai sekitar pukul 18.00 Wita bersamaan dengan waktu matahari terbenam.
Tarian tersebut dibawakan oleh puluhan laki-laki tanpa menggunakan alat musik dan sebagai gantinya mereka mengeluarkan suara secara bergantian sebagai latar bunyi tarian mereka.
Menurut Made Sumarta, Puri Uluwatu dibangun sekitar tahun 1800-a dan menjadi bagian sangat penting bagi umat Hindu di Bali. Pura tersebut juga digunakan untuk memuja pendeta Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali pada akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan moksa atau ngeluhur di daerah Uluwatu. "Ngluhur" kemudian diambi menjadi nama pura yaitu Pura Luhur Uluwatu.
"Jika Raja Salman berencana akan datang ke Uluwatu nanti hanya diperkenankan di kawasan luar Pura Uluwatu karena di bagian dalam hanya untuk persembayangan. Hal ini juga berlaku untuk wisatawan lainnya," ujar dia.
Ia menambahkan, dalam satu hari rata-rata 8.000 wisatawan baik mancanegara dan domestik yang berkunjung ke kawasan Puri Uluwatu.
"Waktu terbaik datang ke Uluwatu adalah siang menjelang sore," ucapnya.
Untuk masuk ke kawasan Uluwatu, wisatawan membayar tiket sebesar Rp 20.000 dan Rp 100.000 untuk melihat tari Kecak.
Saat berkunjung ke kawasan Puri Uluwatu, wisatawan disarankan menggunakan pakaian sopan. Di bagian pintu masuk juga disediakan kain panjang untuk para wisatawan.
"Mereka yang menggunakan celana pendek akan diminta untuk menggunakan kain panjang yang sudah disediakan. Atau bisa menggunakan kain untuk ikat pinggang,"" jelas Kadek, pemandu wisata kepada Kompas.com.
Untuk perempuan yang sedang menstruasi juga dilarang masuk ke wilayah bagian dalam pura. Mereka yang berwisata di kawasan Pura Uluwatu bisa menyusuri jalan dan menikmati pemandangan tebing batu yang indah.
Ada juga hutan kecil yang disebut alas kekeran dengan ratusan monyet yang tinggal di dalamnya.
"Tidak jarang monyet-monyet tersebut keluar dari hutan dan berinteraksi dengan para wisatawan. Jadi kami selalu mengingatkan wisatawan agar menyimpan barang-barangnya seperti kacamata,handphone atau dompet agar tidak diambil oleh monyet. Serta dilarang keras memberi makan monyet liar," kata Kadek.
Raja Salman dan rombongannya akan berlibur di Bali tanggal 4-9 Maret 2017 dan menginap di kawasan Nusa Dua Bali salah satunya adalah di Hotel St Regis Bali. Disebut-sebut, Raja Salman akan mengunjungi kawasan Garuda Wisnu Kencana, kawasan Puri Uluwatu dan Puri Ubud Gianya Bali.
(Kompas.com/Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati)